Gulma Tumbuh subur di WGM Wonogiri, Begini Efeknya - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

Gulma Tumbuh subur di WGM Wonogiri, Begini Efeknya – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri. (Spesial/Instagram @jo.chryst)

Solopos.com, WONOGIRI — Jumlah gulma di perairan Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri semakin meningkat dari tahun ke tahun. Banyaknya gulma menyebabkan nelayan kurang optimal dalam menangkap ikan di perairan WGM.

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan Solopos.comGulma di perairan WGM, seperti mimosa atau membuka, rumput air dan rambutan rambutan. Sejauh ini, kemunculan pertama gulma di perairan WGM masih belum diketahui. Namun yang pasti, dari tahun ke tahun jumlah tumbuhan yang dianggap mengganggu aktivitas penangkapan ikan semakin meningkat.

Action Rekomendasi merk jeans pria dan wanita terbaik, murah banget!

Berdasarkan data Dinas Perikanan dan Peternakan Kelautan (Dislapernak) Wonogiri, gulma banyak dijumpai di wilayah selatan WGM, yaitu kecamatan Eromoko dan Baturetno.

Catur Wuryaningsih Margihastuti, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Dinas Peternakan Wonogiri, mengatakan keberadaan gulma di perairan WGM tumbuh secara alami dan terus berkembang.

“Saya tidak tahu apakah gulma akan mulai tumbuh. Yang tahu pasti mungkin nelayan di daerah itu,” kata Catur saat dihubungi Solopos.comJumat (12/8/2022).

Baca Juga: Penangkapan Ikan Turun, Banyak Nelayan WGM Wonogiri Ganti Profesi

Fendri Ferdian, Kasubag Pelayanan Air dan Sumber Daya Air III/1 Perum Jasa Tirta (PJT) I mengatakan, gulma banyak ditemukan di Baturetno dan Eromoko. Selain itu, gulma sering ditemukan di dekat bendungan.

“Kami memotong batang di dekat bendungan, tetapi mereka muncul kembali. Ternyata jika dia hanya memotong ujungnya, dia tidak bisa mati. Jadi harus disosialisasikan sampai ke akar-akarnya,” ujarnya.

Menurut dia, perkembangbiakan gulma di perairan WGM berasal dari hulu sungai. Biji gulma mudah terbawa. Tanah sedimen juga mempengaruhi pertumbuhan gulma. Saat air surut, benih gulma yang tertinggal di tanah sedimen mulai tumbuh.

Dia mengaku tidak tahu pasti kapan gulma itu pertama kali ada. Belum ada penelitian atau penelitian tentang prevalensi gulma di perairan WGM.

Baca Juga: Penangkapan Ikan di WGM Wonogiri Terus Menurun, Nelayan: Tidak Biasa!

“Hingga saat ini keberadaan ilalang mengganggu kawasan hilir. Tidak ada masalah ikan. Jika nelayan menemukan masalah karena jaring kerimpet dan pukul dengan duri sehingga Anda tidak perlu melihat ke sana. Saya tidak ingin fokus pada pengendalian gulma. Tapi prioritas sebenarnya ada pada petani, yang akan menanam tanamannya saat air surut. Sebenarnya kegiatan ini tidak diperbolehkan karena ketika air naik, tanaman pertanian mereka justru membawa sedimen,” tambahnya.

Ketua kelompok nelayan Mina Tirta Wuryantoro Maryadi mengatakan, gulma paling banyak ditemukan di perairan WGM membuka. Tidak hanya merusak alat tangkap nelayan, dia juga mengakui keberadaan Oset sebagai surganya ikan.

“Jika alat tangkap rusak dan masih digunakan untuk menangkap ikan, otomatis ikan yang ditangkap akan berkurang. Kecuali nelayan yang bermodal besar. Setelah alat rusak, baru beli alat baru. Nelayan yang tidak punya banyak modal mengandalkan alat seadanya,” kata Maryadi.

Source: www.solopos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button