"Gerakan Nol Sampah Anorganik" secara signifikan mengurangi volume sampah di Yogyakarta |Republika Online - WisataHits
Yogyakarta

“Gerakan Nol Sampah Anorganik” secara signifikan mengurangi volume sampah di Yogyakarta |Republika Online

“Gerakan Nol Sampah Anorganik” secara signifikan mengurangi volume sampah di Yogyakarta |Republika Online

Pakar UGM menawarkan konsep fair waste paymentSebagai pelengkap gerakan Zero Anorganic Waste, pakar UGM ini menawarkan konsep sampah berbayar yang cukup.

Berkunjung ke Bank Sampah SMAN 2 Lintaubuo, Butuh Mesin Penghitung SampahSampah merupakan masalah umum saat ini. Sampah juga merupakan sumber penyakit.

Jaga kebersihan kota wisata, Yogyakarta kena denda karena buang sampah anorganik sembaranganJaga Kebersihan Kota Wisata, Yogyakarta Ditenda Pembuangan Sampah Anorganik Sembarangan TempoTravel

Bagaimana Kota Bandung dan Pulau Bali Ciptakan Kawasan Tanpa SampahKota Bandung dan Pulau Bali berambisi untuk mewujudkan Zero Waste City. Dimulai dengan memisahkan sampah dari sumbernya. Majalah Tempo

3 gerakan Jennifer Bachdim untuk mengatasi posisi sungsangJennifer Bachdim membagikan tiga jenis latihan yang dilakukannya untuk mengubah posisi bayi sungsang

Betul, Guru Besar Riset Gerakan UNSBenar, Riset Guru Besar UNS tentang Gerakan Let’s Scrape Bisa Atasi Nyeri Otot TempoCekFacts CheckFacts

REPUBLIKA.jogja.Tidak hanya di lingkungan atau di rumah-rumah, tetapi juga di tempat-tempat umum.TEMPO.

CO.ID, YOGYAKARTA – Gerakan nol sampah anorganik di Kota Yogyakarta sudah berjalan hampir dua minggu. Januari 2023, gerakan ini berdampak pada pengurangan volume sampah, khususnya yang dibuang di TPA Piyungan. Salah satunya mengelola bank sampah. Subkoordinator Kelompok Zat Penanganan Sampah, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Mareta Hexa Sevana mengatakan, penurunan volume sampah yang dibuang di TPA Piyungan cukup signifikan.Kepala Pusat Studi Lingkungan Universitas Gadjah Mada (PSLH) UGM) Yogyakarta Pramono Hadi menawarkan konsep sampah berbayar secara berat atau volume untuk melengkapi gerakan nol sampah anorganik di kota Yogyakarta. – Rata-rata mencapai 15 ton per hari. Walikota II Yogyakarta nomor 660/6123/SE/2022 tentang Gerakan Bebas Sampah Anorganik.

Namun angka tersebut belum mencerminkan jumlah total sampah yang berkurang di Kota Yogyakarta. Kalau sampah sedikit ya bayar sedikit. Selain syarat masuk sekolah Adiwiyata, bank sampah juga untuk pelaksanaan salah satu program kurikulum Merdeka yang mempertimbangkan rekapitulasi volume sampah yang dikirim ke TPA Piyungan pada akhir bulan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Harapannya setelah satu bulan penjumlahan akan terlihat penurunan yang signifikan,” kata Mareta kepada Republika, Kamis (12/1/2023). Baik untuk kompos maupun sampah yang bisa bernilai ekonomi. DLH Kota Yogyakarta, Sugeng Darmanto juga mengatakan ada penurunan jumlah sampah sekitar 15 ton per hari sejak dicanangkannya Gerakan Nol Sampah Anorganik di lapangan.

“Volume sampah berkurang. Ini awal yang bagus,” kata Sugeng. Di sisi lain, masyarakat juga tidak peduli dengan pengendalian sampah karena toh mereka mampu,” ujarnya. “Jadi sampah organik dan anorganik akan dipisahkan. Jumlah ini, kata dia, berdasarkan perhitungan total volume sampah dari Kota Yogyakarta yang dibawa ke TPA Piyungan, sehingga pengurangannya tidak dirinci per jenis sampah organik. , sampah anorganik dan sisa sampah . Sebelum adanya Gerakan Nol Sampah Anorganik di Kota Yogyakarta, volume sampah yang dibawa ke TPA Piyungan mencapai 260 ton per hari. 55 persen dari jumlah tersebut merupakan sampah organik dan 45 persen lainnya merupakan sampah anorganik. Awal tahun ini, implementasi gerakan zero waste di kota Yogyakarta dimulai dengan edukasi ulang seputar mobil keliling kota Yogyakarta.

Meski demikian, Sugeng mengakui jumlah sampah yang dibuang di TPA Piyungan masih bercampur antara sampah organik dan anorganik karena masyarakat masih diperbolehkan membuang sampah sisa seperti popok, pembalut, dan sapu tangan. Mensosialisasikan gerakan nol sampah anorganik di kota Yogyakarta yang saat ini sedang digencarkan namun belum dilakukan sejak Covid-19 beberapa tahun yang lalu, diharapkan kedepannya masyarakat akan terbiasa memilah dan mengolah bahan organik dan anorganik. limbah. Sampah terus berjalan beriringan untuk membiasakan perubahan perilaku dalam pengelolaan sampah,” ujar Sugeng. Sedangkan untuk limbah B3, atau bahan beracun dan berbahaya seperti barang elektronik bekas, sprei, obat-obatan, lampu, masker atau baterai.

BACA JUGA: Ikuti Seri Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest, klik di sini Terkait Yogyakarta Siapkan Pabrik Pengolahan Sampah Terpadu di Jawa Tengah dan Jawa Timur Volume sampah di Yogyakarta berkurang 15 ton per hari

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button