Filosofi Ritual Laut Pangandaran, Bentuk Syukur dari Laut Selatan - WisataHits
Jawa Tengah

Filosofi Ritual Laut Pangandaran, Bentuk Syukur dari Laut Selatan

Pangandaran

Iman kepada penguasa Laut Selatan masih sangat kuat di Kabupaten Pangandaran. Misalnya, ada nelayan yang masih percaya bahwa hasil tangkapan laut yang didapatnya merupakan campur tangan penguasa lautan.

Oleh karena itu, untuk menjamin keselamatan saat mencari nafkah di laut, para nelayan mengadakan ritual Hajat Laut setiap tahun. Pementasan biasanya dilakukan pada hari Kamis sebelum malam Jumat Kliwon, awal bulan Muharram atau bulan Suro (penanggalan Jawa).

Menurut buku Pangandaran dari waktu ke waktu oleh Prof. Dr. Bagi Nina Lubis, alasan keberadaan Hajat Laut sangat sederhana, yaitu untuk mempersembahkan sesajen sebagai perwujudan rasa syukur dan terima kasih kepada penguasa pantai selatan atas segala kekayaan dan kemakmuran yang dilimpahkan kepada para nelayan selama ini.

Kepala Lembaga Adat Kabupaten Pangandaran Erik Krisna Yudha mengatakan, ritual Hajat Laut merupakan turunan dari Hajat. leuweung (Hutan).

“Karena sesaji yang dibuang ke laut adalah hasil dari bertani dan bercocok tanam,” kata Erik detikJabar. Selasa (9/8/2022).

Menurutnya, Hajat Laut merupakan akulturasi budaya yang berasal dari basah (Jawa), karena budaya asli Sunda tatan atau pertanian.

“Tapi eksodus penduduk dari basah (Jawa) yang datang ke Pangandaran menyatukan budaya dalam sebuah ritual budaya,” katanya.

Erik mengatakan: Hajat Laut adalah tradisi lama di Pangandaran sebagai tanda syukur kepada Yang Maha Kuasa.

Hajat Laut artinya Hajat = terbagi menjadi dua kata dalam bahasa Sunda kahayang, pamaksadan (Keinginan), sedangkan laut adalah ciptaan Yang Maha Kuasa berupa air yang luas.

“Hajat Laut bisa diartikan sebagai niat syukur dan keinginan kepada Yang Maha Kuasa,” ujarnya.

Dari bentangan pantai Pangandaran sepanjang 91 km, pelaksanaan Hajat Laut biasanya dilakukan di pantai Karapyak, Pangandaran, Bojes, Batukaras dan Madasari. Ritual ini biasanya dilakukan bersamaan pada hari yang sama di bulan Muharram.

“Tapi sekarang sudah diatur pelaksanaannya, sekarang sudah masuk agenda sebagai show di destinasi wisata,” kata Erik.

Menurut Erik, ritual Hajat Laut menjadi daya tarik wisata karena di dalamnya ada ritual membawa dongdang (parade), dan alam dongdang berisi hasil pertanian antara lain pisang, buah-buahan, tumpeng, yang dibawa ke tepi pantai untuk kemudian ditampung. perahu yang akan ditaruh, lalu dilarung. dibawa ke laut

Dalam Larung terdapat makna sebagai bentuk rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa, bertakwa kepada Yang Maha Kuasa dan mempunyai fungsi yang transenden, seperti melalui Larung Sasajen (menyesal sesaat). “Sa Ajen ari sa tea one, Ajen tea agemanFilosofinya berkaitan dengan keesaan Allah SWT,” kata Erik.

Erik mengatakan Hajat Laut telah banyak berubah karena budaya yang dinamis tergantung pada pemain pada zamannya. “Hajat Laut sekarang sudah menjadi konsumsi masyarakat karena ada unsur religi, ada Tabligh Akbar, peringatan pantai yang digagas Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata,” ujarnya.

Dulu, Hajat Laut seharusnya berterima kasih kepada penguasa pantai selatan. Namun kini kepercayaan itu menjadi bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

“Tapi sekarang sudah beres dan sudah disepakati mau mengucapkan terima kasih,” kata Erik.

“Saat ini niatnya sedang diluruskan, tidak mengetahui niat masing-masing individu, bahwa ada kepercayaan bahwa larung dipersembahkan dengan membawa tentang (air) dari tengah laut mandi (mandi) ke perahu, suara penuh harapan (Harapan) tidak mahakuasa,” kata Erik.

Permintaan kepada penguasa pantai selatan itu diralat dengan menjadi simbol. “Karena nilai budaya harus dibudayakan. Karena niat nelayan untuk membuat perbedaan, entah karena rasa syukur atau karena keinginan,” katanya.

Puncak Hajat Laut adalah pentas seni dan berbagai perlombaan, serta berbagai perayaan lainnya.

(lezat enak)

Source: www.detik.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button