Fakta Unik Lambang Kota Surabaya
Surabaya adalah kota pahlawan yang dikenal dengan lambang Suro dan Boyo. Kedua hewan ini saling berhadapan dan mengapit Tugu Pahlawan. Simbol khas kota Surabaya dengan kombinasi warna kuning dan biru memberikan kesan solid dari masing-masing warna tersebut yang wajib Anda ketahui.
Bukan sembarang simbol, ternyata ada cerita sejarah di baliknya lho. Penasaran dengan fakta unik simbol kota Surabaya? Simak ulasan berikut ini.
1. Lambang Surabaya tidak mencantumkan nama kota dan semboyan
lambang kota Surabaya (dokumen pribadi/Susi Yanti Nurraini)
Fakta unik yang pertama adalah bahwa lambang kota Surabaya merupakan satu-satunya lambang kota di Indonesia yang tidak memiliki nama dan motto kota. Sedangkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2007, Pasal 6(2), tertulis sebagai berikut.
Desain logo daerah disesuaikan dengan isi logo yang menggambarkan potensi daerah, harapan masyarakat daerah dan motto untuk mewujudkan harapan tersebut.
Oleh karena itu, berdasarkan SK pemerintah di atas, lambang Kota Surabaya yang terdiri dari Suro, Boyo dan Tugu Pahlawan dianggap belum mencerminkan potensi kota dan harapan masyarakat setempat. Namun faktanya, lambang kota Surabaya masih digunakan hingga saat ini dan bisa Anda temukan di beberapa tempat di kota Surabaya.
2. Menyaksikan perubahan citra lambang kota Surabaya sebanyak tiga kali
Perubahan lambang kota Surabaya pada tahun 18 48-sekarang (staf doc./Susi Yanti Nurraini)
Sebelum dikenal sebagai lambang Kota Surabaya saat ini, terdapat 3 perubahan dari lambang Kota Surabaya sebelumnya. Dari tahun 1848 hingga saat ini telah terjadi perubahan lambang kota.
- Lambang Surabaya tahun 1848
Lambang Surabaya adalah yang pertama menggunakan citra hiu dan buaya. Hiu dan buaya ditampilkan berjajar dengan posisi kepala yang berbeda. Simbol ini dapat ditemukan pada prasasti pada peringatan sepuluh tahun St. Cecilia, juga di surat kabar Soerabaiasche Courantdan ornamen Menara Pengawal Sjahbandar di eks Pelabuhan Kalimas depan Pasar Tol.
- Lambang kota Surabaya pada masa penjajahan Belanda tahun 1906
Simbol ini dimulai dengan kata-kata Soera Ing Baia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa dan berarti berani melawan bahaya. Bentuk lambang mirip dengan simbol di Eropa (khususnya Belanda), terdiri dari dua singa yang memegang gambar Suro dan Boyo dalam perisai.
- Lambang Kota Surabaya tahun 1934
Simbol ini digunakan ketika Surabaya adalah ibu kota tempat tinggal. Lambang ini dibingkai dengan perisai yang melambangkan Surabaya sebagai pintu gerbang para pendatang ke Kerajaan Majapahit.
- Lambang Surabaya sejak tahun 1955
Pada ikon ini terdapat gambar Tugu Pahlawan, yang melambangkan kepahlawanan putra-putri Surabaya dalam mempertahankan kemerdekaan. Arti lukisan ikan suro dan boyo Suro Eng. Boyo melambangkan sifat berani dan tidak takut menghadapi bahaya.
Lanjutkan membaca artikel berikut
Favorit Editor
Baca Juga: 5 Kisah Unik Wisata Sejarah di Surabaya, Beberapa Di antaranya Sudah Tersampaikan
3. Menggunakan lambang binatang Suro dan Boyo sebagai lambang kota Surabaya
Patung Suroboyo (dokumentasi pribadi/Susi Yanti Nurraini)
Suro dan Boyo yang menjadi simbol kota Surabaya bertebaran dimana-mana. Bahkan terdapat patung Suro dan Boyo di tiga tempat di Surabaya seperti:
- Depan Kebun Binatang Surabaya (KBS), Jalan Diponegoro No. 1B Surabaya Selatan
- Pusat Kota Surabaya, Jalan Gubeng Pojok No.5 Genteng
- Pantai Kenjeran, tepat di Jalan Pantai Kenjeran
Lambang Suro dan Boyo juga mencerminkan masyarakat Surabaya yang memiliki jiwa pemberani dan tidak takut akan hal-hal yang berbahaya. Ini memperingati keberanian pemuda pada peristiwa bersejarah 10 November.
4. Mitos Suro-Boyo dalam Lambang Kota Surabaya
Bola Batu dengan Lambang Sejarah Kota Surabaya (dokumen pribadi/Susi Yanti Nurraini)
Mitos tentang Suro dan Boyo sudah banyak didengar oleh masyarakat khususnya masyarakat Surabaya. Mitos ini bermula dari pertarungan antara penguasa lautan (Suro) dan daratan (Boyo) yang dipicu oleh perebutan wilayah.
Untuk mengakhiri perselisihan tersebut, perdamaian dilakukan dengan menggabungkan nama Suro dan Boyo, yaitu Suroboyo atau Surabaya. Mitos ini muncul karena pengaruh agama Buddha Mahayana dalam sejarah Kuntjarakarna sejak abad XII-XIII. Relief cerita tersebut terletak di Kediri, tepat di dinding Gua Seangleng di Gunung Klotok.
5. Ada juga lambang kota Surabaya di Busan, Korea Selatan
Patung Surabaya (surabaya.go.id/Pemkot Surabaya)
kota saudara, ini adalah nama antara Surabaya (Indonesia) dan Busan (Korea Selatan) yang telah bekerja sama sejak tahun 1994. Dalam rangka mempererat kerjasama yang telah membawa banyak prestasi dan manfaat satu sama lain, Tri Rismaharini yang saat itu menjabat Wali Kota Surabaya bersama Hur Nam Sik sebagai Wali Kota Busan saat itu membuka landmark kota Surabaya di Busan, Selasa (1/ 7/2014). diresmikan.
Patung Suro dan Boyo adalah karya seniman lokal Surabaya, Agung Tato. Patung ini terbuat dari perunggu dengan tinggi 2,6 meter, diameter 0,75 meter dan dilengkapi tatakan bundar dengan diameter 3 meter.
Wow, ternyata lambang kota Surabaya itu unik! Jika Anda ingin melihat sejarah perubahan simbol ini, Anda dapat menemukannya di halaman depan Gedung Grhadi, Surabaya.
Baca Juga: 6 Tempat Bersejarah Dekat Surabaya Square, Jalan Kaki Saja
Komunitas IDN Times adalah media yang menawarkan platform untuk menulis. Semua karya tulis adalah tanggung jawab penulis sepenuhnya.
Source: news.google.com