Praktik Mahasyahdu Titi di Situs Warungboto, Potret Kehidupan Perempuan • Radar Jogja - WisataHits
Yogyakarta

Praktik Mahasyahdu Titi di Situs Warungboto, Potret Kehidupan Perempuan • Radar Jogja

RADAR JOGJA – Taman Budaya Yogyakarta (TBY) dan Kundha Kabudhayan DIJ menggelar pagelaran tari kontemporer bertajuk Mahasyahdu Titi Laku. Karya tari bersama delapan penari dari ISI Jogjakarta. Tempatnya di Situs Warungboto, Kota Jogja pada Senin sore (5/12).

Karya ini merupakan hasil pemikiran Uti Setyastuti yang bertindak sebagai koreografer, komposer Memet Chairul Slamet, alur dramaturgi Koes Yuliadi. Hadir pula fashion designer yang dibawakan oleh Erlina Pantja Sulistyaningtas dan Dindin Heryadi.

“Melalui pertunjukan tari ini, para karyawan ingin menunjukkan kekuatan karya perempuannya dalam mengatasi masalah. Ruang yang menawarkan banyak jenis acara,” jelas Uti, Senin (5/12).

Pada fase ini, perempuan digambarkan sebagai tokoh yang memiliki peristiwa berbeda dalam hidupnya. Bentuk geraknya merupakan bentuk pandangan diri perempuan. Terwujud dalam ruang bebas yang terbuka untuk interpretasi di setiap era.

Situs Warungboto dipilih karena nilai sejarahnya. Merupakan tempat peristirahatan dan permandian yang dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono II saat masih menjadi Putra Mahkota. Saat itu ia masih menyandang gelar Gusti Raden Mas Sundara.

“Selain nilai sejarahnya yang penting bagi Jogja, situs Warungboto juga berpotensi sebagai objek wisata dan ruang seni. Tempat ini banyak dikunjungi wisatawan baik dari Yogyakarta maupun dari luar kota. Bahkan, sudah banyak event seni yang digelar di sini,” ujarnya.

Acara seni di situs Warungboto menonjolkan kekayaan khazanah seni tradisional. Dengan konsep karya seni klasik. Karena itu, para staf mencoba menawarkan sesuatu yang baru dengan menampilkan tarian di website Warungboto.

“Tujuannya adalah untuk membuka kemungkinan interpretasi yang cair dari suatu tempat bersejarah, sesuai dengan kondisi waktu. Pada saat yang sama, seni tari sebagai warisan budaya takbenda merespon warisan budaya bendawi,” ujarnya. (om37/dwi)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button