Fakta unik Glenmore, satu-satunya kabupaten dengan nama Eropa, terletak di Jawa Timur - WisataHits
Jawa Timur

Fakta unik Glenmore, satu-satunya kabupaten dengan nama Eropa, terletak di Jawa Timur

PURWOKERTO.SUARA.COM – Wilayah Jawa Timur memiliki kekayaan sejarah, khususnya Kabupaten Banyuwangi. Bumi Blambangan memiliki sejarah panjang. Tidak hanya pada masa kerajaan, tetapi juga pada masa kolonial ketika Belanda menduduki Indonesia.

Salah satu peninggalan tersebut adalah Glenmore Kabupaten Banyuwangi. Saat pertama kali mendengar nama Glenmore, nama dan penyebutan kawasan ini pasti membuat Anda merasa asing.

Maklum, seseorang yang baru mendengar nama daerah ini tidak akan familiar dengan logat pengucapan tempat ini. Karena itu, banyak pendatang baru yang tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang asal usul dan sejarah nama kecamatan ini.

Karena sebagai orang Jawa yang gemar menonton liga Eropa hingga dewasa, ejaan Glenmore terdengar tidak asing bagi sebagian pecinta sepak bola di benua biru.

Baca Juga: Pentingnya Mengganti Linen Secara Teratur untuk Kesehatan, Menghindari Kuman

Dikutip dari buku karya Arif Firmansyah dan M Iqbal Ferdian berjudul Sepetak Eropa di Tanah Jawa. Kabupaten Glenmore di Banyuwangi memiliki sejarah kolonialisme yang panjang.

Sejarah Glenmore dimulai pada masa penjajahan Belanda. Semuanya berawal pada tahun 1906 ketika pemerintah Belanda mengundang sejumlah investor Eropa untuk membuka perkebunan di daerah Banyuwangi.

Pengusaha Eropa juga datang ke Banyuwangi saat ini, salah satunya adalah Ros Taylor dari Skotlandia. Dia membeli 163.800 hektar tanah di lereng selatan Gunung Raung dari pemerintah Belanda.

Tak lama kemudian, pada 2 Februari 1910, Ros Taylor memulai bisnis perkebunannya. Untuk menunjang usahanya ia juga membangun Glenmore Estate yang kini berada di desa Margomulyo.

Tahun ini adalah awal dari daerah bernama Glenmore ini hingga bertahan hingga hari ini. Secara etimologis, kata Glenmore berasal dari Gaelic, bahasa asli Skotlandia, yang digunakan sejak abad ke-12.

Baca Juga: Cara Menyimpan Video di Status WhatsApp Orang Lain

Secara harfiah Glenmore berarti bukit besar (great valley) dengan arti luas suatu daerah atau daerah di dataran tinggi dengan hamparan tanah berbukit yang luas dan berhawa sejuk.

Secara geografis, Kecamatan Glenmore terletak di ujung barat Kabupaten Banyuwangi, berbatasan dengan Kecamatan Kalibaru, wilayah paling jauh di sebelah barat Banyuwangi.

Distrik Glenmore memiliki luas 368,89 kilometer yang terbagi menjadi tujuh desa yang didominasi oleh potensi pertanian dan perkebunan yang besar.

Bahkan 112 tahun setelah Ros Taylor tiba di kawasan ini, Anda yang datang ke Banyuwangi dan menyempatkan diri untuk menjelajah Glenmore masih bisa merasakan nuansa Eropa yang masih melekat hingga saat ini. Berikut adalah tempat-tempat di mana Anda dapat menikmati suasana.

1st pt Perkebunan Glenmore

Berlokasi di Desa Margomulyo, perusahaan ini merupakan cikal bakal munculnya Glenmore di wilayah Banyuwangi.

Menilik ke masa lalu, tempat ini merupakan pabrik yang awalnya dibangun oleh Ros Taylor. Hingga peraturan nasionalisasi pasca kemerdekaan mengubah nama Glenmore Estate.

Saat datang kesini lokomotif uap sudah ada di halaman pabrik, di bagian mesin lokomotif ada Ruston Proctor & CL Lincoln England, sebuah perusahaan yang sudah memproduksi mesin pertanian bertenaga uap terbesar sejak tahun 1857.

Tidak berhenti sampai di situ, bangunan utama yang digunakan untuk tempat tinggal Sinder masih mempertahankan arsitektur bangunan bergaya Eropa. Sinder secara etimologis berasal dari bahasa Belanda “Opziener” atau “Opzichter”. Ini digunakan untuk merujuk pada pengawas pekerja di area perkebunan.

2. Peluit Sarengan

Tidak dapat disangkal bahwa berbagai infrastruktur dibangun pada masa penjajahan Belanda untuk mendukung kegiatan ekonomi.

Tak hanya rel kereta api menuju prediksi Jaya Baya, Jawa dengan kalung besi, atau dibukanya jalur Anyer Panarukan untuk memudahkan mobilitas jalur ekonomi pesisir Jawa.

Lebih dari itu, sisi lain yang masih bisa dinikmati di Glenmore Banyuwangi bernuansa Eropa adalah peluit Sarengan masih berfungsi.

Pipa tua Belanda ini memiliki diameter 50 cm dan panjang 500 meter dan hingga saat ini mampu menjadi media air mengalir untuk memenuhi kebutuhan warga desa Margomulyo.

Selain mengairi sawah dan air minum berhektar-hektar bagi warga, Pipa Sarengan juga memenuhi kebutuhan air Pabrik Perkebunan Glenmore. Bahkan, ketika kita berkunjung ke tempat ini, tidak jarang kita bersama dengan turis dari Belanda yang juga sedang dalam perjalanan ke sini.

Untuk beberapa hotel di kawasan Glenmore dan Kalibaru telah membuka perjalanan wisata ke sisa bangunan bergaya Eropa.

3. Jembatan Kendeng Lembu

Jika Surabaya memiliki Jembatan Merah yang memiliki sejarah sejarah kolonial yang panjang. Glenmore tak kalah, warga setempat menyebutnya Jembatan Kudung Kendeng Lembu.

Istilah kudung berasal dari bahasa Indonesia yang berarti tutup kepala. Tampaknya karena jembatan tersebut memiliki atap sehingga disebut Jembatan Kudung oleh masyarakat setempat.

Situs ini terletak di pintu masuk perkebunan Kendenglembu di desa Karangharjo di Kecamatan Glenmore, 10 kilometer dari Jalur Nasional. Jembatan yang masih digunakan oleh masyarakat sekitar ini sudah ada sejak tahun 1914.

Jembatan Kudung dibangun oleh perusahaan swasta Belanda bernama Landbouw Maatschappij Onderneming David Bernie (NV Rubber Cultur Mij Kendenglembu).

Material yang digunakan untuk pembangunan jembatan ini didominasi oleh kayu berdiameter besar yang tetap kokoh. Mari berkunjung ke Banyuwangi sambil menikmati sepenggal Eropa di negeri Jawa di kecamatan ini. Selamat datang.*(ANIK AS)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button