Fakta unik daerah Ternate dan Tidore - WisataHits
Jawa Tengah

Fakta unik daerah Ternate dan Tidore

TEMPO.CO, jakarta -Ternate dan Tidore adalah dua pulau berhadapan yang dibangun oleh gunung berapi yang muncul dari Laut Maluku.

Kedua pulau ini sangat bersejarah bagi Indonesia. Ternate-Tidore sejak zaman kolonial terkenal dengan rempah-rempahnya, terutama cengkeh dan pala, yang pernah menjadikan Tidore rebutan orang Eropa.

Orang Eropa pertama yang menginjakkan kaki di Tidore adalah para navigator dari Spanyol yang tiba di Tidore pada tahun 1512. Ternate dan Tidore masih diperintah dengan gaya Kekaisaran.

Berikut 5 fakta unik yang menjadikan Ternate dan Tidore sebagai Dilasir budaya.kemdikbud.go.id:

1. Awalnya Kedua pulau itu berbentuk kerajaan.

Kerajaan Ternate terdiri dari konfederasi lima wilayah yaitu Ternate, Obi, Bacan, Seram, Ambon. Sedangkan Tidore terdiri dari sembilan entitas negara yang disebut Uli Siwa, terdiri dari Makyan, Jailolo dan wilayah antara Halmahera dan Papua.

Namun sejak proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945, kesultanan tidak lagi menjadi pusat kontrol politik atas wilayah yang pernah dikuasainya. Saat ini Keraton Kesultanan berfungsi sebagai pusat pelestarian benda cagar budaya.

Senjata yang dipamerkan antara lain senapan, meriam kecil, peluru, tombak, parang, dan tameng. Selain itu, Kesultanan ini juga dijadikan sebagai tujuan acara atau kegiatan adat, keagamaan untuk mendukung fungsi pemerintahan Maluku Utara.

kota ke-2 seribu benteng

Selain rempah-rempah, banyaknya benteng menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Benteng di Ternate dibangun untuk melindungi kegiatan perdagangan rempah-rempah Portugis, Belanda, dan Spanyol pada zaman dahulu.

Salah satu yang paling populer adalah Benteng Kalamata, yang dinamai Pangeran Kaicil Kalamata, saudara Sultan Ternate Madarsyah. Dikenal juga dengan nama Benteng Kayu Merah, benteng ini terletak di Desa Kayu Merah, Ternate Selatan. Saat dibangun oleh Portugis, benteng tersebut bernama Santa Lucia. Benteng Kalamata menghadap ke selat yang menghubungkan Ternate dan Tidore.

Berikutnya adalah Fort Oranje yang dibangun oleh Cornelis Matclief de Jonge pada tahun 1607. Benteng ini berasal dari benteng tua yang dibangun oleh Portugis. Benteng Oranje merupakan tempat kedudukan pemerintahan tertinggi Hindia Belanda. Kemampuan benteng tersebut untuk menghalau lawan yang menyerang dari laut maupun darat terlihat dari sejumlah meriam yang masih ada.

3. Festival setiap tahun di Ternate.

Ternate juga memiliki program tahunan dari tanggal 16 hingga 23 September yang disebut Festival Pulau Hiri. Festival ini bertujuan sebagai dorongan untuk menghidupkan kembali berbagai kearifan lokal yang sedikit demi sedikit mulai ditinggalkan di daerah.

Diantaranya tradisi babari atau gotong royong, menangkap ikan dengan layang-layang dan membersihkan laut. Ada juga berbagai kegiatan lainnya. Pertunjukan tari massal kedelai, parade perahu hias tradisional, dan berbagai lomba kebarihan seperti B. Lomba dayung perahu tradisional.

Jika Anda belum pernah melihat festival Ternate dan Tidore di atas, ada baiknya Anda menyiapkan tiket untuk tanggal 9 dan 10 Desember 2017. Ada festival Kora Kora yang menampilkan berbagai macam budaya Maluku Utara, dari seni hingga masakan.

Festival ini menampilkan berbagai kegiatan bahari seperti lomba perahu tradisional kora kora, lomba memancing, lomba foto bawah air dan parade perahu hias.

4. festival setiap tahun di Tidore

Tidore Festival di kota Tidore Kepulauan juga memeriahkan hari jadi kota Tidore. Tahun ini, dari tanggal 23 Maret hingga 12 April 2018, sejumlah acara digelar sebagai bagian dari festival tersebut.

Festival ini merupakan upaya untuk menggali, mengembangkan dan melestarikan warisan budaya sejarah Kesultanan Tidore, serta memperkenalkan dan mempromosikan Tidore sebagai objek wisata dengan seni, alam dan budaya.

Festival ini memiliki tiga program utama yang dimulai dengan Juanga Parade (keliling pulau dengan kapal formasi perang Sultan dan pasukannya), Paji Journey (keliling pulau di darat dengan formasi perang menceritakan revolusi Sultan Nuku). ), dilanjutkan dengan Karnaval Akbar Kesultanan Tidore.

5. Kuliner Khas Tidore

Makanan khas kota Tidore yang tidak terdapat di daerah Maluku Utara lainnya adalah lapis tidore, pai bilolo, pai kangkung, pai abu, mam raha, tela gule, uge ​​ake dan popeda. Lalu ada kumpulan makanan tradisional yang disebut Ngam Saro.

Selain itu, ada Asidah yang juga cukup terkenal. Kue ini memiliki bentuk dan rasa yang unik sehingga mampu menarik orang yang mencicipinya. Kue ini merupakan jajanan paling populer di Kota Tidore. Kue asidah biasanya terdiri dari dua jenis, yang membedakannya adalah bahan baku yang digunakan.

Kue asidah biasanya dibuat dengan kurma sebagai bahan utamanya, namun tidak jarang orang membuat kue asidah dengan bahan baku gula aren. Meski bahan bakunya berbeda, kue asidah tetap memberikan cita rasa yang nikmat dan keunikan tersendiri.

Idris Boufakar (Intern Plus Tempo.co)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button