Ekowisata DIY dikembangkan melalui program Desa Bahari - WisataHits
Yogyakarta

Ekowisata DIY dikembangkan melalui program Desa Bahari

JOGJA– Pemerintah Daerah DIY menawarkan berbagai kesempatan kepada kelompok masyarakat di Pesisir Selatan DIY untuk mengikuti program Desa Bahari. Dengan mengembangkan potensi desa, kelompok didorong melalui dana khusus do-it-yourself.

Beberapa kecamatan telah merasakan manfaat dari program ini, salah satunya dengan dibukanya wisata baru.

Salah satunya terletak di Desa Tirtohargo, Kapanewon Kretek, Bantul. Melalui program Kalurahan Bahari, kawasan ini mengembangkan potensi ekowisata berupa wisata kano dan hutan mangrove. Desa ini memiliki potensi yang besar karena hutan bakau dan sungai sangat cocok untuk pengembangan wisata kano. Keindahan alam mangrove menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan dan memberikan kesan wisata yang ramah lingkungan. Uniknya, wisatawan yang berkunjung ke sana wajib menanam mangrove untuk kelestarian lingkungan.

DIDUKUNG:

YouGov: Tokopedia jadi brand yang paling direkomendasikan untuk orang Indonesia

Paniradya Pati Paniradya Kaistimewan DIY Aris Eko Nugroho menjelaskan, program Desa Bahari menyasar desa pesisir DIY untuk berpeluang mengakses dana melalui pengembangan potensi di wilayahnya. Beberapa program yang sedang berjalan antara lain pengembangan budidaya rumput laut, konservasi penangkaran penyu, sekolah alam untuk mendukung ekowisata, seperti di Desa Tirtoharjo, Kretek, Bantul.

“Kalau implementasinya berdasarkan potensi masing-masing desa, sebagian akan dimanfaatkan untuk rumput laut, perlindungan benih penyu, sekolah alam dan untuk berbagai pasar. Bahkan ada dukungan untuk pariwisata di pantai,” ujarnya Jogja setiap hariakhir-akhir ini.

Desa Tirtohargo pada 2022 akan diberikan Rp 750 juta kepada BKK Danais. Anggaran ini akan digunakan untuk memfasilitasi pendidikan budaya bahari bagi kelompok. Kemudian digunakan untuk budidaya Keramba Mangrove dengan membangun hingga 500 unit. Anggaran tersebut juga akan digunakan untuk membangun satu unit Kios Kuliner Seafood yang dikelola oleh kelompok. Selain itu, desa ini dapat mengembangkan wisata kano melalui pendanaan. Dengan membuka wisata kano, desa tersebut kemudian memiliki 10 kano dengan helm dan perlengkapan keselamatan lainnya untuk pendidikan bahari.

Aris mengatakan program pembukaan destinasi wisata baru di kawasan pesisir dengan dukungan dana ini mulai meluas dan memberikan manfaat bagi masyarakat. Ia berharap program ini terus berkembang dan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar.

“Ada program yang membawa manfaat bagi masyarakat, antara lain peningkatan kunjungan wisatawan ke destinasi wisata baru yang sudah terlihat. Ada nelayan yang dulunya hanya nelayan, sekarang ikut bercocok tanam dengan bantuan dana tersebut,” ujarnya.

Aris mengimbau kabupaten lain untuk memanfaatkan program ini karena dari total 34 desa, hanya ada sekitar 12 desa dari 5 desa pada 2021 dan 7 desa pada 2022 yang mengajukan program. Ditegaskannya, Pemda DIY sangat terbuka melalui berbagai program untuk menyesuaikan potensi desa masing-masing.

“Formulir permohonannya berkelompok, dan status lahan yang digunakan harus jelas dan harus ada persetujuan untuk pengembangan program tersebut,” ujarnya.

Source: jogjapolitan.harianjogja.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button