Disbudpar optimalkan desa wisata dan luncurkan program Nganjang Ka Dewi - WisataHits
Jawa Barat

Disbudpar optimalkan desa wisata dan luncurkan program Nganjang Ka Dewi

Desa Wisata Malasari. ADALAH

CIBINONG – Desa wisata menjadi andalan perekonomian masyarakat setempat sementara perekonomian negara sedang tidak baik-baik saja. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor juga terus mengoptimalkan peran desa wisata, salah satunya dengan mengadakan kursus pelatihan Human Relations (SDM).

Ketua Disbudpar Kabupaten Bogor Deni Humaedi mengatakan, pihaknya saat ini sedang meluncurkan program yang disebut dengan “Nganjang Ka Dewi” atau pengembangan penjangkauan desa wisata yang jika diartikan secara luas merupakan kawasan desa wisata dalam satu paket.

“Kawasan desa wisata jangan diisolir, apa yang dimiliki desa wisata Batulayang misalnya, lalu apa yang dimiliki desa tugu selatan dan utara itu dibuat dalam satu paket,” kata Deni Humaedi kepada wartawan, Kamis (8/9/2022). ). .

Dengan cara ini, wisatawan mendapatkan perasaan mengunjungi suatu daerah di mana desa-desa wisata tersebar di setiap desa.

Kemudian pengertian “Nganjang Ka Dewi” juga diartikan sebagai kawasan berbasis masyarakat dimana pelakunya adalah masyarakat sekitar, bukan investor. Selama ini banyak desa wisata yang berkembang, namun masyarakat hanya menjadi penonton.

“Makanya kami mengedepankan kekuatan desa wisata berbasis masyarakat, bukan kekuatan investor,” jelasnya.

Daya tarik desa liburan harus ditekankan. Karena wisatawan berkunjung ke desa wisata ini karena keaslian budaya dan kehidupan masyarakat setempat.

“Dari berkebun, di mana ada areal kebun, atau bertani, di mana ada lahan pertanian, dan semua kehidupan yang dijalani masyarakat di desa itulah yang menarik wisatawan untuk berkunjung ke desa-desa wisata,” jelasnya.

Lebih lanjut dikatakannya, kunjungan wisatawan ke desa-desa wisata di Kabupaten Bogor mengalami peningkatan yang signifikan hingga saat ini, terutama ke beberapa desa wisata yang diperkirakan akan berkembang pesat, seperti Desa Wisata Bantar Karet, Desa Wisata Malasari, Kecamatan Nanggung, Desa Wisata Purwabakti. , Kecamatan Pamijahan dan Desa Wisata Batulayang, Desa Wisata Tugu Utara, Kecamatan Cisarua.

“Kami terus mendorong semua pihak untuk berkontribusi pada desa wisata,” ujarnya.

Perlu diketahui, saat ini terdapat sekitar 42 desa wisata di Kabupaten Bogor. Targetnya, dalam dua bulan ke depan akan dibangun 8 desa liburan lagi.

Namun diakuinya, ada beberapa desa wisata yang perkembangannya masih stagnan. Keadaan ini dipengaruhi oleh masih rendahnya sumber daya manusia dan kreativitas warga pelaku desa wisata, serta minimnya pendanaan.

“Jadi Disbudpar punya strategi dengan kendala, sudah bekerja sama dengan beberapa perusahaan seperti di Citeureup, Klapanunggal agar CSR mereka bisa dialihkan ke pelatihan-pelatihan masyarakat di desa-desa wisata,” ujarnya.

Untuk media iklan desa liburan saat ini masih menggunakan media sosial sebagai sarana penjualan seperti Instagram, Facebook, Twitter dan YouTube.

Sementara itu, Ketua Forum Desa Wisata Kabupaten Bogor Deni Amaruloh menyatakan desa wisata di Kabupaten Bogor kini semakin mandiri dan tangguh.

Pemerintah Kabupaten Bogor terus berupaya untuk memajukan sektor pariwisata, diantaranya dengan menambah jumlah desa wisata melalui program Bogor Maju Karsa. Tahun 2019 ada 25 desa liburan, tahun 2020 akan ada 35 desa liburan, tahun 2021 akan ada 40 desa liburan dan tahun 2022 akan ada 41 desa liburan.

“Pembangunan desa wisata terus berlanjut, di Kabupaten Bogor terbagi menjadi 6 wilayah, mulai dari selatan yaitu Desa Tugu Selatan hingga Ciawi. Kemudian Ciawi sampai di perbatasan Sukabumi. Di sebelah barat dari Tamansari sampai Pamijahan. Kemudian dari Ciampea, Nanggung, hingga Sukajaya,” jelas Denni Amarullah.

Ditambahkannya, di wilayah utara ada desa wisata Iwul dan Jampang, padahal untuk wilayah utara masih terbatas. Untuk wilayah timur terdapat Desa Wisata Pasir Mukti, Tarikolot, Linggar Mukti dan Bojong Kulur. Beberapa desa wisata saat ini sedang dalam proses pembangunan yang sempat tertunda akibat pandemi Covid-19.

“Tahun depan, mudah-mudahan target Disbudpar bisa dilanjutkan kembali hingga puluhan desa wisata pulih kembali,” ujarnya. = YA

Source: pakuanraya.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button