Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Libatkan tim cagar budaya menelusuri sejarah Semarang di museum-museum di Belanda - Hello Semarang - WisataHits
Jawa Barat

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Libatkan tim cagar budaya menelusuri sejarah Semarang di museum-museum di Belanda – Hello Semarang

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Libatkan tim cagar budaya menelusuri sejarah Semarang di museum-museum di Belanda – Hello Semarang

HALO SEMARANG – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang akan bekerja sama dengan Tim Cagar Budaya dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menelusuri sejarah Kota Semarang.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang R Wing Wiyarso mengatakan, pihaknya saat ini sedang melakukan kajian terhadap bangunan bersejarah di Kota Lumpia, yang bertujuan untuk mendongkrak sektor pariwisata yang ada.

“Kami sedang melakukan studi, kami membutuhkan database tentang bangunan cagar budaya. Misalnya bangunan cagar budaya atau cagar budaya yang hilang,” ujarnya, Kamis (1/12/2023).

Disbudpar, kata dia, berencana memetakan dan mendata ulang dengan melibatkan tim ahli cagar budaya. Sayangnya, banyak manuskrip atau catatan yang berkaitan dengan sejarah Semarang disimpan di Museum Leiden di Belanda. “Sampai saat ini kami kesulitan mengumpulkan data atau naskah sejarah. Karena kebanyakan ada di Belanda,” jelasnya.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, lanjutnya, akan berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk penggalian cerita atau data di Museum Leiden Belanda, sesuai instruksi Plt Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu. “Kami bekerja sama dengan Kemendikbud, mungkin sistemnya akan bekerja sama dengan Museum Leiden untuk mengumpulkan data atau dokumen tentang Kota Semarang,” imbuhnya.

Menurutnya, salah satu harapan untuk mendapatkan akses ke Leiden Netherlands Museum melalui kerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Selain itu, birokrasi yang ada cukup rumit. Wing mencontohkan, Kota Bogor yang sebenarnya bekerja sama hanya bisa menghadirkan tiga foto sejarah dari Belanda tentang sejarah Pajajaran.

“Birokrasinya sulit, misalnya dari data sejarah Pajajaran lebih dari 3.000, Bogor hanya dapat tiga foto. Tapi kita berharap bisa dipermudah, mungkin kita bisa mendapatkan transkrip sejarah, dokumen atau data lain tentang sejarah Semarang,” harapnya.

Dengan manuskrip atau data dari Belanda, kata dia, akan memudahkan penempatan bangunan cagar budaya. Juga kota Semarang, dulu dikenal sebagai Belanda Kecil, pada zaman kolonial. Pemerintah kota sendiri saat ini sedang berupaya merevitalisasi Semarang lama, yakni Kota Tua (Nederland) dan Kampung Melayu. Kedepannya bahkan akan diperluas hingga Chinatown dan Pekojan.

Dari sejarahnya, Kampung Melayu sudah ada sejak abad ke-17, dimana di kawasan ini terdapat berbagai bangunan cagar budaya, seperti Masjid Layur, serta beberapa rumah di sekitar masjid. Kementerian PUPR sendiri menganggarkan Rp 30 miliar untuk revitalisasi sebagai tindak lanjut kota tua.

Menurutnya, Kampung Melayu merupakan kawasan penting pada masanya. Kecuali Kota Tua (Belanda), Pecinan dan Pekojan yang merupakan kawasan Semarang Lama.

Wing menjelaskan Semarang Lama akan dikembangkan sebagai jalur rempah-rempah, gula bahkan Jalur Sutera seperti dulu menjadi raja di Asia bahkan dunia.

“Harapan kami bisa menjadi pendukung Semarang kuno yang dikembangkan oleh pemerintah kota dan nantinya dijual kepada wisatawan sebagai tempat wisata sejarah, religi dan lainnya,” ujarnya.

Disbudpar, kata dia, terus melakukan kontak dengan warga atau pemilik bangunan yang diduga masuk kategori cagar budaya agar bisa dilestarikan. Wing mengakui pihaknya juga mengajak tim pusaka dan BPK2L untuk menjaga keutuhan fasade bangunan yang terdaftar dan tidak dikenal (HS).

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button