Digitalisasi dan Partisipasi UMKM dalam Kepresidenan G20 Indonesia - WisataHits
Jawa Barat

Digitalisasi dan Partisipasi UMKM dalam Kepresidenan G20 Indonesia

DEWG Kepresidenan G20 juga mendukung pengembangan keterampilan digital bagi pelaku UMKM.

REPUBLIKA.CO.ID, Haykal Kamil sangat bersyukur teknologi digital sangat membantu perusahaannya keluar dari keterpurukan. Zaskia Mecca, CEO dan co-founder ZM, nyaris bangkrut saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada awal 2022. Bisnis yang digelutinya sejak 2015 tiba-tiba harus tutup total karena pembatasan aktivitas yang diberlakukan pemerintah.

“Selama ini kami (bisnis busana muslim) berjalan secara mandiri offlinekontribusi on line paling banyak lima persen. Akhir tahun 2020, kami akan menerima pesanan dari toko ritel seharga Rp 10 miliar,” kata Haykal pada webinar Conversation 20 Melihat Peluang Transformasi Digital Sektor UMKM untuk Percepatan Ekonomi Nasional di Jakarta beberapa waktu lalu.

ZM Zaskia Mecca senang dengan pesanan yang sangat besar dan juga telah menggenjot produksi. Haykal mengatakan, barang senilai Rp 2 miliar itu langsung dikirim ke pelanggan. Di tengah perjalanan, lanjutnya, tiba-tiba muncul pandemi. Toko ritel gagal membayar 2 miliar rupee. Bahkan sisa pesanan Rp 8 miliar dibatalkan begitu saja.

“Wah, kami masih UMKM yang mendapat pesanan itu dia, taruh (uang) semuanya di sana. Penutupan (bisnis) besar-besaran ini terjadi Tidak mungkin (lanjutan)”, Haykal menjelaskan situasi sulit saat itu. Dia tidak menyerah pada situasi dan mengembangkan tiga strategi bersama tim pemasaran untuk menghadapi situasi pandemi.

Haykal mencoba menjual semua pakaian muslim senilai 2 miliar rupee di gudang untuk menghindari kerugian. Dia memutuskan untuk mencoba menurunkan margin keuntungan dari semula 30 persen menjadi 5 persen. “Atau tidak ada margin, lepaskan saja barangnya (yang terpenting jangan sampai rugi),” ujarnya.

Strategi kedua adalah membangun tim yang solid dengan mencoba menerapkan filosofi takdir bersama. Jika target penjualan mencapai 100 persen, Haykal memberikan bonus 100 persen. Dengan cara ini, karyawan memiliki Rasa memiliki dengan usahanya. Ketiga, ia bernegosiasi dengan semua penjual dengan mengubah pembayaran di muka menjadi tiga atau enam bulan setelah barang terjual.

Langkah taktis diambil agar ZM Zaskia Mecca tetap bertahan di tengah pembatasan aktivitas masyarakat. Selain itu, ia mencoba untuk fokus memaksimalkan penjualan di Internet Perdagangan elektronik. “Dari sudut pandang offline dan (ke) ritel, penjualan (akhir) 2020 kami naik 40 persen dan penjualan on line meningkat berkali-kali lipat. Bisnis saya adalah pertumbuhan, bukan? dobel angka, tapi tiga kali lipat angka,” kata Haykal bangga.

Ia menjelaskan, keberadaan toko online memberikan peluang bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) seperti dirinya untuk berkembang. Jika serius, pelaku UMKM bisa berkembang karena kemungkinan terbuka lebar di depan mata. Kunci sukses penjualan online adalah kemauan untuk beradaptasi dan mengikuti perkembangan terbaru di web Perdagangan elektronik.

Karena itu, Haykal meyakini akan ada seleksi alam saat menggunakan dunia digital. “Saat ini bukan yang besar mengalahkan yang kecil, yang cepat mengalahkan yang lambat. Jadi bukan lagi soal modal saya yang paling besar, bukan soal pemenang jadi pemenang, tapi siapa yang bisa mengantisipasi perubahan akan menang,” kata Haykal.

Faktor lain yang membuat bisnisnya terus berkembang berkat mempromosikan migrasi dari toko ke bisnis online adalah kolaborasi. Haykal mencontohkan, ZM Zaskia Mecca kekurangan pegawai untuk mengelola gudang. Jadi ia bekerja dengan pihak ketiga untuk mengurusnya.

Ia juga bekerja sama dengan sebuah agensi untuk melakukan pemasaran digital untuk membantu mempercepat bisnis yang digelutinya. “Jika Anda bisa mengatakan sekarang (Perhatian) biaya variabel sebagai biaya tetap. Dulu pebisnis punya segalanya, sekarang salah satunya kalau bisa memanfaatkan orang lain yang punya agar (bisnis) kita bisa berkembang,” kata Haykal.

I Nyoman Adhiarna, Direktur Ekonomi Digital, Direktorat Jenderal Aptika, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), mengatakan perhatian lembaganya terhadap UMKM merupakan bagian yang signifikan. Kementerian Komunikasi dan Informatika atas nama pemerintah pusat telah menginisiasi pembentukan e-catalogue yang bertujuan mengajak satu juta UMKM untuk ikut mendaftar dalam skema pengadaan barang dan jasa.

Melalui platform ini, Kemenkominfo ingin mendorong pelaku UMKM memasuki dunia digital. Selain itu, pihaknya juga memiliki program transformasi digital terkait pemulihan ekonomi UMKM. Keberpihakan Kementerian Komunikasi dan Informatika memang menjadi tujuan agar ekonomi digital Indonesia dapat dikuasai oleh anak negeri.

“Yang pertama kami dulu terlibat dengan gerakan UMKM Go Online dan mendorong UMKM orientasi Itu target 2017-2019, lalu targetnya 8 juta UMKM dan sekarang mau didorong lagi akhir tahun 2022, targetnya 30 persen atau 20 juta UMKM dari total 64 juta UMKM. orientasi‘ kata Nyoman di acara yang sama.

Menurut dia, Kemenkominfo berkepentingan agar pelaku UMKM bisa terus tumbuh dan berkembang jika bisa berjualan di dunia digital. Setidaknya mereka tidak hanya terdaftar di e-catalog, tetapi juga melakukan transaksi dan interaksi dengan pelanggan. Pada 2022-2024, Nyoman ingin UMKM semakin nyaman dengan adopsi teknologi Digital 4.0.

Untuk mencapai itu, Kemenkominfo akan melakukan pelatihan intensif selama enam bulan. Selain itu, juga akan ada dukungan bagi pelaku UMKM untuk memiliki keterampilan teknologi. Sehingga mereka dapat memanfaatkan kehadiran teknologi digital yang mendukung peningkatan transaksi bisnis.

“Jadi tingkatkan kemampuan menguasai teknologi sederhana, mulailah menggunakannya Kode QR menggunakan Uang tunai dengan ponsel, melalui aplikasi inventaris sederhana, hingga VR AR (realitas virtual dan realitas tertambah) untuk memvisualisasikan produk yang mereka jual,” kata Nyoman.

UKM yang terlibat

Sementara itu, Panel Ahli Menteri Produktivitas dan Daya Saing Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) Eddy Satriya mengatakan Indonesia memenangkan Indonesia G20 Presidentcy dan G20 Summit yang akan diselenggarakan pada 15-16. November 2022. untuk menampilkan berbagai karya terbaik dari UKM.

Ia mengatakan, pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM berusaha menjembatani para pelaku UMKM untuk unjuk gigi di ajang yang baru pertama kali digelar di Indonesia itu. Salah satunya adalah menentukan kapasitas pelaku dan kualitas produk yang akan dijadikan komoditas resmi G20 Indonesia.

Karena pemerintah sangat ingin KTT G20 dilihat tidak hanya oleh segelintir orang, tetapi juga oleh lapisan bawah. Sehingga acara yang diperkirakan akan dihadiri oleh 20 kepala negara dengan ekonomi terbesar di dunia ini, bisa bersifat inklusif karena melibatkan pemangku kepentingan UMKM. Dari 1.024 produk hasil kurasi, panitia menyediakan 20 UKM untuk memberikan cinderamata bagi para peserta.

Mereka yang terpilih aktif di industri kapalMode, Makanan, Kosmetik, Herbal, dan kesejahteraan tersebar di seluruh Indonesia. Diantaranya Pandora Mutiara (Nusa Tengara Barat/NTB), Kallestory Eyewear (DI Yogyakarta), Maharani Craft (Bali), Batika (NTB), Handys (Bali), Dehealth Supplies (Jawa Timur), Fragrande Kreasi Alam (Jawa Barat), hingga Yagi Natural Indonesia (Aceh).

Eddy menjelaskan, pihaknya melakukan kurasi dengan bekerja sama dengan SMESCO dan kurator independen. “Ini contoh keseriusan Kemenkop UKM. Kita maksimalkan kepresidenan G20 agar UKM bisa berpartisipasi sebanyak-banyaknya,” kata Eddy.

Kepresidenan G20 Indonesia yang akan berlangsung dari Desember 2021 hingga November 2022 telah melakukan lebih dari 160 kegiatan resmi dan berpotensi menciptakan 33.000 lapangan kerja dengan nilai konsumsi Rs 1,7 triliun. Bank Dunia menemukan bahwa 80 persen UMKM di Indonesia yang memasuki ekosistem digital lebih tangguh selama pandemi.

Pemerintah juga menargetkan ada hingga 30 juta UMKM pada tahun 2024 orientasi ke ekosistem digital. “Saat ini ada 19,5 juta. Tidak semua UMKM naik. Namun tak sedikit yang berhasil memanfaatkan digitalisasi di masa pandemi. Target 30 juta tidak hanya nasional, tapi juga internasional,” kata Eddy.

Digital Economy Working Group (DEWG) Kepresidenan G20 Indonesia juga mendukung pengembangan keterampilan digital bagi para pelaku UMKM. Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong menyatakan, pengembangan keterampilan digital sangat diperlukan bagi UMKM untuk memasarkan produknya di pasar online.

Selanjutnya, UMKM diharapkan mampu mengembangkan teknologi atau aplikasi baru dengan keterampilan digital yang dapat digunakan oleh pelaku ekonomi lain yang sejenis. “Dalam Program Pendidikan Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai moderator DEWG G20 mengajak masyarakat Indonesia untuk menggunakan teknologi digital untuk hal-hal yang baik atau produktif,” kata Usman.

Ia menyampaikan, Kemenkominfo tak henti-hentinya mendukung UMKM untuk aktif berjualan di platform digital, misalnya kepada 26.000 UMKM di sektor pengolahan di 10 destinasi wisata prioritas pada 2021. Oleh karena itu, penerapan DEWG memperkuat kepedulian terhadap Kementerian Komunikasi dan Informatika bagi pemangku kepentingan UMKM untuk lebih memasarkan produknya.

Selain pelatihan, pihaknya juga memberikan bantuan personal (SDM). “bisa Penyiapan infrastruktur saja tidak cukup, sumber daya manusianya juga harus disiapkan. Makanya kita dampingi mereka, kita lakukan edukasi digital,” kata Usman.

Source: www.republika.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button