Dibatasi oleh akses jalan, Liga Paralayang Jawa Timur keluar satu titik di Jember - WisataHits
Jawa Timur

Dibatasi oleh akses jalan, Liga Paralayang Jawa Timur keluar satu titik di Jember

JEMBER, RADARJEMBER.ID- Liga Paralayang Jawa Timur Seri Tiga di Jember menyisakan tonggak sejarah bagi para atlet dan penyelenggara tingkat provinsi. Kesiapan Panitia Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Jember, serta akses jalan menuju lokasi peluncuran di puncak Skyland, Kabupaten Wuluhan, menjadi persoalan sampingan bagi mereka. Bahkan, Pemkab Jember membuat event olahraga dirgantara ini untuk menampilkan potensi wisata yang ada di daerah tersebut.

Juri Utama Panitia Penilai Kompetisi Paralayang Indonesia Thomas Sabarudin menyayangkan lemahnya koordinasi Panitia Dispora Jember. Bahkan, ia mengaku tak bisa menghubungi panitia saat ada keluhan dari atlet yang bertanding. Misalnya mengenai terbatasnya pilihan transportasi menuju titik peluncuran di puncak Skyland dan buruknya akses jalan menuju lokasi peluncuran.

BACA JUGA: Persiapan Paralayang Jember Liga Jatim

“Kesiapan panitia amburadul. Mereka belum siap. Bahkan susunan panitianya juga belum saya dapat. Jadi tidak bisa dikoordinir kalau ada masalah di lapangan. Ini kejadian terparah di East Jawa yang pernah saya ikuti,” kata Thomas kepada Jawa Pos Radar Jember, Sabtu (19/11) di titik pendaratan persawahan Desa Tamansari di Kabupaten Wuluhan.

Thomas sebelumnya sudah dua kali mengunjungi Dispora Jember untuk membahas persiapan dan teknis pelaksanaan. Saat itu ia memiliki gagasan bahwa kendaraan segala medan dapat melewati akses ke lokasi peluncuran. Namun saat acara dimulai kemarin dan hari ini, jalur yang seharusnya digunakan tidak bisa dilintasi. Kondisinya becek dan berlumpur.

“Ide saya kendaraan off-road bisa lewat, jalan aspal atau beton. Ternyata tidak. Soal akses jalan ini sepertinya sepele. Tapi sebenarnya itu sangat penting karena berpengaruh pada kualitas balapan,” jelasnya.

Thomas mencontohkan, pada umumnya setiap atlet yang mengikuti kejuaraan paralayang mendapat kesempatan terbang sebanyak enam kali atau satu putaran. Tapi kali ini mereka hanya bisa berputar tiga kali. Kurangnya opsi penerbangan memengaruhi kualitas peringkat. Masalah ini, kata dia, jauh dari harapan.

“Efeknya jelas. Jadi kualitasnya tidak bagus. Itu harus enam putaran. Karena semakin banyak, semakin kompetitif. Tapi di sini maksimal hanya tiga penerbangan,” katanya.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button