Di kampus Jogja ini, mahasiswa asing belajar segala hal mulai dari jajanan pasar hingga tie-dye - WisataHits
Yogyakarta

Di kampus Jogja ini, mahasiswa asing belajar segala hal mulai dari jajanan pasar hingga tie-dye

TEMPO.CO, Yogyakarta – Pengenalan budaya lokal Indonesia dapat dilakukan dengan berbagai cara. Jurusan Pendidikan Katering dan Busana Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta atau UNY, melalui program short course yang disebut International Short Course (ISC), belasan mahasiswa asing dari berbagai negara mengenal, mengalami dan membuat sendiri berbagai kuliner khas Indonesia. dari masakan hingga pakaian hingga batik.

“Tahun ini ada 14 mahasiswa asing yang mengikuti program ISC, mereka berasal dari Sudan, Kazakhstan, Zimbabwe, Yaman dan Mesir,” kata Adam Jerusalem, Kepala Departemen Pendidikan Pangan dan Garmen Fakultas Teknik UNY, Kamis. 10 Nopember 2022.

Sesuai dengan tema yaitu masakan tradisional Indonesia, desain busana dan tata rias kecantikan, orang asing telah dilatih untuk memanfaatkan potensi lokal nusantara. “Total durasi kursus kurang lebih 15 jam, dipecah menjadi tiga hari,” kata Adam.

Misalnya pada kegiatan tahun ini yang berlangsung dari tanggal 28-30 Oktober 2022. Pada hari pertama, peserta mengikuti kursus membatik untuk mempelajari pengetahuan dasar tentang batik dan cara membuatnya. Di kelas tie-dye ini, mereka membuat stola dengan terlebih dahulu mendesain tie-dye pada kain kemudian menempelkannya dengan malam.

Selanjutnya, mahasiswa asing ini diundang untuk mengikuti kursus masakan tradisional dan kostum tradisional Indonesia. Dalam kursus ini Anda akan belajar tentang bahan-bahan Indonesia, peralatan dapur, kebersihan dan keselamatan kerja di dapur.

Mahasiswa asing dijebak untuk membuat kue tradisional di kampus UNY. Dokter Khusus

Para mahasiswa asing juga diajak untuk langsung mempraktekkan pembuatan makanan tradisional Indonesia seperti jajanan pasar. Mulai dari sisi seperti pempek, kue putu ayu, dan kletikan onde-onde pecah.

Pada hari kedua, para peserta diajak untuk kursus kostum tradisional. Sesuai dengan namanya, peserta akan mempelajari konsep busana tradisional ala Yogyakarta, perlengkapan busana dan praktik mengenakan busana tradisional ala Yogyakarta.

Di hari terakhir, para peserta diajak untuk mini tour daerah Yogyakarta. Seperti mengunjungi Candi Plaosan dengan sepeda Onthel dan pakaian tradisional Indonesia. Selain itu, peserta juga mengunjungi sentra UKM produksi keripik Sleman.

“Kami juga memperkenalkan beberapa seni musik tradisional seperti gamelan dan angklung,” kata Adam. Dengan memperkenalkan kekayaan lokal, Adam mengaku bisa menghadirkan potret Indonesia yang akurat kepada orang asing dari berbagai negara.

Kepala Dinas Pariwisata DI Yogyakarta Singgih Rahardjo mengatakan setelah pandemi Covid-19 mereda, kunjungan wisman ke Yogyakarta menjadi sektor yang masih perlu digalakkan. Berbeda dengan wisatawan lokal yang pulih hampir 100 persen.

“Baru-baru ini terpantau rombongan wisatawan dari Eropa masuk ke Yogyakarta, seperti Italia dan Spanyol, sedangkan Malaysia dan Singapura dari Asia ada,” kata Singgih.

Badan Pusat Statistik (BPS) DI Yogyakarta sendiri mencatat jumlah kunjungan wisman ke DI Yogyakarta pada September 2022 lalu perlahan mulai meningkat lagi menjadi 52,19 persen dibandingkan Agustus 2022. Secara angka, kunjungan wisman ke Yogya pada periode ini 640 kunjungan menjadi 974 kunjungan.

WICKSONO PRIBADI

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button