Desa wisata menjadi tren pandemi, jumlah pengunjung meningkat 50 persen pada 2022 - WisataHits
Jawa Timur

Desa wisata menjadi tren pandemi, jumlah pengunjung meningkat 50 persen pada 2022

KOMPAS.com – Program desa wisata disebut menarik minat masyarakat dalam beberapa tahun terakhir karena sejalan dengan tren di masa pandemi.

Hal itu berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang melihat adanya peningkatan kunjungan wisatawan ke desa liburan.

“Hasil dua tahun ini menunjukkan kunjungan ke desa wisata meningkat 30 hingga 50 persen, terutama di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat,” kata Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Pariwisata. Industri Kreatif, Vincent Jemadu.

Baca juga:

Hal itu disampaikannya saat ditemui Kompas.com dalam Rakornas Kemenparekraf Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (16/12/2022).

“Dan juga (desa wisata di) beberapa daerah di luar Jawa seperti Kalimantan, Danau Toba, dan Sulawesi,” imbuhnya.

Menurut Vinsen, sudah dan diprediksi desa wisata akan terus populer, bahkan dia menyebutnya Pemenang Pandemi sebagai destinasi wisata.

Salah satu atraksi seni di Desa Wisata Air Terjun Moramo Sumbersari, Sulawesi Tenggara.Dermaga. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Salah satu atraksi seni di Desa Wisata Air Terjun Moramo Sumbersari, Sulawesi Tenggara.

Karena desa wisata sejalan dengan tren pasca pandemi dimana wisatawan mencari pengalaman otentik nilai kearifan lokal dan budaya masyarakat, bukan sekadar jalan-jalan biasa.

“Selain pengalaman, apa yang menurut wisatawan paling penting dalam tren global saat ini adalah keterlibatan masyarakat dan kesempatan untuk merasakan masakan lokal, budaya lokal, dan banyak lagi. pengalaman lainnya,” lanjut Vincent.

Baca Juga: Mulai dari Batik Betawi hingga Boneka Ondel Ondel Produk Kreasi Khas Betawi Andalan

Di sisi lain, menurut Vinsen, tidak hanya desa wisata, produk industri kreatif (ekraf) khususnya tiga subsektor, yakni kuliner, kerajinan tangan, dan fesyen meningkat hingga 50 persen.

“Karena kita sedang berusaha saat masuk langsung juga di desa wisata. Dengan program Bedah Desain dan Pengemasan, nilai tambah semakin bertambah dari aspek pengemasan, desain dan lainnya. Beberapa produknya bahkan sudah diekspor ke luar negeri,” ujarnya.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button