Desa Binaan ITS Raih Penghargaan Desa Wisata Terbaik - WisataHits
Jawa Timur

Desa Binaan ITS Raih Penghargaan Desa Wisata Terbaik

Kepala Pusat Studi SDGs ITS Dr. Agnes Tuti Rumiati

Surabaya, Bhirawa

Desa Buwun Sejati, Lombok berhasil meraih predikat salah satu desa wisata terbaik di Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Sebagai desa yang didukung oleh Pusat Studi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, memberikan kontribusi dalam bentuk pengajaran, manajemen, dan rencana induk pariwisata.
Ketua Pusat Studi SDGs ITS, Dr. Agnes Tuti Rumiati MSc, mengatakan gelar tersebut diterima dalam program Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif, Penghargaan Desa Wisata Indonesia (ADWI).
Menurut dosen yang akrab disapa Tuti itu, desa yang bisa mendapatkan predikat “Desa Wisata Terbaik” bisa menjadi desa yang memenuhi kriteria evaluasi Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif. Sehingga diharapkan desa terpilih menjadi destinasi wisata unggulan dan berdaya saing tinggi.
Potensi wisata di desa ini sangat strategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Selain itu, desa dapat menjadi kendaraan untuk mencapai SDGs #8 pada pertumbuhan ekonomi dan #11 pada kota dan komunitas cerdas.
“Sayangnya pengelolaan desa masih kurang baik, makanya kami bantu buatkan masterplannya,” ujarnya.
Oleh karena itu, ITS juga mengawali kegiatan dengan melakukan Focus Group Discussion (FGD) untuk memberikan pandangan warga tentang inovasi. Hal ini memungkinkan warga untuk memahami apa potensi yang ada di desa mereka. Tuti menemukan bahwa warga desa Buwun Sejati sangat antusias dan siap untuk mengembangkan desanya. Sehingga REA pada saat itu berjalan dengan lancar.
Padahal, sebelumnya, kata Tuti, tidak hanya desa Buwun Sejati yang menjadi sasaran pengembangan desa wisata ITS dalam kegiatan ini. Namun juga dengan dua desa lain di sekitarnya yaitu Desa Sesaot dan Desa Pakuan. Karena ketiga desa tersebut termasuk dalam kawasan wisata bernama Sekawan Sejati. Dengan ini, ITS juga telah membuat konsep masterplan skala tiga desa.
Jadi, masterplan ITS bersifat komprehensif dan komprehensif dalam promosi dan pengelolaan kawasan wisata. Termasuk memetakan potensi wisata alam hingga kuliner. “Makanya kami juga menawarkan tour guide, manajemen dan kursus masak-memasak,” jelas dosen dari jurusan statistika ITS ini.
Tuti menjelaskan, perkembangan warga melalui berbagai pelatihan yang dilakukan cukup memuaskan. Salah satu dari dua produk konkrit pelatihannya adalah pembuatan paket wisata lengkap dan pengelolaan website. Dengan adanya paket dan domain website ini diharapkan dapat menarik wisatawan ke kawasan wisata tersebut.
ITS tidak hanya mengembangkan keterampilan warga di sana. Namun bersama dengan Politeknik Pariwisata Lombok (Poltekpar) dalam hal pendidikan wisata kuliner dan kuliner. Karena menurut Tuti, ITS tidak memiliki keterampilan yang cukup untuk mengajarkannya kepada warga desa dalam hal seni kuliner.
“Dalam membangun desa, kami berharap bisa memaksimalkan potensinya dengan pihak-pihak yang berkompeten,” kata Tuti.
ITS juga bekerja sama dengan University of South Australia untuk mengajar Manajemen Pariwisata. Diantaranya perencanaan rest area dan service center yang akan memandu wisatawan ke berbagai tempat tempat wisata Sekawan Sejati.
“Jangan lupa juga untuk diskusi tentang strategi promosi yang tepat, materi promosi yang baik dan viral di berbagai media,” tambah Tuti.
Dukungan finansial yang diterima juga cukup besar dari lembaga Australia, yaitu Alumni Grant Scheme (AGS). Selain itu, dana dibayarkan untuk menutupi biaya pengelolaan kawasan wisata ini.
“Warga juga bisa memiliki berbagai jenis fasilitas, seperti peralatan masak, dana hibah dan lain sebagainya,” kata Tuti.
Tuti mengungkapkan dengan menggagas kegiatan ini, sebenarnya timnya tidak hanya mengejar prestasi tersebut. Sebaliknya, mereka hanya berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai SDGs dan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tuti mencatat kawasan wisata Sekawan Sejati, khususnya desa Buwun Sejati, masih perlu pembenahan, seperti dalam pengelolaan dan desain lingkungan. Diharapkan ke depan desa-desa lain di Indonesia dapat terdorong untuk lebih mengembangkan desanya khususnya di bidang pariwisata.
“Kami berharap dengan adanya masterplan ini, warga sekitar dapat mengembangkan sendiri rencana pengelolaannya,” kata Tuti. [ina.fen]

Source: www.harianbhirawa.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button