Demonstrasi Patung Kuda, Ratusan Warga Papua Tolak Tinggalkan Pusaka Presiden Soekarno - WisataHits
Jawa Barat

Demonstrasi Patung Kuda, Ratusan Warga Papua Tolak Tinggalkan Pusaka Presiden Soekarno

TEMPO.CO, jakarta – Ratusan warga Papua berdemonstrasi di patung kuda di Jakarta Pusat memprotes kebijakan Pemprov Papua yang memindahkan rumah mereka tanpa persetujuan warga. Ratusan orang tersebut merupakan warga Mess Cenderawasih I di kawasan Tanah Abang.

“Ada beberapa orang dari Pemprov Papua yang ingin mencoba memindahkan tempat tinggal kami,” kata Zakeus Sabarofek, Ketua Ikatan Keluarga Cenderawasih Tanah Abang, kepada Tempo, Rabu, 12 Oktober 2022.

Jofa, tokoh pemuda di Mess Cenderawasih, mengatakan tidak pernah ada surat resmi dari pemerintah provinsi Papua selama proses pemukiman kembali. Rencana pemindahan, kata dia, diputuskan secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan warga pekan raya.

“Tidak ada yang resmi, semuanya hanya menggunakan kaki tangan, atas nama,” katanya.

Kekacauan Cenderawasih Warisan Soekarno untuk Rakyat Papua

Pada tahun 1964, Ir Soekarno memberikan Prasasti Mess Cenderawasih kepada masyarakat Papua untuk mempersiapkan SDM yang unggul di kota-kota besar. Tempat ini cukup bersejarah karena dianggap sebagai bentuk perhatian Indonesia terhadap Papua, sebagian besar keluarga yang tinggal di Mess Cenderawasih juga merupakan cucu dari pejuang Trikora tahun 1960-an.

“Orang Papua kalau datang ke Jakarta, kalau tidak menginjak rusuh cenderawasih, mereka belum sampai di Jakarta,” kata Benny Maran, ketua RW 09, Desa Kebon Melati, Tanah Abang.

Penduduk setempat percaya bahwa Mess Cenderawasih bukan milik pemerintah provinsi Papua, melainkan pemberian Soekarno untuk orang Indonesia Papua. Dengan demikian, relokasi yang dilakukan Pemprov Papua dipandang sebagai upaya menghapus sejarah.

“Ada tanda-tanda gubernur bermasalah, gubernur Papua yang kebal hukum berusaha menghapus sejarah,” kata Benny.

Mereka menegaskan bahwa Mess Cenderawasih adalah tanah negara yang harus dijadikan cagar budaya. Jika Pemprov Papua ingin mengambil alih, warga mengaku lebih baik menyerahkan kepada pemerintah pusat karena merupakan pemberian dari Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir Soekarno.

“Jika Pemprov Papua ingin mengambil alih ini, sebaiknya kita serahkan kembali ke pemerintah pusat,” ujarnya.

Desakan teror, warga setempat curiga ada barang bukti kepentingan tertentu

Warga Mess Cenderawasih menilai upaya Pemprov Papua untuk melaksanakan pemukiman kembali warga Mess Cenderawasih dinilai tidak manusiawi. Warga setempat diminta menggunakan kekerasan untuk membebaskan diri dari kekacauan.

“Selama hampir dua bulan mereka diancam, diteror agar orang keluar, mereka takut,” kata Zakeus.

Setidaknya 300 keluarga tinggal di mess. Selama dua bulan terakhir, PAM dimatikan dan bahkan ada ancaman pemadaman listrik di rumah-rumah warga.

Aksi ini cukup meresahkan warga sekitar. Mereka menduga bahwa tindakan ini merupakan upaya untuk menegaskan kepentingan tertentu.

“Itulah mengapa saya meminta untuk diselidiki apa yang ada di belakang mereka, bersikeras bahwa kami keluar dari kekacauan dengan jalan yang buruk,” kata Zakeus.

Frans Rumbino, Ketua RT 16 RW 09, Kebon Melati, Tanah Abang, berharap Pemprov Papua lebih dulu berbicara dengan warga soal pemukiman kembali.

“Kami meminta dialog dan sosialisasi agar proses transfer bisa dilakukan secara manusiawi,” ujarnya.

Menurut informasi yang diterima Tempo, 6 perwakilan Papua telah bertemu dengan Kantor Kepresidenan untuk membahas hal tersebut. Dari hasil pertemuan tersebut, KSP menyatakan siap menjembatani penyelesaian persoalan yang muncul antara Pemprov Papua dengan warga Mess Cendrawasih I Tanah Abang, Jakarta Pusat.

VANIA NOVIE ANDINI

Baca juga: Demonstrasi Orang Papua di Patung Kuda, Polisi Kereta Bawah Tanah Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Source: metro.tempo.co

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button