Demo tolak kenaikan tiket Pulau Komodo, PHRI: Ada komunikasi yang kurang, mohon maaf - WisataHits
Jawa Barat

Demo tolak kenaikan tiket Pulau Komodo, PHRI: Ada komunikasi yang kurang, mohon maaf

TEMPO.CO, jakarta – Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia atau PHRI Hariyadi Sukamdani mengungkapkan polemik kenaikan tarif kunjungan sebesar Rp3,75 juta per orang untuk masuk ke Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur hanya sebatas komunikasi.

“Teman-teman, yang kami perhatikan adalah masalah komunikasi dan sosialisasi yang tidak terencana dengan baik. Jadi kami juga ingin tegaskan dari pariwisata tentunya kami tidak mengharapkan pelayanan kepada wisatawan terganggu,” ujarnya usai mengikuti kegiatan Biketour Gowes PHRI 2022 di Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu pagi, 6 Agustus 2022.

Pada kesempatan itu Hariyadi meminta maaf atas protes para pelaku ekonomi di sekitar Taman Nasional Komodo, termasuk PHRI.

“Jadi saya juga kemarin minta maaf kalau ada sedikit keributan di mana PHRI juga ikut menandatangani, jadi kami tegaskan niat kami bukan itu,” ujarnya.

Haryadi menjelaskan, pelaku ekonomi sebenarnya menginginkan kualitas yang lebih baik. Namun ada komunikasi dan sosialisasi tentang konservasi di pulau Komodo, Padar dan Rinca yang belum tersampaikan dengan baik sehingga menimbulkan protes.

“Tapi pulau Rinca ini masalah, ternyata kemarin tutup. Jadi hanya ada satu komunikasi yang salah. Kemudian perairan Komodo juga ditutup kemarin yang tentu saja tidak boleh berlabuh tetapi perairan seharusnya tidak menjadi masalah. Jadi ini yang perlu kita koordinasikan,” katanya.

Ketua PHRI berharap koordinasi ke depan akan mempertemukan harapan konservasi pemerintah dan keinginan para pelaku ekonomi untuk menggerakkan perekonomian.
“Jadi sebenarnya sudah dipikirkan dengan baik, tapi ada koordinasi yang kurang dalam pelaksanaannya,” katanya.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno memastikan tidak ada pembatalan atau penundaan kenaikan biaya kunjungan ke Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur sebesar Rs 3,75 juta per orang per tahun.

Sandi menjelaskan, Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif telah berkoordinasi dengan PHRI untuk menjalin komunikasi publik yang lebih baik melalui sosialisasi dan edukasi tentang upaya konservasi dan pemulihan ekonomi secara simultan di Pulau Komodo dan Labuan Bajo.

Kemudian, kata dia, sesuai arahan Presiden Jokowi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan memantau situasi kondusif, aman, nyaman dan menyenangkan bagi wisatawan dan pelaku ekonomi kreatif, juga dengan Kementerian Lembaga dan juga dengan suara provinsi setempat dan pemerintah kabupaten.

Ia mengimbau untuk tidak membiarkan narasi positif tentang pertumbuhan ekonomi yang terbangun selama ini. Berdasarkan pemeringkatan Travel and Tourism Development Index 2021 yang dirilis Mei 2022, ekonomi sektor pariwisata Indonesia telah mengungguli Thailand di peringkat 32 dari 117 negara di dunia.

Baca Juga: PHRI Ungkap Dampak Kenaikan Harga Tiket Pulau Komodo terhadap Bisnis Hotel dan Pariwisata

Source: bisnis.tempo.co

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button