Dataran Tinggi Borobudur akan menampung 1.600 pekerja di enam desa Gelangprojo • Radar Jogja - WisataHits
Yogyakarta

Dataran Tinggi Borobudur akan menampung 1.600 pekerja di enam desa Gelangprojo • Radar Jogja

RADAR JOGJA – Pembangunan mega proyek wisata Dataran Tinggi Borobudur, yang mencakup provinsi DIJ dan Jawa Tengah, terus dipercepat. Nantinya, kawasan wisata tersebut akan menampung hingga 1.600 pekerja.

Direktur Industri Pariwisata dan Kelembagaan Pariwisata Badan Otorita Borobudur Bisma Jatmika menjelaskan tenaga kerja itu dibutuhkan karena Borobudur Highland akan menjadi resor dengan total 1.050 kamar. Sumber daya manusia (SDM) yang diperlukan diambil dari lingkungan. Ini terletak di Kabupaten Magelang, Kulonprogo dan Purworejo (Gelangprojo). “Makanya kita tidak akan kemana-mana. Agar perputaran ekonomi berjalan di sekitar proyek,” ujarnya kemarin (22/11) di Hotel Keisha, Sleman.

Menurutnya, pengembangan kawasan prioritas seluas 309 hektare untuk kawasan wisata Borobudur harus diimbangi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia di kawasan tersebut. Oleh karena itu, saat ini sedikitnya 20 orang sedang mengikuti pelatihan kualifikasi. Termasuk pelatihan penerimaan (pelayan), pelayan, rumah tangga (pembersih di area umum dan pelayan). “Kami menghubungi desa terdampak kemudian mengumpulkan profil peserta dan melakukan seleksi dan penerimaan. Peserta harus siap,” katanya.

Agustin Warinangin, Direktur Destinasi Pariwisata Badan Otorita Borobudur, menjelaskan peserta pelatihan berasal dari enam desa. Yakni desa Ngargoretno di Magelang, desa Ngargosari, Gerbosari dan Pagerharjo di Kulonprogo serta desa Sedayu dan Benowo di Purworejo.
Pelatihan ini, lanjutnya, masih dalam tahap awal. Karena ke depannya, pengembangan SDM tidak hanya dilakukan di Desa Selimut (sekitar Borobudur Highland). “SDM merupakan hal yang paling penting, sehingga sertifikasi harus dilakukan,” ujarnya.

Padahal, peningkatan kualitas SDM dilakukan sambil menunggu tahapan pembangunan dilakukan. Sebab, menurutnya, percuma jika pembangunan infrastruktur tidak diimbangi dengan pembangunan sumber daya manusia. “Jangan sampai saluran airnya membesar, embernya masih kecil. Kapasitas masyarakat perlu ditingkatkan, untungnya bukan hanya pelaku wisata tapi juga investor lokal. Seperti memiliki lahan yang bisa digarap,” jelasnya. (lan/eno)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button