Daerah tujuan wisata Favorit Yogyakarta: Provinsi termiskin di Jawa, angka harapan hidup tinggi - WisataHits
Yogyakarta

Daerah tujuan wisata Favorit Yogyakarta: Provinsi termiskin di Jawa, angka harapan hidup tinggi

Daerah tujuan wisata Favorit Yogyakarta: Provinsi termiskin di Jawa, angka harapan hidup tinggi

TEMPO.CO, Yogyakarta – Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menanggapi data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengungkap fakta bahwa daerah DIY merupakan daerah termiskin di Pulau Jawa. Data BPS menyebutkan angka kemiskinan perbaikan rumah sebesar 11,49 persen pada September 2022, dengan jumlah penduduk miskin mencapai 463.630 orang, meningkat dari 457.760 orang pada periode Maret 2022.

Fakta ini cukup mengejutkan mengingat Yogyakarta yang terbagi menjadi lima kabupaten/kota hampir tidak pernah sepi wisatawan dan pelajar dari berbagai daerah sepanjang tahun, sehingga angka kemiskinan diperkirakan tidak cukup tinggi.

“Angka kemiskinan di DIY itu anomali, ada ciri khusus yang membedakan DIY dengan daerah lain,” kata Benny Suharsono, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY, Jumat, 20 Januari 2023.

Anomali ini, kata Benny, salah satunya jika dibandingkan dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di wilayah DIY yang sebenarnya tertinggi kedua di Indonesia. IPM merupakan indikator resmi yang menggambarkan kualitas hidup manusia dengan menggunakan berbagai indikator, antara lain kesehatan, pendidikan, dan pengeluaran per kapita.

“Dari segi angka harapan hidup, DIY memiliki angka harapan hidup tertinggi di Indonesia yakni mencapai 75,08 tahun,” kata Benny yang mencontohkan angka harapan hidup yang terdapat di Kabupaten Kulon Progo yang memiliki penduduk miskin terbesar setelah Gunungkidul.

Dalam hal pendidikan, DIY tertinggi di Indonesia diukur dengan harapan lama bersekolah, karena rata-rata penduduk dapat mengikuti magang atau menyekolahkan anaknya hingga berusia 15,65 tahun atau setidaknya hingga tamat tiga tahun. Dengan jumlah tersebut, maka jumlah tahun sekolah di DIY merupakan yang terbanyak kedua setelah DKI Jakarta.

“Dan yang paling menarik, dilihat dari pengeluaran per kapita, DIY tertinggi kedua setelah DKI Jakarta yaitu 14,48 juta, dimana DKI mencapai 18,92 juta,” ujar Benny.

Dari data BPS yang menempatkan perbaikan rumah sebagai provinsi termiskin antara lain tingkat pengeluaran kebutuhan pokok tergolong rendah. Hal ini karena sebagian warga swadaya, khususnya di desa-desa yang tergolong miskin, memperoleh sebagian kebutuhan pokoknya dari hasil panen sendiri, artinya mereka tidak membelanjakan atau membelanjakan uang.

“Orang-orang di toko perbaikan rumah pedesaan tidak suka menjual, mereka lebih suka berinvestasi,” kata Benny. “Investasi ini tidak berupa uang, tetapi berupa hewan ternak, tanaman dan aset lainnya yang sewaktu-waktu dapat digunakan sebagai sarana pembiayaan pendidikan anak-anaknya.”

Pemda DIY akan mendorong hal tersebut agar pengeluaran per kapita masyarakat di DI Yogyakarta yang masih relatif rendah dapat meningkat. Dari data siaga BPS, tolak ukur kemiskinan bukan hanya tingkat pengeluaran atau tingkat konsumsi masyarakat, kata Benny.

Baca juga: Kunjungan wisatawan tinggi, mengapa Yogyakarta menjadi provinsi termiskin di Pulau Jawa?

Selalu update informasi terbaru. Tonton breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di channel Telegram “http://tempo.co/”. klik https://t.me/tempodotcoupdate bergabung. Anda harus menginstal aplikasi Telegram terlebih dahulu

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button