Cerita Akhir Pekan: Waspadai Risiko Bencana Saat Bepergian - WisataHits
Jawa Barat

Cerita Akhir Pekan: Waspadai Risiko Bencana Saat Bepergian

Persiapan Labuan Bajo sebagai lokasi side event G-20, mulai dari destinasi wisata hingga souvenir

Perbesar

Ilustrasi pariwisata di Labuan Bajo. (Dok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf)

Selain itu, Muhari mengatakan salah satu tempat yang menjadi kawasan percontohan pengurangan risiko bencana di kawasan wisata adalah Labuan Bajo sebagai kawasan wisata Destinasi Super Prioritas (DSP). Menurutnya, DSP ini memiliki perlakuan yang berbeda dimana pemerintah telah membangun Rumah Sakit dengan fasilitas terintegrasi bertaraf internasional yang bisa mendapatkan asuransi perjalanan dan biasanya penting bagi para pelancong dari Eropa dan Amerika.

Labuan Bajo adalah proyek percontohan pemerintah dalam kesiapsiagaan bencana di kawasan wisata, yang juga diharapkan dapat digunakan dalam 10 wisata prioritas lainnya,” kata Muhari.

Sekadar informasi, pada tahun 2015 untuk pertama kalinya pemerintah menginisiasi pengembangan pariwisata yang lebih fokus, yaitu ke 10 destinasi wisata prioritas di Indonesia di luar Bali. Sepuluh besar tujuan wisata di luar Bali antara lain Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur, Kepulauan Seribu di Jakarta, Borobudur di Jawa Tengah, Labuan Bajo di NTT, Mandalika di NTB, Danau Toba di Sumatera Utara, Wakatobi di Sulawesi Utara, Tanjung Reading di Banten, Morotai di utara Maluku dan Tanjung Kelayang di Kepulauan Bangka Belitung.

Dari sepuluh target tersebut, lima merupakan target prioritas utama dan salah satunya adalah Labuan Bajo. Fokus pengembangannya adalah agar 5 DSP ini bisa memiliki kualitas kelas dunia, seperti halnya Bali. Pengembangan DSP meliputi pembangunan infrastruktur aksesibilitas, sarana dan jaringan telekomunikasi. Termasuk mengembangkan produk pariwisata, memperbaiki ekosistem industri kreatif hingga menyiapkan sumber daya manusia (SDM) di masing-masing lokasi.

Meski penanganan DSP berbeda, bukan berarti kawasan wisata lain tidak diperhitungkan. Misalnya, Gunung Rinjani termasuk dalam kawasan Geopark, tetapi menunjukkan lokasi dan akses untuk mencapainya ditangani secara berbeda. Muhari mengatakan pembangunan infrastruktur kesiapsiagaan bencana di kawasan wisata juga membutuhkan waktu dan proses, namun diharapkan ke depan dapat dibagi secara merata.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button