Canthik Rajamala, pimpinan kapal "Scary" yang menjadi maskot wisata solo - WisataHits
Jawa Tengah

Canthik Rajamala, pimpinan kapal “Scary” yang menjadi maskot wisata solo

jakarta

Museum Radyapustaka Solo menyimpan berbagai manuskrip dan artefak yang berkaitan dengan sejarah dan perkembangan kota Solo. Hal tersebut membuat museum tertua di Indonesia ini layak dikunjungi bagi wisatawan yang ingin mengenal kota Solo lebih dekat.

Salah satu koleksi yang sangat istimewa di museum ini adalah Rajala Canthik. Barang-barang yang menjadi bagian dekorasi kapal disimpan di ruangan khusus.

Sekilas toko kecantikan Rajamala terlihat menyeramkan. Kamar hanya dilengkapi dengan pencahayaan redup. Bentuk ornamen berupa kepala besar berwarna merah dan kumis tebal memperkuat kesan seram koleksinya.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

“Rajamala ini adalah hiasan kepala kapal yang dibuat atas prakarsa Paku Buwana V antara tahun 1820 hingga 1923,” kata salah satu pengelola Museum Radyapustaka di Solo, Ki Totok Yasmiran.

Saat itu, Paku Buwana membuat V umpan atau kapal besar yang digunakan untuk mengarungi Bengawan Solo. Bagian depan kapal dihiasi dengan bentuk Rajamala yang indah.

Rajamala adalah tokoh wayang yang dikenal memiliki kesaktian, kata Ki Totok Yasmiran.

Rajamala, salah satu koleksi penting di Museum Radya Pustaka Solo.Rajamala, salah satu koleksi penting di Museum Radya Pustaka Solo. Foto: Ahmad Rafiq/detikJateng

Menurutnya, raksasa dalam cerita pewayangan tidak bisa mati jika tubuhnya bersentuhan dengan air. Katanya tokoh ini memilih Rajamala sebagai hiasan di kapal besar itu.

Adanya artefak berupa Rajamala Canthik membuktikan bahwa kota Solo yang sebenarnya berada di pedalaman ternyata masih memiliki budaya bahari. Koleksi tersebut juga menunjukkan bahwa keberadaan Bengawan Solo pernah menjadi salah satu moda transportasi utama sebelum dimulainya industrialisasi melalui kereta api dan kendaraan bermotor.

Kapal tersebut pernah digunakan menyusuri Bengawan Solo, Kali Brantas untuk menuju Madura.

Sekilas Kapal Rajamala

Berdasarkan catatan di Museum Radyapustaka Solo, kapal Rajamala sebenarnya merupakan kapal bekas dan tidak diketahui secara pasti kapan pembuatannya. Pada tahun 1820 Paku Buwana V merenovasi kapal di galangan kapal Langenharjo.

Selain perbaikan, kapal juga diperbesar menjadi panjang 70 meter dan lebar 6 meter. Kapal ini digerakkan oleh anakan dan welah, atau semacam kemudi.

Sebagai kendaraan mulia, kapal Rajamala juga dilengkapi dengan persenjataan yang memadai. Ternyata baita gung ini dilengkapi senjata berupa 6 buah meriam serta pistol dan senapan.

Kapal ini juga dilengkapi dengan gamelan bernama Kyai Senggani Laras yang merupakan seperangkat gamelan dengan nada khas Slendro Pelog.

Rajamala adalah maskot ASEAN Para Games 2022 di Kota Solo.Rajamala adalah maskot ASEAN Para Games 2022 di Kota Solo. Foto: dok Pemkot Solo

Rajamala menjadi ikon

Meski wujudnya sangar, penampilan Rajamala yang unik dan nilai sejarah yang tinggi membuatnya menjadi ikon klasik kota Solo.

Pada perhelatan internasional Asean Para Games 2022, tokoh Rajamala juga didaulat menjadi maskot perhelatan tersebut. Merayakan HUT Kota Solo 2022, desain logo terinspirasi dari karakter Rajamala, baik bentuk maupun warnanya.

Bahkan hingga kini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo telah menjadikan Solo Rajamala sebagai maskot pariwisata di kota ini. Kalung berbentuk tokoh Rajamala ini juga sering digunakan oleh pemerintah kota Solo sebagai kenang-kenangan untuk tamunya


Artikel ini diterbitkan pada detikJateng.

Simak video 132 Tahun Museum Radyapustaka Sajikan Peninggalan Sejarah
[Gambas:Video 20detik]
(sim/sim)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button