Bupati minta keringanan kepada DPRD Jateng terkait SMA Tahura, Tawangmangu dan Jaten - WisataHits
Jawa Tengah

Bupati minta keringanan kepada DPRD Jateng terkait SMA Tahura, Tawangmangu dan Jaten

SMOL.ID – Bupati Juliyatmono mengadukan kepada delegasi DPRD Jawa Tengah yang datang ke Karanganyar tentang masalah hutan Tahura Ngargoyoso, tempat parkir Tawangmangu yang sekarang penuh sesak dan mendesak pendirian SMA atau SMK di wilayah Jawa Tengah.

Rombongan anggota DPRD Jateng yang dipimpin Wakil Ketua Fery Wawan Ahyono dari Partai Golkar datang bersama 10 anggota DPRD Jateng lainnya untuk mengecek kesiapan bantuan sosial atas rencana kenaikan harga BBM yang diambil mulai 1 Persen dari DAU (Dana Alokasi Umum).

“Kami ingin melihat kesediaan daerah, karena nanti dananya wajib karena menteri keuangan segera memerintahkan bantuan sosial yang dibiayai untuk kenaikan BBM, terutama bagi mereka yang terdampak yang menggunakan BBM sehari-hari,” kata Fery Wawan Ahjono.

Saat Bupati bertemu dengan DPRD Jateng, ia menyempatkan diri untuk meminta bantuan DPRD Jateng karena masalah yang diberitakan sudah berlangsung sangat lama. Tahura di Ngargoyoso pada awalnya dimiliki oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Namun, pengelolaannya sudah diserahkan kepada Pemprov Jateng.

“Kita tahu tahu itu dikelola oleh pemerintah provinsi karena berada di wilayah Wonogiri, Sragen dan Karanganyar. Hanya saja hutan tersebut terhubung dengan lokasi milik Wonogiri dan Sragen. Yang di Karanganyar, sebaliknya, terpisah dari Ngargoyoso,” katanya, Rabu (14 September).

Tahura telah berkembang dengan baik menjadi tujuan wisata. Dan Karanganyar yang belum memiliki destinasi wisata sendiri ingin mengelolanya secara langsung. Dan sudah diteruskan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan surat resmi, namun sudah diproses oleh Pemprov Jateng hingga saat ini, belum juga diajukan meski sudah ditangani sejak tahun 2017.

Mengenai Parkir Tawangmangu, diperlukan tempat parkir yang representatif karena pengunjung Tawangmangu sangat padat setiap hari Sabtu dan Minggu sehingga menyebabkan kemacetan lalu lintas. Karanganyar menunjukkan bahwa lokasi gudang pertanian yang sudah tidak berfungsi dapat diubah menjadi tempat parkir. Namun sampai saat ini belum terwujud.

Begitu pula SMA yang diusulkan di Jawa bersama dengan SMK Tawangmangu. Namun hanya SMK Tawangmangu yang ditempati, pertimbangannya belum ada sekolah yang menerima siswa Tawangmangu dan sekitarnya, sehingga berkelahi dengan siswa asal Karangpandan.

Hal yang sama juga terjadi di Jaten. Siswa Jaten kebanyakan berjalan kaki ke Solo karena sekolah terdekat adalah kota Karanganyar dan Kebakkramat yang sebenarnya jauh dari jalan kaki ke Solo. Alhasil, siswa pintar justru tertampung di Solo.

“Untuk mencegah siswa mengungsi ke Solo, Jaten diusulkan memiliki SMA sendiri. Tapi itu tidak terjadi. Bahkan Bupati mengatakan bahwa Pak Ganjar berasal dari Tawangmangu. Ketika dia kembali ke desanya, warga akan dicegat, karena selama.” Selama masa jabatannya, dia tidak memperhatikan kota atau wilayahnya, tidakkah Anda malu? Jaten masih belum muncul,” kata Fery.

Source: www.smol.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button