BPS: Angka Kemiskinan di Kulon Progo Akan Turun 1,99 Persen pada 2022 - ANTARA News Yogyakarta - WisataHits
Yogyakarta

BPS: Angka Kemiskinan di Kulon Progo Akan Turun 1,99 Persen pada 2022 – ANTARA News Yogyakarta

Kulon Progo, Yogyakarta (ANTARA) – Badan Pusat Statistik Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta mengumumkan persentase angka kemiskinan di wilayah tersebut meningkat sebesar 1,99 poin persentase dari 18,38 persen pada 2021 menjadi 16,39 persen pada 2022.

Kepala BPS Kulon Progo Sumarwiyanto di Kulon Progo mengatakan, Kamis, persentase penurunan kemiskinan untuk tahun 2022 signifikan, sebesar 1,99 poin persentase.

“Namun angka kemiskinan di Kulon Progo 2022 masih tertinggi di sektor DIY yakni 16,39 persen,” kata Sumarwiyanto.

Dikatakannya, ada perbandingan persentase kemiskinan di Kulon Progo dengan kabupaten/kota di DIY. Kemiskinan di Kulon Progo 16,39 persen, Bantul 12,27 persen, Gunungkidul 15,86 persen, Sleman 7,74 persen, dan Kota Yogyakarta 6,62 persen.

Kemudian tingkat kemiskinan Kulon Progo pada tahun 2022 sebesar Rp381.666 per kapita per bulan. Misalnya ada empat anggota keluarga, berarti Rp 1.526.664.

“Penduduk dianggap miskin bila pengeluaran per kapita per bulan kurang dari Rp 381.666, dan keluarga dianggap miskin bila pengeluaran per kapita per bulan kurang dari Rp 1.526.664,” ujarnya.

Sumarwiyanto mencontohkan alasan penurunan angka kemiskinan hasil survei sosial ekonomi nasional Maret 2022, yakni kegiatan ekonomi masyarakat di berbagai bidang kembali berjalan dengan baik dengan tetap disiplin mengikuti protokol kesehatan pascapandemi COVID-19.

Kemudian sektor pariwisata, tempat wisata dibuka kembali, sehingga pariwisata dan penunjangnya seperti penyedia jasa makanan dan minuman serta transportasi, industri terkait pariwisata dan industri makanan untuk cinderamata meningkat.

“Secara umum pendapatan masyarakat meningkat, termasuk masyarakat miskin,” ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, penurunan angka kemiskinan di Kulon Progo 2022 karena adanya dukungan program sembako untuk keluarga sejahtera yang diberikan mulai 20 Februari hingga 5 Maret.

Kemudian produksi beras di Kulon Progo juga meningkat dibandingkan tahun 2021 dan 2022. Kondisi produksi beras Januari-Maret 2021 sebesar 33.150 ton gabah kering giling (GKG), sedangkan pada tahun 2022 sebesar 36.583 ton GKG atau meningkat sekitar 10 persen.

“Selain itu, dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Maret 2022, pengeluaran kelompok 40 persen terbawah juga akan meningkat sekitar 12 persen pada 2022 dibanding 2021,” ujarnya.

Plt Bupati Kulon Progo Tri Shaktiyana mengatakan statistik mampu mengukur sukses tidaknya program pemerintah sekaligus mencerminkan fakta dan realita di lapangan.

Statistik merupakan alat ukur sekaligus panduan untuk menentukan perencanaan bagi OPD dalam menyusun programnya berdasarkan hasil statistik tersebut.

Angka statistik dapat membuat perbedaan antara keberhasilan dan kegagalan ketika mencerminkan fakta dan kenyataan di lapangan.

Kita dapat membandingkan hasil kerja para ahli statistik ini dengan ukuran kemajuan dalam pengurangan pengangguran dan kemiskinan yang dilakukan oleh OPD.

“Selanjutnya ini akan menentukan langkah apa yang perlu dilakukan oleh jajaran OPD maupun DIY bahkan secara nasional untuk mengatasinya secara kolektif,” kata Tri.

Ia mengatakan kemiskinan itu rumit dan rumit, namun jika diterjemahkan ke dalam angka, maka mudah untuk dipahami. Pengangguran juga rumit, indikatornya terlalu banyak, tapi angkanya bisa sederhana dan lebih mudah dikomunikasikan.

“Kami sangat berterima kasih kepada BPS Kabupaten Kulon Progo yang telah memberikan angka kemiskinan dan pengangguran yang disederhanakan sehingga kami dapat mengejar program-program strategis. Tujuannya agar angka kemiskinan dan pengangguran di Kulon Progo dapat menurun dan kesejahteraan Kulon Progo dapat meningkat. tumbuh,” kata Tri.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button