BPCB memastikan dua objek Yono dan Labit • Radar Jogja - WisataHits
Yogyakarta

BPCB memastikan dua objek Yono dan Labit • Radar Jogja

RADAR JOGJA – Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIJ melakukan survei batu purbakala di rumah warga di Kapanewon Godean, Sleman, kemarin (4/11). Dari tiga objek yang diperiksa, dua adalah objek baru.

Properti baru ini terletak di RT 2 dan RT 5 Padukuhan Gancahan VI, Kalurahan Sidomulyo. Masing-masing berbentuk yoni dan labit atau dudukan patung.

Ditemukan benda yoni di RT 1 Rewulu Kulon, Sidokarto, setelah diverifikasi ternyata benda tersebut tercatat di BPCB DIJ. Yoni yang terletak di RT 2 ini tingginya sekitar setengah meter. Menurut warga sekitar, barang tersebut ditemukan di rumah seorang Rois. Dan telah mengalami perubahan kepemilikan dan lokasi. Sedangkan di RT 5 labit patung berbentuk balok.

Panjang dan lebarnya 60 cm dan tingginya 40 cm. Dulu di pekarangan bekas kepala desa. “Ada kemungkinan dibawa dari candi, mungkin ditempatkan di wilayah Godean oleh Belanda. Ya, terus berpindah tangan dengan tokoh masyarakat setempat,” katanya. Ada kemungkinan batuan ini pernah digunakan sebagai lesung untuk menumbuk padi, karena lubangnya diduga melebar.

Ia mengatakan, banyak ditemukan benda serupa di Kabupaten Sleman, terutama di bagian timur. Maka wajar jika batu candi banyak ditemukan di pelataran rumah warga, bahkan di pinggir jalan. Kedua objek baru ini tidak memiliki konteks struktural. Hanya menemukan longgar.

Jenisnya adalah batuan andesit. Seperti candi cadas di DIJ Jawa Tengah. Karena jenis batuannya sama dengan candi-candi lainnya, maka diyakini bahwa batuan ini sudah ada sejak zaman Hindu-Budha. Kemudian ditemukan di areal rumah seorang tokoh masyarakat. “Ini mengingatkan kita bahwa bagian candi atau arca ditemukan di rumah-rumah Eropa pada masa kolonial,” jelasnya.

Setelah diinventarisasi, sisanya ditawarkan kepada warga. Apakah mereka harus diterima oleh masyarakat setempat atau tidak. Namun dengan berkoordinasi dengan masyarakat sekitar, akan dilestarikan dan dikembangkan menjadi objek wisata desa. “Kami hanya akan memantau keberadaan dan keamanan benda-benda tersebut,” lanjutnya.

Dukuh Gancahan VI Arief Setia Nugroho sebelumnya mengatakan Gancahan pernah menjadi arena perang di era VOC. Tepatnya sejak Hamengku Buwono II, selain itu memiliki sejarah nenek moyang lahirnya seorang tokoh masyarakat setempat bernama Kyai Wiro Djombo Donomuran. “Keberadaan objek Yoni mendukung pengembangan pariwisata yang memiliki nilai budaya dan sejarah di dusun kita,” ujarnya. (Surat/Bah)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button