Bandara Trunojoyo Sumenep, Takdir Anda – Kempalan.com - WisataHits
Jawa Timur

Bandara Trunojoyo Sumenep, Takdir Anda – Kempalan.com

Hambali Rasidi

PERTARUNGAN– Kabar duka datang dari Bandara Trunojoyo Sumenep. Dua maskapai, Wings Air dan Citilink yang biasa melayani rute Surabaya-Sumenep PP terpaksa diberangkatkan.

Sejak Juni 2022, Wings Air menghentikan rute Surabaya-Sumenep. Baru pada 7 Agustus lalu, maskapai Citilink juga menghentikan rute Sumenep-Surabaya PP.

Maskapai kelas ATR ini terbang ke Bandara Trunojoyo Sumenep bukan untuk pertama kalinya.

Wings Air telah terbang ke Bandara Trunojoyo Sumenep sejak tahun 2017. Maskapai kelas ATR telah membuka rute Surabaya-Sumenep. Tapi itu tidak berlangsung lama.

Yang bertahan hingga saat ini adalah penerbangan perintis dengan rute Bawean-Sumenep, Sumenep-Pagerungan dan Sumenep-Banyuwangi.

Sejak Mei 2015, telah dibuka penerbangan pilot dari Bandara Trunojoyo Sumenep ke sejumlah rute yang dibuka dengan pesawat Susi Air.

Seperti : Sumenep Jember. Sumenep-Surabaya dan sebaliknya. Surabaya-Bawean dan sebaliknya, Surabaya-Karimunjawa dan sebaliknya serta Karimunjawa-Semarang dan sebaliknya dengan frekuensi dua kali penerbangan per minggu.

Setelah Presiden Jokowi meresmikan Bandara Trunojoyo pada April 2022, dua maskapai Wings Air dan Citilink mencoba membuka pasar baru dengan rute Sumenep-Surabaya.

Saat itu, Presiden Jokowi menyampaikan keinginannya untuk mengubah Bandara Trunojoyo menjadi bandara komersial. Yang dapat dilalui oleh maskapai penerbangan dengan rute antar kota besar di Indonesia. Dengan harapan perekonomian Madura juga akan menggeliat.

Harapan Presiden Jokowi sebenarnya tidak salah. Saya hanya berpikir saya tidak memperhatikan studi ekonomi pengoperasian Bandara Trunojoyo Sumenep jika hanya tentang rute Sumenep-Surabaya.

Pak Presiden mungkin belum mendapat masukan dari orang-orang terdekatnya. Jika jalur udara niaga Sumenep-Surabaya tidak bisa dikembangkan. Karena beberapa faktor. Satu hal yang menonjol adalah jarak Sumenep dan Surabaya yang relatif pendek.

Jika Presiden memahami keadaan Kabupaten Sumenep yang terletak di ujung timur Pulau Madura, potensi ekonomi apa yang bisa dikembangkan dan warganya bisa merasakannya dengan cepat.

Serta banyaknya pulau-pulau kecil yang mengelilinginya. Ada beberapa tempat wisata yang bisa menjadi referensi bagi wisatawan lokal maupun mancanegara yang ingin mencicipi keindahan wisata alam dan budaya Sumenep.

Jika misalnya potensi ekonomi sektor pariwisata belum dikembangkan dan diharapkan. Potensi ekonomi apa yang langsung dirasakan warga Sumenep?

Bapak Presiden, sebelum Anda mengambil tindakan atau mengambil tindakan apa pun berdasarkan hasil analisis dan studi yang menyeluruh.

Pak Presiden, baru mengerti ya. Padahal, Sumenep saat ini membutuhkan penerbangan antar pulau.

Terutama penerbangan dari Pulau Kangean ke Sumenep. Karena kegiatan ekonomi penduduk Pulau Kangean jelas berkembang dengan banyaknya tenaga kerja migran dari Pulau Kangean.

Populasi Pulau Kangean dengan penduduk di pulau-pulau kecil di sekitarnya bisa melebihi 100.000 orang. Jumlah ini melebihi jumlah penduduk kabupaten-kabupaten di Indonesia Timur.

Sayangnya Pulau Kangean belum termasuk dalam objek Proyek Strategis Nasional.

Presiden Jokowi harus memahami bahwa Pulau Kangean membutuhkan proyek infrastruktur yang dianggap strategis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, kesejahteraan masyarakat, dan pembangunan daerah.

Presiden Jokowi mungkin juga belum paham bahwa Bandara Trunojoyo mempelopori bentuk bandara (lapter) pada 1970-an. Seiring waktu, bandara mengalami pasang surut.

Kehilangan jejak kondisi laptop. Kondisinya mengkhawatirkan. Hanya sebuah mode yang lewat.

Sejak tahun 2009, Bandara Trunjoyo sedang dibangun oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia untuk dijadikan bandara komersial.

Pertemuan antara Dishub Jatim, Jember, Banyuwangi dan Sumenep membahas perlunya membuka akses transportasi udara antar kabupaten.

Sejak saat itu, pergerakan pembangunan Bandara Tronojoyo digencarkan. Kemudian dibuka kantor UPT Bandara Trunojoyo. Menambah fasilitas utama bandara seperti membangun fasilitas keamanan penerbangan dan lain sebagainya.

Pada awal kepemimpinan Bupati Sumenep KH A. Busyro Karim. Perhatian pembangunan Bandara Trunojoyo mulai dipercepat.

Sejak 2010, anggaran untuk peningkatan fasilitas Bandara Trunojoyo terus dibayarkan setiap tahun. Mulai dari perbaikan infrastruktur hingga pembebasan lahan landasan pacu apa yang diharapkan maskapai.

Dan pada awal kepemimpinan Bupati Kiai Busyro, lahan untuk Bandara Trunojoyo hanya 8,3 hektar.

Sejak itu mulai terbuka sekolah penerbangan (sekolah penerbangan) Merpati Nusantara Airlines. Dan pada tahun 2012, PT Wing Umar Sadewa juga membuka sekolah penerbangan di Bandara Trunojoyo.

Tahun berikutnya hingga 2017, ada lima sekolah penerbangan yang menggunakan Bandara Trunojoyo. Itu adalah, Sekolah Penerbangan Aviterra, Merpati Pilot School, Nusa Flying Institute, Global Aviation Flying School dan Pusat Pendidikan Pelatihan Penerbangan (Banyuwangi).

Pada tahun 2012, salah satu maskapai PT Wing Umar Sadewa (Wing Air) melakukan survey dan verifikasi kelengkapan Bandara Trunojoyo.

Pada saat itu, Wing Air telah berusaha untuk terbang pada malam hari untuk memastikan bandara sudah siap lepas landas dan pendaratan malam hari.

Hasil? Semua fasilitas bandara untuk penerbangan Cassa 212 dinilai memadai. Pasalnya, lampu di sepanjang runway juga lengkap dengan perangkat canggih lainnya. Termasuk radar pengawasan pesawat.

Namun, jadwal penerbangan komersial tidak dilanjutkan. Itu baru terjadi pada 2 Mei 2015 sebagai penerbangan perintis pertama.

Pada tahun 2016, penerbangan Susi Air dihentikan dan dilanjutkan oleh maskapai pionir PT Airfast Indonesia yang melayani rute Sumenep-Surabaya dan Sumenep-Pulau Bawean. Dan pada awal 2018, rute penerbangan perintis dialihkan ke Sumenep-Pagerungan, yang menggunakan Sapeken landasan pacu dimiliki oleh PT Kangean Energi Indonesia (KEI), sebuah perusahaan minyak dan gas.

Perubahan itu dilakukan setelah Wings Air melayani rute Sumenep-Surabaya dan kota-kota besar lainnya dengan sistem tiket lanjutan.

Bupati Sumenep, KH A. Busyro Karim dalam sambutannya pada acara tersebut mulai Penerbangan perdana pesawat ATR-72 Wings Air tahun 2017 ini merupakan rasa syukur.

Saat itu Bupati Kiai Busyro mengatakan: Luas lahan untuk Bandara Trunojoyo sudah mencapai 33,57 hektar.

“Ketika saya menjabat, landasan (landasan pacu) masih 800 meter. Sekarang, landasan pacu sudah 1.600 meter dengan lebar 30 meter. Semua ini tidak lepas dari doa dan dukungan masyarakat Sumenep,” kata Bupati Busyro saat itu.

“Saya berharap ke depan bandara ini juga menjadi embarkasi haji di Madura. Jika disetujui, kami siap menambahkan landasan pacu hingga 2.200 meter. Pemkab Sumenep selalu siap menganggarkan. Karena itu bukan uang pribadi saya,” imbuhnya, disusul gelak tawa para undangan.

Pembangunan fisik Bandara Trunojoyo cocok untuk penerbangan komersial antarkota.

Tapi lupakan. Integrasi pulau-pulau kecil di sekitar Bandara Trunojoyo luput dari perhatian Presiden Jokowi.

Solusi jangka pendek untuk merevitalisasi Bandara Trunojoyo Sumenep bisa dengan membuka jalur Kangean-Sumenep dan Sumenep-Jakarta.

Semoga menjadi kajian bersama.

Source: kempalan.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button