SUCI! Populer disebut Wali Pitu, inilah 7 Makam Wali di Pulau Dewata di Bali yang tak pernah sepi peziarah - WisataHits
Jawa Timur

SUCI! Populer disebut Wali Pitu, inilah 7 Makam Wali di Pulau Dewata di Bali yang tak pernah sepi peziarah

BondowosoNetwork.com – Pulau Bali memang lebih dikenal sebagai destinasi wisata alam, dengan kekayaan seni budaya dan tradisi masyarakat Hindu menjadi ciri khasnya.

Namun tahukah Anda bahwa pulau Bali kini juga menyimpan sederet destinasi wisata religi bagi umat Islam?

Yakni ziarah ke makam para wali di Pulau Bali. Jika di pulau Jawa dikenal dengan ziarah Makam Wali Songo, maka ada yang disebut dengan ziarah Makam Wali Pitu di pulau Bali.

Dikutip BondowosoNetwork.com dari akun YouTube Fahrudin Yusuf, inilah 7 Makam Wali di Pulau Bali.

1. Makam Habib Ali bin Umar Bafaqih

Baca Juga: Tanpa Disadari Ternyata Wali Allah Ini Sangat Dekat dengan Kita, Bahkan Pernah Dizalimi: Astaghfirullah

Makam Habib Ali bin Umar Bafaqih terletak di Jalan Semangka 145, Desa Loloan Barat, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali.

Makam Habib Ali berada di situs Pesantren Samsul Huda yang didirikannya pada tahun 1935 Masehi.

Habib Ali bin Umar Bafaqih juga dikenal sebagai Wali Negara. Dikisahkan ia lahir di Banyuwangi pada tahun 1890.

Saat masih muda ia pernah belajar agama di tanah suci Mekkah selama kurang lebih 7 tahun.

Setelah menimba ilmu di tanah suci Mekkah, ia pun bersekolah di pesantren di Jombang, Jawa Timur.

Baca Juga: Inilah 4 Wali Allah yang Dipercaya Karomah Luar Biasa Bertugas Sebagai Penjaga Alam Semesta

Dan sampai akhirnya dia datang ke pulau Bali untuk berdakwah atas permintaan Datuk Kyai Haji Muhammad Syahid, seorang ulama terkemuka di Loloan.

Ribuan ulama dari berbagai penjuru tanah air lahir di pesantren Samsul Huda yang didirikannya.

Habib Ali bin Umar Bafaqih meninggal pada tahun 1997 di usia 107 tahun. Kini makamnya banyak dikunjungi peziarah dari berbagai daerah.

2. Makam Syekh Abdul Qadir Muhammad

Makam Syekh Abdul Qodir Muhammad terletak di Desa Temukus, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali.

Baca Juga: Alasan Jum’at Kliwon Dipercaya Weton Sakti Penjelmaan Wali Tanah Jawa Ternyata Karena Alasan Ini….

Dikisahkan sebelum berdakwah di Bali, beliau pernah ke Palembang dan juga ke Cirebon, Jawa Barat untuk belajar agama kepada Sunan Gunung Jati.

Syekh Abdul Qodir Muhammad adalah salah satu pengawal Sunan Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat.

Ia datang ke pulau Bali untuk menyebarkan agama Islam dari Karangasem, Buleleng hingga Jembrana.

Tak hanya peziarah Muslim, peziarah Hindu pun kerap datang ke makam ini. Makamnya lebih dikenal dengan makam keramat Karang Rubit.

3. Makam Habib Umar bin Maulana Yusuf Al Maghribi

Baca juga: GWAH MENGERIKAN! Rangkaian Weton Sakti berikut merupakan jelmaan para Wali di tanah Jawa, apakah Weton Anda termasuk?

Makam Habib Umar bin Maulana Yusuf Al Maghribi terletak di Jalan Kebon Raya, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali.

Tepat di atas bukit Tapak di tengah kawasan hutan cagar alam Kebun Raya Bedugul milik Perhutani Bali.

Peziarah harus melewati jalan setapak jika ingin menuju makam Habib Umar bin Maulana Yusuf Al Maghribi.

Konon beliau adalah salah satu wali di Bali yang turut menyebarkan agama Islam di kawasan pegunungan desa Candikuning, kecamatan Baturiti Tabanan dan sekitarnya.

Sebelum meninggal pada abad ke-15, Habib Umar telah mendirikan kerajaan Beratan. Ia menjadi raja Beratan dengan gelar Syekh Maulana Raden Hassan.

Baca Juga: Beberapa Amalan Ini Disukai Wali Allah Saat Amalan Di Makamnya. Pelancong religius perlu menyadari praktik-praktik ini

Sebelum meninggal, ia menyepi ke puncak Bukit Tapak bersama tiga muridnya yang selalu setia mengikutinya.

Makam Habib Umar Bin Maulana Yusuf Al Maghribi ini biasa dikunjungi jamaah pada hari Sabtu dan Minggu serta pada hari raya Idul Fitri.

4. Makam Habib Ali bin Zainal Abidin Al Idrus

Makam Habib Ali bin Zainal Abidin Al Idrus terletak di Desa Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali.

Dua makam yang terletak di kubah yakni makam Habib Ali bin Zainal Abidin Al Idrus dan makam Syekh Maulana Yusuf Al Baghdadi Al Maghribi.

Baca Juga: Berbahagialah Anda yang gemar membacakan sholawat Nabi Muhammad SAW, berikut penjelasan Sabda 6 Wali Allah

Dan karena adanya dua makam dalam satu kubah, maka sering disebut sebagai Makam Wali Kembar Karangasem.

Dikisahkan Habib Ali Zainal Abidin Al Idrus wafat pada 9 Ramadhan 1493 Hijriah atau 19 Juni 1982 Masehi.

Beliau adalah seorang ulama yang terkenal arif dan bijaksana. Banyak siswa belajar dengannya selama hidupnya.

Para mahasiswa tersebut tidak hanya berasal dari berbagai daerah di Bali, tetapi juga dari luar Bali, seperti Lombok dan sekitarnya.

Makam Kembar Karangasem biasanya dikunjungi peziarah pada hari libur dan menjelang bulan Ramadhan.

Baca Juga: Jangan Khawatir, Ini 2 Kunci Menjadi Wali Allah Menurut Habib Lutfi bin Yahya

Jemaah haji terbanyak berasal dari Jawa dan Kalimantan, sedangkan jemaah luar negeri yang datang rutin setiap tahunnya berasal dari Malaysia, Singapura, dan Maroko.

5. Makam Habib Ali bin Abu Bakar bin Umar Al Hamid

Makam Habib Ali bin Abu Bakar bin Umar Al Hamid terletak di tepi pantai Desa Kusamba, Kecamatan Dawah, Kabupaten Klungkung, Bali.

Habib Ali disebut-sebut pernah menjadi penasehat dan pengajar bahasa Melayu Raja Klungkung, yaitu Dalam Pertama Dewa Agung Jambe saat itu.

Saat itu ia diberi kuda untuk ditunggangi bolak-balik antara Kusamba dan Klungkung.

Baca Juga: Kisah Seorang Wali Allah yang Minta Rejeki Tapi Tidak Mau Bekerja, Begini Kisah Gus Baha selengkapnya

Saat menjalankan tugasnya, Habib Ali juga menggunakan waktunya untuk berdakwah kepada keluarga kerajaan dan orang-orang yang terkait dengannya.

Suatu hari, saat pulang dari Kerungku dan tiba di pantai Kusamba, ia diserang sekelompok orang dengan senjata tajam dan tewas seketika.

Jenazahnya akhirnya dimakamkan hari itu oleh penduduk desa di ujung barat Pemakaman Islam Kusamba.

Keberadaan makam Habib Ali sangat disakralkan oleh warga setempat, baik yang beragama Islam maupun Hindu.

Hal ini terbukti tidak hanya di kalangan peziarah yang beragama Islam tetapi juga di kalangan umat Hindu.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button