Balada oleh Sopir Angkot di Surabaya - WisataHits
Jawa Timur

Balada oleh Sopir Angkot di Surabaya

Surabaya, IDN Times – Sukardi Maarif (67) telah berada di Terminal Intermoda Joyoboyo di Surabaya selama lebih dari tiga jam. Sekitar setengah jam yang lalu tiga orang naik Lyn atau Angkot. Dia tidak pernah mengirim penumpangnya karena dia masih menunggu tiga orang lagi. Menunggu

“Sebelum pandemi bisa 14 orang penuh, sekarang 7 orang harus jalan kaki, tapi kalau 5 orang saya jalan kaki,” kata sopir angkot Lyn JM, jurusan Joyoboyo-Menganti, kepada IDN Times. akhir September 2022.

Sukardi memperingati kejayaan Joyoboyo di awal tahun 2000-an. Saat itu, Terminal Kecamatan Wonokromo sangat ramai dengan berbagai kegiatan. Warga Surabaya berebut angkutan umum. Tak hanya pengemudi angkot, bandar dan pengamen jalanan yang dihujani berkah.

Joyoboyo, katanya, bahkan menjadi bagian penting dari perjalanan panjang hidupnya. Betapa tidak, hasil penggambaran angkot itu tak hanya mampu menghidupi keluarganya selama lebih dari 40 tahun, tapi juga menyekolahkan anak-anaknya hingga perguruan tinggi.

Di sisi lain, meski kini diubah menjadi terminal antarmoda, Joyoboyo semakin sepi. Bahkan, lampiran intermodal dipasang dengan tujuan agar terminal bisa terhubung dengan sarana transportasi lain seperti kereta api. Satu per satu teman-teman Sukardi mulai berganti pekerjaan. Beberapa adalah pengemudi ojek online untuk pekerja konstruksi.

“Karena angkotnya sudah tidak ada penumpang lagi,” kata Sukardi.

Harapan Sukardi semakin turun seiring pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Jumlah penumpang semakin hari semakin berkurang. “Dulu saya bisa bawa pulang Rp 80.000. Sekarang paling banyak Rp 40 sampai 50.000. Dulu bensin bolak-balik dua kali dari Menganti-Joyoboyo sampai Rp 100.000. Sekarang saya tidak bisa melepasnya dua kali sekarang,” kata Sukardi.

Meski begitu, Sukardi enggan berganti karier. Usia menjadi salah satu alasannya. “Saya takut ojek. Saya takut naik motor. Angkot aman,” kata Sukardi sambil tertawa ringan.

Sekarang dia tinggal menunggu perhatian pemerintah. Berharap ada uluran tangan yang bisa membuatnya bertahan.

Yusuf (61) mengalami cerita yang sama. Angkotnya semakin tak tersentuh penumpang. Yusuf tak memungkiri minimnya penumpang akibat hadirnya ojek online di Surabaya. “Berkurang karena ada ojek online,” katanya.

Yusuf bahkan telah mengambil tindakan untuk menggugat pemerintah atas ojek online yang mempengaruhi jumlah penumpang angkot. Namun, keluhan Yusuf dan kawan-kawan tidak ditanggapi secara serius oleh pemerintah. Sekarang dia tidak bahagia setelah harga bahan bakar naik.

“Sebelum kenaikan konsumsi BBM, pendapatan turun. Masih ada lagi yang akan datang sekarang,” kata Yusuf.

Wajar jika Sukardi dan Yusuf semakin ditinggalkan penumpang. Layanan dan kenyamanan mereka tidak berubah sejak saat itu. Setidaknya itulah yang dikatakan penumpang. Salah satunya adalah Yati (45). Dia mengakui bahwa waktu menunggu menjadi semakin tidak nyaman: “Dulu, ketika Anda naik, Anda harus menunggu sebentar dan kemudian lari. Sekarang Anda harus menunggu hingga satu jam,” katanya.

Tapi mau bagaimana lagi, dia tidak bisa beralih ke mode lain, karena tarifnya masih dianggap terjangkau. “Kalau naik ojek online mahal, kalau naik angkot sekarang Rp 8.000,” kata Yati.

Meski sudah banyak sambatan penumpang seperti Yati, tak banyak yang bisa dilakukan para sopir dan pengelola angkot. Ketua DPC Organisasi Angkutan Darat (Organda) Surabaya, Sunhaji Iloha. Sunhaji mengatakan, sejak 2014 hingga 2022, Pemkot Surabaya tidak menaikkan tarif angkot. Hal ini dinilai cukup memberatkan bagi pengemudi bus. Karena pendapatan minim, kata dia, pelayanan minim. Korbannya lagi-lagi penumpang.

Menurutnya, pengendara angkot di Surabaya benar-benar babak belur. Jumlah Angkot Lyn terus menurun. Selain itu, telah terjadi dua kali kenaikan harga BBM sejak Presiden Joko Widodo menjabat.

“Banyak mobil (angkot) dibungkam karena tidak mampu membeli bahan bakar. Kenaikan harga BBM berdampak besar pada kebutuhan lain, seperti suku cadang, ban, oli semua,” kata Sunhaji.

Baca Juga: 2 Siswa SMA Bangkalan Diduga Korban Pelecehan Sopir Angkot

Balada Sopir Angkot di Surabaya Tergerus Ojol Terkena Harga BBMSuasana di sekitar Terminal Joyoboyo. IDN Times/Vanny El Rahman

Organda sendiri mengusulkan kenaikan tarif kepada pemerintah kota. “Kami sudah mengusulkan kepada walikota kenaikan tarif angkot Rp 6.500 dari tarif sebelumnya Rp 5.000 (per jarak maksimal 15 kilometer),” katanya.

Dengan kenaikan tarif, dia berharap pengemudi angkot masih bisa bertahan.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Dinas Perhubungan Kota Surabaya Sunoto sependapat dengan pengakuan Sunhaji. Menurutnya, jumlah angkutan umum terus menyusut setiap tahun.

Faktor utamanya adalah keberadaan ojek online. Orang-orang beralih dari angkutan umum ke ojek online. “Kami tidak menyalahkan diri sendiri, tapi ojek online memang mempengaruhi jumlah moda transportasi perkotaan. Orang menggunakan ojek online karena lebih fleksibel, penggunaan angkutan umum berkurang, dampaknya karena penumpang sedikit dan sepi,” katanya.

Dengan penumpang yang kosong, kata dia, sopir angkot tidak bisa memperbaiki dan menservis kendaraannya. Ketika tes KIR dilakukan, mereka gagal. “Tidak lolos uji KIR, juga tidak bisa diterbitkan SK trayek karena tidak memenuhi kelaikan jalan dan membahayakan keselamatan,” kata Sunoto.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Tundjung Iswandaru mengatakan pihaknya telah menyiapkan langkah proaktif untuk memastikan pengemudi angkot tidak kehilangan mata pencaharian. Mereka dipindahkan untuk mendukung pengemudi angkutan untuk bus atau feeder Suroboyo. Mereka tidak perlu lagi khawatir tentang pendapatan mereka karena negara membayar upah mereka.

“Jadi Anda tidak perlu khawatir dengan risiko pendapatan. Dia sudah mendapatkan penghasilan tetap,” kata Tundjung. Setelah sopir dipindahkan ke sopir feeder, armada angkot dijamin tetap ada.

“Bisa dipakai untuk carter trip, jemputan atau tempat wisata misalnya jadi masih ada, dia (Angkot) bisa dipakai untuk cari sampingan,” ujarnya.

Baca Juga: Tarif Angkot di Surabaya Akan Naik, Pemkot Akan Buat Wali

Source: jatim.idntimes.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button