Asal usul nama bandung "Paris Van Java" yang memiliki banyak versi - WisataHits
Jawa Barat

Asal usul nama bandung “Paris Van Java” yang memiliki banyak versi

Nama Bandung juga konon berasal dari kata bahasa Indonesia “banding” yang artinya berdampingan. Lalu ada cerita rakyat asal Bandung.

Legenda ini menceritakan tentang asal mula munculnya Bandung. Keberadaan wilayah Bandung tidak lepas dari Sungai Citarum.

Pada zaman dahulu ada seorang dukun bernama Empu Wisesa. Dia memiliki seorang putri bernama Sekar.

Sebagai orang yang sakti, Empu Wisesa juga memiliki dua murid yaitu Wira dan Jaka. Keduanya ditemukan dan dirawat oleh Guru ketika ditinggalkan di sebuah desa yang terkena lahar Gunung Tangkuban Parahu.

Keduanya menjadi murid Empu Wisesa, mempelajari ilmu bela diri dan ilmu hikmah kehidupan. Tumbuh dewasa, kedua siswa tersebut ternyata memiliki sifat yang bertolak belakang.

Wira adalah anak yang rajin berlatih bela diri meski tidak diawasi. Adapun Jaka yang akan malas saat latihan jika tidak diawasi oleh Empu Wisesa.

Sebagai orang dewasa, Jaka ingin berbicara dengan guru secara pribadi. Ia berniat melamar putra Empu Wisesa.

Mendengar hal itu, Empu Wisesa pun mengatakan akan mengomunikasikan niat Jaka kepada putranya Sekar. Sayangnya, Sekar menolak lamaran Jaka dan mengaku hanya ingin menikah dengan Wira.

Sekar kecewa dan bertanya mengapa dia tidak menanyakannya terlebih dahulu sebelum menerima saran Jaka. Usai perbincangan antara ayah dan anak itu, Empu Wisesa keluar dari rumah untuk memikirkan jalan keluar dari masalah yang ada saat ini.

Melihat Gunung Tangkuban Perahu yang masih menyala karena laharnya, Empu Wisesa punya ide untuk menyelesaikan masalah tersebut. Keesokan harinya, Empu Wisesa memberikan pesan yang tak terbantahkan kepada Wira dan Jaka.

“Lihatlah lahar Gunung Tangkuban Perahu! Siapa yang mampu memadamkan lahar itu, saya akan menikah dengan Sekar,” kata Empu Wisesa.

Tak lama setelah Wira mendengar hal itu, Wira mengira api bisa dipadamkan dengan air. Sementara itu, Jaka merasa pesan Empu Wisesa tidak mungkin bisa terlaksana.

Wira kemudian mencari sumber air dan menemukan Sungai Citarum dan menemukan bahwa lahar Gunung Tangkuban Perahu berada di daerah cekungan yang cukup rendah. Menggunakan kemampuannya, Wira meruntuhkan sebuah bukit di dekat Sungai Citarum, lalu airnya meluap dan mengalir ke lahar Gunung Tangkuban Perahu di cekungan.

Akhirnya kolam lahar tersebut berubah menjadi sebuah danau besar yang dikenal dengan nama Danau Bendung. Kesuksesan Wira yang tak mudah menyerah, akhirnya mengantarkan pemuda itu menikah dengan Sekar.

Danau Bendung, secara bertahap surut dan mengering. Namun kawasan bekas danau tersebut berubah menjadi kawasan yang subur. Ketika Wira, Sekar, dan seluruh penduduk desa melihat daerah yang subur dan luas, mereka pindah ke sana.

Mereka hidup sejahtera dengan hasil panen yang melimpah. Wira menjadi pemimpin di desa itu. Bekas Bendung Danau dengan demikian menjadi latar belakang daerah yang sekarang dikenal sebagai Bandung.

Source: www.liputan6.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button