Anggota keluarga Sumba merayakan Natal bersama di Adat Sumba - WisataHits
Jawa Barat

Anggota keluarga Sumba merayakan Natal bersama di Adat Sumba

Anggota keluarga Sumba merayakan Natal bersama di Adat Sumba

Orang Sumba di luar negeri tidak melupakan budayanya. Foto dari acara Natal bersama IKBS di Jakarta beberapa tahun lalu.

Masyarakat Sumba, NTT yang tersebar di Jabodetabek dan Bandung yang tergabung dalam Orang Keluarga Besar Sumba (IKBS) akan berkumpul pada Natal 14. Ini akan ditangani oleh DPC Bogor.

Uniknya, pesta itu digelar dalam budaya Sumba.

Pada hari pertama, beberapa kelompok dan individu membawa hewan kurban berupa babi dan kerbau hidup.

Rombongan akan datang dalam jumlah banyak, membawa hewan hias, diiringi nyanyian dan tarian.

Mereka yang memiliki hewan akan dijemput “dalam urutan” berupa teriakan dan seruan pertanyaan tentang maksud dan tujuan kedatangan. Semuanya dalam sajak tradisional.

Sejauh informasi dari media tersebut ada, DPP IKBS akan mendatangkan kerbau di bawah koordinasi Hermanus Malo Dona dan Celestino Reda.

Kolonel Gerardus Maliti membawa babi dalam kandang (Dana Koro Wawi) pada pukul 14.00 WIB. Ada beberapa pihak lain yang membawa daging babi.

Sore hari tanggal 14 Januari hewan disembelih dengan cara tradisional Sumba. Daging hasil penyembelihan ini akan dimakan bersama pada 15 Januari 2023.

Saiso Kisah kelahiran Yesus

Pada malam hari pertama berlangsung musim, yaitu penampilan nyanyian “sepanjang malam” dalam syair tradisional Sumba, diiringi dengan suara gong yang dipukul perlahan.

yang spesial musim saat Natal bersama, Agustinus Tamo Ama selalu Ratto Saisoakan menyanyikan kisah kelahiran Yesus Kristus dalam puisi tradisional Sumba, khususnya suku Waijewa.

Saat menerapkan musim, Akan ada beberapa orang untuk diajak bicara Ratto Saiso dengan puisi tradisional tentang cerita yang diceritakan musim.

Hermanus Malo Dona, Ketua IKBS tempusdei.id menjelaskan bahwa tujuan dari perayaan Natal bersama ini adalah agar masyarakat Sumba perantauan tidak melupakan akar budayanya.

“Terutama agar para pemuda atau anak-anak yang lahir di kota bisa mengenal budayanya. Ini budaya kita, ini warisan nenek moyang kita yang harus kita lestarikan dan kita kembangkan,” kata Hermanus.

Celestino Reda, Sekretaris Jenderal ICBS, melihat semangat mempertahankan adat budaya Sumba di luar negeri sebagai tanda bahwa masyarakat Sumba memegang teguh budayanya di tengah gempuran banyak budaya lain.

“Tentu kita terbuka dengan budaya lain karena kita memang berada di persimpangan banyak budaya, tapi budaya Sumba juga perlu kita jaga sebagai identitas kita,” ujarnya antusias.

Untuk melaksanakan kegiatan yang padat dana ini, anggota IKBS dapat berdonasi sesuai dengan kemauan dan kemampuan untuk berdonasi.

Jenis gerakan donasi untuk IKBS ini tersebar luas.

Selain menyelenggarakan acara tersebut, IKBS juga mengumpulkan donasi ketika ada anggota yang membutuhkan pertolongan karena sakit atau meninggal dunia.

Di bawah koordinasi manajemen, IKBS bahkan kerap memulangkan jenazah warganya ke Sumba.

“Kalau ada yang meninggal dan keluarga di Sumba meminta jenazah anaknya dikembalikan dengan segala larangan, kami akan bantu pemulangannya. Saya salut dengan warga IKBS yang selalu mau bergotong royong membantu saudara-saudaranya,” ujar Hermanus. (tD/EDL)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button