Aksi ribuan timbunan ember di Malioboro mengajak wisatawan untuk peduli sampah - WisataHits
Yogyakarta

Aksi ribuan timbunan ember di Malioboro mengajak wisatawan untuk peduli sampah

TEMPO.CO, Yogyakarta – Kawasan Malioboro masih dianggap sebagai pintu gerbang utama pariwisata Yogyakarta. Selain itu, Malioboro merupakan kawasan di kawasan Poros Filosofis, sebuah garis imajiner yang saat ini diusulkan oleh Yogyakarta kepada UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia Takbenda.

Untuk menjaga kawasan Malioboro pada Minggu 6 November 2022,
Perhimpunan Bank Sampah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar aksi bersama bertajuk The Great Jogja Garbage Bank. Aksi ini dilakukan untuk mengajak wisatawan dan pemangku kepentingan industri pariwisata untuk mengurangi sampah di Kota Yogyakarta khususnya di Malioboro.

Aksi yang dipusatkan di kawasan Pedagang Kaki Lima (PKL) Teras Malioboro itu ditandai dengan pembagian 1.000 ember tumpuk kepada Asosiasi Bank Sampah di Kota Yogyakarta. Ember tumpuk ini merupakan sebutan untuk komposter yang berfungsi sebagai sarana pemilah sampah organik dan anorganik.

“Aksi ini menjadi pengingat baik bagi warga, pengusaha, dan wisatawan lokal untuk tidak meninggalkan sampah saat berwisata di Malioboro yang merupakan bagian dari Poros Filosofi Yogyakarta,” kata Pj Wali Kota Yogyakarta Sumadi.

Sumadi mengatakan jumlah wisatawan yang datang ke Kota Yogyakarta mencapai 5,1 juta orang hingga September 2022, melampaui target semula 2 juta orang.

“Banyaknya wisatawan yang datang juga berpotensi menambah sampah, apalagi jika masih ada wisatawan yang masih meninggalkan sampah,” kata Sumadi.

Masalah tumpukan sampah di Kota Yogyakarta akibat tersendatnya transportasi ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan di Kabupaten Bantul kembali muncul pada akhir Oktober lalu. Sedikitnya 1.200 ton sampah di Kota Yogya tidak terangkut dan menumpuk karena ada perubahan rencana pembuangan dari kelurahan di wilayah DIY ke TPST Piyungan.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta menemukan bahwa volume sampah di Kota Yogyakarta berkisar antara 350 hingga 370 ton per hari. Di kawasan Malioboro sendiri, volume sampah bisa mencapai 25 ton saat musim liburan.

Sekretaris Asosiasi Bank Sampah Yogyakarta Erwan Widyarto mengatakan aksi Tumpukan Ember ini merupakan wadah untuk melatih penggunaan komposter sebagai pengelola sampah organik, langsung dari penemu komposter ember tumpuk, Nasih Widya Yuwono dari Fakultas Pertanian UGM binaan . “Tujuannya agar warga tahu bahwa alih-alih ke TPA sementara dan permanen, sampah organik bisa diolah menjadi kompos,” ujarnya.

Erwan mengatakan prinsip pengelolaan sampah dengan 3R adalah: mengurangi, menggunakan kembalidan daur ulang masih relevan sampai sekarang. Untuk mendapatkan administrasi yang sederhana, murah dan bermanfaat.

“Prinsipnya sebenarnya sederhana jika ingin masalah sampah diselesaikan, yang organik dikomposkan, yang anorganik dipilah, diolah lalu dijual,” kata Erwan.

Jika langkah ini dilakukan secara kolektif dan disiplin, maka semakin sedikit sampah yang dibuang ke TPA.

Dalam kegiatan tersebut, puluhan stand Gabungan Sampah di Yogyakarta juga mempresentasikan jenis-jenis produk daur ulang sampah. Seperti sabun berbahan minyak jelantah, sabun mandi EcoEnzyme, boneka badut dari tutup botol, pengolahan limbah kaca, budidaya magot, biopori, losid, pupuk organik cair, bros berbahan kresek, bros berbahan tutup botol, pot berbahan dasar kresek. baju bekas, kerajinan koran, kreasi, sedotan hingga limbah sandal.

Baca juga: Tren Kasus Covid-19 Meningkat, Sultan Yogyakarta Minta Protokol Kesehatan Diperketat

Selalu update informasi terbaru. Lihat berita terbaru dan berita unggulan dari Tempo.co di saluran Tempo.co Update Telegram. klik https://t.me/tempodotcoupdate bergabung. Anda harus terlebih dahulu menginstal aplikasi Telegram

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button