Agenda G20, Ada Pertemuan Menteri Kebudayaan di Borobudur - WisataHits
Yogyakarta

Agenda G20, Ada Pertemuan Menteri Kebudayaan di Borobudur

Bisnis.com, SEMARANG – Pemerintah Kabupaten Magelang sedang mempersiapkan kawasan Borobudur sebagai lokasi pertemuan tingkat menteri G20. Pertemuan dijadwalkan berlangsung dari 12 hingga 13 September 2022 dan akan memperkenalkan menteri kebudayaan negara-negara anggota G20 dan UNESCO.

Ananto Kusuma Seta, koordinator G20 Culture 2022 mengatakan, penyelenggaraan pertemuan akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, pertemuan para menteri kebudayaan biasanya berlangsung di Bali. “Kabupaten Magelang kami pilih dengan salah satu program untuk membawa Jawa Tengah dan DI Yogyakarta ke tingkat dunia,” ujarnya, dikutip dari situs Pemkab Magelang.

Pemangku kepentingan pariwisata di kawasan Borobudur menyambut baik rencana tersebut. “Mudah-mudahan bisa melibatkan stakeholders pariwisata, kalau tidak sayang,” kata Kirno Prasojo, Ketua Forum Diskusi Klaster Wisata Borobudur (FRKP), Senin (22/8/2022).

Kirno telah berkoordinasi dengan para pelaku bisnis perhotelan, restoran, dan desa wisata di kawasan Borobudur untuk bersiap. Namun, Kirno mengatakan kepada Bisnis bahwa dia tidak tahu persis apa agenda G20 di sana.

“Kami belum yakin apakah kami ingin konferensi di sini atau hanya kunjungan. Tamu negara punya agenda sendiri, punya protokol sendiri, kita belum tahu itu,” jelas Kirno.

Pertemuan G20 di tingkat menteri Pertemuan tingkat menteri tentang budaya G20 sendiri pertama kali diluncurkan ketika Italia mengambil alih kepresidenan G20 pada tahun 2021. Pertemuan menteri kebudayaan negara-negara G20 pertama kali terjadi pada pertemuan G20 di Arab Saudi pada tahun 2020. Pertemuan ini penting untuk menegaskan kembali posisi budaya sebagai mesin penggerak kegiatan sosial ekonomi yang berkelanjutan, terutama di tengah pandemi Covid-19.

Dalam pidatonya pada 11 Agustus, Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan, mengatakan Indonesia akan mendorong semangat gotong royong pada pertemuan tingkat menteri. Hal ini penting untuk menghubungkan tradisi budaya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat. “Sehingga dapat mendorong praktik gaya hidup berkelanjutan,” pungkasnya.

Source: semarang.bisnis.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button