Ada sejarah seni di balik objek wisata Jalan Braga di Kota Bandung - WisataHits
Yogyakarta

Ada sejarah seni di balik objek wisata Jalan Braga di Kota Bandung

Bandung (ANTARA) – Kota Bandung memiliki berbagai tempat wisata. Salah satu tempat wisata tersebut adalah Jalan Braga yang terletak di Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat. Jalan Braga merupakan salah satu destinasi wisata legendaris dan terkenal di Indonesia.

Jalan yang memiliki panjang sekitar 850 meter ini bisa dibandingkan dengan kawasan wisata serupa seperti Kawasan Kota Tua di Jakarta hingga Jalan Malioboro di Yogyakarta.

Jalan membentang utara-selatan, mulai dari kantor Bank Jawa Barat Indonesia, dan berlanjut ke Gedung Merdeka di kawasan Jalan Asia Afrika. Jalan Braga dibagi oleh pertigaan Jalan Naripan dan pertigaan Suniaraja-Lembong.

Sejak berdirinya Jalan Braga di era Ridwan Kamil sebagai Wali Kota Bandung, kawasan tersebut semakin diminati wisatawan. Selain fotografi, kawasan Braga juga menawarkan banyak destinasi kuliner mulai dari kuliner lokal hingga restoran mewah.

Selain itu, Jalan Braga juga erat kaitannya dengan sejarah. Pasalnya di Jalan Braga terdapat gedung DENIS yang merupakan Bank Hindia Belanda dan sekarang menjadi kantor pusat Bank BJB.

Pada masa perjuangan kemerdekaan, pengibaran bendera Belanda di gedung tersebut dirobohkan, menyisakan warna merah putih seperti yang dilakukan warga Surabaya di Hotel Majapahit.

Dibalik pariwisata dan sejarahnya, ternyata Jalan Braga pernah menjadi art hub di kota Bandung. Bahkan seni menjadi salah satu pendorong bangkitnya pariwisata di daerah tersebut.

Bekerja di Braga

Siapa sangka Jalan Braga tidak seramai tahun 1990-an dan 2000-an seperti sekarang ini. Kondisi Braga mulai berubah sejak seniman terkemuka, yakni Ropih Amantubillah atau Abah Ropih, membuat trotoar pada tahun 2000 sebagai ruang untuk memamerkan karya-karya seniman.

Gerakan Abah Ropih kemudian menginspirasi seniman lain untuk terlibat dalam pameran dan penjualan karyanya hingga menyebar di sepanjang Jalan Braga.

Saat itu, pameran seni rupa di emperan jalan menjadi alternatif. Karena pameran di gedung atau di galeri menghabiskan banyak uang.

Ketua Dewan Kesenian Kota Bandung Rahmat Jabaril mengatakan seniman lukis Braga berdampak pada munculnya bentuk-bentuk industri kreatif lainnya, seperti fotografi dan kuliner.

Dulu tidak banyak kafe di Braga, kebanyakan toko buku. Apalagi kalau ke arah selatan Braga banyak pertokoan yang tutup. Sekarang ada banyak kafe di daerah itu karena jumlah lukisan yang dijual di daerah itu sudah mulai.

Ropih Kunsthaus

Usai kegiatan seni, kawasan Braga semakin semarak. Abah Ropih kemudian membangun sebuah rumah seni bernama Rumah Seni Ropih.

Namun di dalam rumah, Abah Ropih tidak membatasi seni hanya sebatas melukis. Abah Ropih juga mendalami seni lainnya, seperti musik, secara tradisional untuk menjaring seluruh seniman di kota Bandung.

Harapan Abah Ropih, Jalan Braga secara tidak langsung bisa menjadi perguruan tinggi seni, seperti perguruan tinggi terbuka.

Selain itu, siapa pun dapat belajar seni dan menjual karya seninya di Rumah Seni Ropih. Sejak saat itu, Jalan Braga dikenal sebagai kawasan seni, khususnya seni lukis.

Bahkan di tahun 2022, masih sering dijumpai seniman-seniman yang memamerkan lukisannya di trotoar Jalan Braga. Lukisan dijual mulai dari Rp 50.000 hingga jutaan Rupiah.

Merawat Braga dengan Seni

Meski kawasan Braga kini sudah dimodernisasi, namun masih ada kegiatan seni di Braga. Baru-baru ini, Galeri Seni Ropih menggelar Pameran Pulau Emas untuk memperingati 22 tahun karya seniman Abah Ropih.

Rahmat selaku kurator pameran mengatakan, tema Pulau Emas dipilih karena konsep pulau emas menjadi acuan ideologis Abah Ropih dalam berkesenian.

Isle of Gold tidak diartikan secara harfiah, tetapi Isle of Gold adalah bagaimana kita menjaga pemahaman tentang identitas manusia.

Hingga 30 lukisan dari berbagai gaya lukisan dapat dilihat di pameran. Ke-30 lukisan tersebut merupakan karya Abah Ropih.

Ada gaya lukisan yang berbeda, ada yang realistis, ada yang abstrak, ada yang simbolis. Hal ini menunjukkan bahwa Abah Ropih adalah orang yang kreatif yang tidak terpaku pada gaya tertentu.

Pameran Pulau Emas akan digelar pada 7-28 Agustus 2022 di Galeri Seni Ropih, Jalan Braga, Kota Bandung, Jawa Barat.

Ada sesuatu yang dikatakan Abah Ropih tentang cara hidup umat manusia. Penting bagi generasi muda untuk melihat karya ini tentang bagaimana mencapai kedamaian dan ketenangan dalam hidup.

Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Nuzrul Irwan Irawan, juga mengapresiasi kegiatan kesenian yang masih ada di Jalan Braga.

Ia berharap kegiatan seni dapat berdampak pada pariwisata. Warga Bandung dan wisatawan diajak menikmati pameran.

Jalan Braga di Kota Bandung tidak hanya menyimpan pesona keindahannya tetapi kawasan ini juga menyimpan sisi lain yang sangat menarik untuk dinikmati yaitu sejarah dan kehidupan seni yang melingkupinya.

Penerbit : Slamet Hadi Purnomo
HAK CIPTA © ANTARA 2022

Source: www.antaranews.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button