Agenda hari ini: Silaturahmi Nasional Backpacker NU 2022
MAJELIS NASIONAL BACKPACKER NU 2022
Penampilan oleh Panji Laras Svara, Mbah Yongki Irawan, Tari Sufi Jabung, Jathayu Umeg
19-20 November 2022 8.30 pagi – selesai
di Coban Talun, Kota Wisata Batu
Panji Laras Svara adalah grup musik di Malang yang dibentuk dengan konsep bernuansa world music.
Penggunaan beberapa alat musik khas kepulauan Indonesia dan negara-negara jajaran Asia.
Berbagai alat musik Indonesia dipadukan dengan alat musik modern untuk menyeimbangkan semangat dan nuansa etnik dengan keragaman nusantara.
Jiwa dan tubuh diterjemahkan ke dalam bahasa suara dan alam.
Musik Panji Laras Svara memiliki visi sebagai jembatan pendidikan ekologi dan musik pendidikan. Dengan misi untuk menciptakan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan melalui orasi musik khususnya kebersihan sungai dan daur ulang sampah.
Pencipta lagu Joko Tebon dan Syafril. Komposer Agus Wayan. Panji Laras Svara terdiri dari Mamad bermain bass, Siti bermain perkusi ritmik, Iwan Dongkel vokal dan perkusi ritmis, Joko Tebon vokal, Syafril bermain suling dan terompet, Nova vokal, Yoyok penabuh drum, Agus Wayan, senar Nusantara memainkan.
ig@panjilarassavara
Mbah Yongki Irawan menampilkan permainan tradisional Nyai Puthut dan Pring Edan.
Baca Juga: Konser Mini Panji Laras Svara di Banyuwangi, Persembahan Hari Lingkungan Hidup Sedunia
Nilai Toleransi Gus Dur di Komunitas Backpacker NU
CH. Abdurrahman Wahid atau lebih dikenal dengan nama Gus Dur dikenal sebagai bapak demokrasi, perdamaian dan toleransi. Pemikiran, pandangan, dan tindakannya mengubah cara pandang banyak pemuda NU pada 1980-1990-an menjadi lebih inklusif. Hingga saat ini, ia menginspirasi dan menjadi referensi melalui Jaringan GUSDURian atau buku, tulisan, dan videonya yang tersebar di web dan media sosial. Salah satunya adalah NU Backpacker, sebuah komunitas budaya yang berisi para petualang NU.
Pada Muktamar NU ke-33 tanggal 1-5 Agustus 2015 di Jombang, rombongan pemuda NU asal Purworejo, Jawa Tengah, datang dengan membawa kaos bertuliskan “Backpacker NU”. Tujuan para backpacker NU datang ke acara ini adalah untuk bersilaturahmi dan bersilaturahmi, berziarah ke makam para pendiri NU dan menghadiri acara sampingan Kongres seperti Musyawarah Pemuda NU yang didukung oleh beberapa aktivis muda NU, diantaranya adalah para aktivis muda NU. jaringan GUSDURian. Pembicara utama pada saat itu adalah KH. Maimoen Zubair, selain Ibu Hj. Nuriyah Abdurrahman Wahid. Selain ketiga poin tersebut, tujuannya tentu saja backpacking, travelling, jalan-jalan dan wisata murah.
Lambat laun aktivitasnya terpublikasi di media sosial, banyak yang tertarik bergabung dengan NU Backpacker. Singkat cerita, karena banyak sekali daerah yang meminta, Backpacker NU mendeklarasikan diri sebagai komunitas pada acara Temu Nasional di Puncak Becici, Yogyakarta pada 19-20 Januari 2019. Dilanjutkan dengan Silatnas Backpacker NU pada tanggal 24 dan 25 Agustus 2019 di Taman Pendidikan Mangrove Demang Gedi, Kecamatan Purwodadi, Purworejo, Jawa Tengah. Sejak peristiwa terakhir itu, komunitas diatur dengan beberapa “aturan” yang tidak seketat organisasi.
Sebagian besar nilai-nilai yang dibawa dari Muktamar NU ke-33 di Jombang menjadi semacam program utama. Bepergian atau backpacking, ziarah, pengajian, sembahyang, berkemah, dan mendaki gunung merupakan kegiatan yang sering dilakukan di kawasan ini. Isu lingkungan, sampah dan alam juga menjadi bagian dari gerakan ini.
Lingkar Backpacker Center NU sebagai “General Manager” komunitas ini tidak mengetahui program dan agenda yang ada di wilayahnya. Mereka mengecualikan aktivitas backpacker NU selama mereka “positif” dan peduli terhadap almamater NU. Sehingga hal ini justru mewarnai kreativitas dan agenda para backpacker NU di daerah. Selain kegiatan sampingan tersebut di atas, mereka bebas membuat agenda sendiri. Ada yang rutin belajar Al-Qur’an, mengaji atau tadarus, mengaji kitab, berdiskusi dan mengaji Ratibul Haddad.
Source: news.google.com
