Jalan menuju pantai Sipelot rusak parah tanpa ada perhatian dari Pemkab Malang - WisataHits
Jawa Timur

Jalan menuju pantai Sipelot rusak parah tanpa ada perhatian dari Pemkab Malang

Jalan menuju Pantai Sipelot di kawasan Desa Pujiharjo, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang rusak parah, yang hingga saat ini belum mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten Malang.
Cahyono/Bhirawa)

Kabupaten Malang, Bhirawa.

Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah di Jawa Timur (Jawa Timur) yang banyak terdapat tempat wisata khususnya wisata pantai. Dan kunjungan wisatawan ke daerah itu, selalu dipadati wisatawan. Namun, hal tersebut tidak dibarengi dengan perbaikan infrastruktur jalan menuju tempat wisata pantai. Sementara itu, tidak hanya wisatawan yang mengeluhkan jalan yang rusak, namun warga sekitar juga mengeluhkan jalan yang rusak. Karena telah menghambat pasokan hasil pertanian, perkebunan dan perikanan.

Kerusakan infrastruktur jalan menuju pantai antara lain Pantai Sipelot, Desa Pujiharjo, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang. Sementara itu, Pantai Sipelot telah menjadi tujuan wisatawan dari berbagai negara. Karena jalan rusak parah, jumlah turis asing turun. Untuk itu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang segera memperbaiki jalan rusak menuju Pantai Sipelot. Di kawasan Desa Pujiharjo tidak hanya menjadi destinasi Pantai Sipelot saja, namun juga wisata Pantai Tenger dan Pantai Watu Kuwung serta Wisata Air Terjun Pasir Putih atau masyarakat setempat menyebutnya Wedi Putih.

Dengan mengelola tempat wisata tersebut, pemerintah desa Pujiharjo telah menghasilkan Pendapatan Asli Desa (PADes) yang semakin meningkat setiap tahunnya. “Kami sudah mengusulkan perbaikan ke Pemkot Malang untuk jalan rusak menuju wisata pantai, tapi sampai sekarang belum ada realisasi. Dan beberapa kerusakan jalan cukup parah, sehingga menghambat perjalanan wisatawan dan masyarakat yang akan menjual hasil pertaniannya,” kata Hendik Arso, Kepala Desa Pujiharjo, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang Hendik Arso, Minggu (23/10). ). ). Bhirawa.

Menurutnya, sebelum terkena pandemi penyakit virus Corona (Covid) 19,

Desa Pujiharjo telah mendapatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) sebesar Rp100 juta pada tahun 2017, dan pada tahun 2018 meningkat menjadi Rp302 juta. Sementara itu, peningkatan PAD juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat desa Pujiaharjo. Dan semua tempat wisata dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang membawahi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Karena Pokdarwis ini menjalankan unit bisnis pariwisata, termasuk unit bisnis guest house atau homestay yang didedikasikan untuk wisatawan.

“Namun dengan adanya Covid 19, semua tempat wisata pantai di kawasan Desa Pujiharjo ditutup, ini kebijakan pemerintah untuk melaksanakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)” jelas Hendi.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengumumkan bahwa banjir bandang dan tanah longsor melanda Desa Pujiharjo pada Senin pagi (17 Oktober). Jadi, dalam bencana tersebut, 400 KK terkena dampak dan puluhan rumah warga rusak berat, serta beberapa infrastruktur rusak dan tiga jembatan penghubung dusun. Hal ini berdampak pada ratusan tukang kebun di Desa Pujiharjo yang tidak bisa melintasi jembatan tersebut.

“Kerusakan jembatan membuat warga harus memutar 10 kilometer. Dan jembatan blok 9 yang juga rusak sehingga masyarakat harus menunggu sungai surut untuk bisa lewat. Tentu ekonomi warga sekitar juga akan terganggu, sangat terganggu,” kata Hendik.

Perlu diketahui bahwa jalan menuju Pantai Sipelot rusak dari kawasan Desa Kepatihan di Kecamatan Tirtoyudo hingga pintu masuk Desa Pujiharjo sekitar 5 kilometer. Dan kerusakan jalan tersebut tidak sepenuhnya rusak, melainkan terpotong-potong. Dan ada akses jalan yang dicor semen, tapi jalan selanjutnya rusak parah, dan seterusnya. (cyn.hel).

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button