Ray Redondo menjadi pemain pengganti dan membawa PSIS ke semifinal
Bola.com, Semarang – PSIS Semarang berhasil lolos ke semifinal Piala Presiden 2022. Mahesa Jenar butuh perjuangan berat untuk mencapai tahap ini.
Pada babak perempat final yang berlangsung pada Minggu (3/7/2022), PSIS Semarang berhasil mengalahkan Bhayangkara FC melalui adu penalti 9-8 (1-1).
Ray Redondo adalah pahlawan ronde untuk PSIS Semarang. Berkat penampilannya, dia membuat dirinya layak menyandang gelar pria permainan dalam pertarungan ini.
penentu lolos
Baca Juga
PSIS Bertemu Arema di Semifinal Piala Presiden 2022Ray Redondo mendapat kesempatan bermain di PSIS Semarang musim lalu. (Dok. PSIS Semarang)
Ray Redondo menyelamatkan dua penalti dari Bhayangkara FC. Yakni Anderson Salles dan I Putu Gede Jun Antara.
Menariknya, Anderson Salles menjadi penendang pertama Bhayangkara. Sedangkan Putu adalah penendang terakhirnya di pertandingan ini.
Berpartisipasi dalam putaran kedua
Ray Redondo belum dimainkan sejak awal game ini. Ia baru turun tangan saat laga sudah 78 menit.
Sergio Alexandre, pelatih PSIS Semarang tampak khawatir dengan Yofandani Pranata yang menjadi starter di laga ini.
Selanjutnya, gol penyama kedudukan Bhayangkara FC dari Youssef Ezzejari tak lepas dari kesalahan kiper muda berusia 21 tahun itu.
Redondo masuk dan mampu menenangkan lini belakang PSIS. Puncak penampilan Redondo tentu saja adu penalti.
3 kiper muda
Aldhila Ray Redondo (PSIS)
PSIS Semarang selama ini mengandalkan tiga kiper muda yang sebenarnya kurang berpengalaman. Mereka adalah Ray Redondo (26 tahun), Fajar Setya Jaya (26 tahun) dan Yofandani Pranata (21 tahun).
Ray dan Fajar sering berperan sebagai penjaga gawang cadangan di klub mereka sebelumnya. Sedangkan Yofandani terlihat paling hijau diantara ketiganya.
menjanjikan
Penampilan ketiga sebenarnya tidak terlalu buruk di Piala Presiden 2022. Namun, PSIS perlu mendatangkan setidaknya satu kiper kelas atas dengan kualitas dan pengalaman yang baik untuk menjadi kiper pilihan pertama nanti di Liga 1 2022/2023.
Mengandalkan kiper muda di liga yang sangat panjang tentu bukan keputusan yang bijak. Apalagi ketika sudah memasuki fase kritis.
Mari kita lihat kompetisi musim lalu
Source: id.berita.yahoo.com