7 Fakta Benteng Pendem Ngawi Jarang Diketahui Orang - WisataHits
Jawa Tengah

7 Fakta Benteng Pendem Ngawi Jarang Diketahui Orang

TIMESINDONESIA, NGAWI – Benteng Van Den Bosch atau yang juga dikenal dengan Benteng Pendem Ngawi memiliki sejumlah fakta menarik yang jarang diketahui orang. Bangunan Benteng Peninggalan Kolonial Belanda di Desa Pelem, Kabupaten/Kota Ngawi ini memiliki sisi unik, baik dari segi bangunan maupun sejarah yang melatarbelakanginya.

Benteng tersebut saat ini sedang direvitalisasi. Benteng ini dibangun antara tahun 1829 dan 1845 pada masa pemerintahan Gubernur Van Den Bosch. Proses revitalisasi kini hampir 100 persen selesai. Bangunan itu menjadi lebih indah. Megah sebagai bangunan kastil dengan warna dominan putih.

Saat ini Benteng Pendem Ngawi juga sudah bisa dikunjungi wisatawan. Namun terbatas pada bagian luar gedung. Namun, itu tidak akan menjadi masalah. Dengan bangunan bergaya Eropa yang menawan, menikmati pemandangan luar Benteng Pendem sungguh memuaskan.

TIMES Indonesia pada Minggu (25/12/2022) merangkum 7 fakta menarik Benteng Pendem Ngawi berdasarkan informasi dari sumber Pamong Budaya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngawi, Sulistiyono.


Berikut fakta menarik Benteng Pendem Ngawi yang jarang diketahui banyak orang.

Asal nama Pendem
Sulistiyono menjelaskan, pemberian nama Benteng Van Den Bosch bukanlah suatu kebetulan. Adat istiadat masyarakat di masa lampau memiliki sisi yang turut mengharumkan nama benteng tersebut dan berlanjut hingga saat ini.

Dalam khazanah bahasa jawa kata pendek berarti terkubur di dalam tanah. Begitu pula dengan pembangunan benteng. Jika kita berjalan di sekitar benteng, kita melihat bahwa bangunan utama terletak di bawah tanah di sekitarnya. Bangunan benteng tersebut seolah-olah dikelilingi tembok tanah di bagian belakang, kiri dan kanan.

Bendungan ini juga berfungsi sebagai penahan luapan air dari sungai Bengawan Solo dan Bengawan Madiun saat meluap. Seperti diketahui, Benteng Pendem Ngawi terletak di dekat pertemuan dua sungai besar.

“Dinamakan Pendem karena ada gundukan tanah. Fungsinya untuk mengatasi banjir yang diakibatkan oleh sungai. Dulu orang menyebutnya Benteng Pendem karena tidak terlihat, terkubur di dalam tanah. Karena dulu kalau lihat di Pasar Ngawi (Selatan) bangunannya tidak kelihatan,” jelasnya.

Memiliki 519 pintu, lebih banyak dari Lawang Sewu

tree-randu-giant.jpgJumlah pintu di Benteng Pendem Ngawi lebih banyak daripada di Lawang Sewu Semarang. (FOTO: Miftakul/TIMES INDONESIA)

Benteng Pendem Ngawi ternyata memiliki pintu yang lebih banyak dibandingkan Lawang Sewu di Semarang. Sulistiyono menyatakan, berdasarkan penelitian terbaru tim ahli, jumlah pintu di Benteng Pendem Ngawi sebanyak 519. Lebih dari Lawang Sewu dengan 410 pintu.

Selain itu, kebutuhan kayu dalam revitalisasi Benteng Pendem Ngawi juga membutuhkan material kayu yang tidak sedikit. Jumlah total kayu yang dibutuhkan harus diangkut dengan maksimal 40 truk.

Drainase lanjutan
Selain sebagai bendungan alam untuk menampung air banjir dari Bengawan Solo dan Bengawan Madiun, Benteng Pendem Ngawi juga dilengkapi sistem drainase yang canggih kala itu. Saluran drainase tersebut masih dapat dilihat hingga saat ini. Saluran masih berfungsi.

Seluruh area bangunan dilengkapi dengan sistem drainase. Kanal-kanal ini kemudian mengalir ke Sungai Bengawan Solo. Di ujung kanal kapal juga terdapat sistem pintu otomatis untuk membuka dan menutup saat air sungai meluap. Agar Benteng Pendem terhindar dari banjir dengan adanya terowongan drainase.

Jika penasaran, Anda bisa melihat terowongan drainase yang mengarah ke aliran Bengawan Solo dari belakang bangunan benteng Pendem Ngawi. Struktur saluran air ini masih merupakan karya asli arsitektur kolonial Belanda pada masa itu.

“Sistem resapan air ada di seluruh kawasan Benteng Pendem. Saluran air di Benteng Pendem ini asli Belanda, tidak ada yang diubah,” ujarnya.

sistem kontrol suhu
Jika diperhatikan konstruksi Benteng Pendem Ngawi terdapat bangunan khusus di keempat sisinya. Letak bangunannya ada di setiap sudut. Bangunan tersebut dikenal dengan nama Bastion. Menurut Sulistiyono, bastion berfungsi sebagai pengatur suhu untuk menyimpan amunisi atau peluru tentara Belanda.

“Fungsinya untuk mengatur suhu tempat pembuangan amunisi agar tidak meledak,” ujarnya.

penjara khusus penahanan
Biasanya, sebuah bangunan benteng tentunya juga memiliki ruangan yang berfungsi sebagai penjara. Benteng Pendem Ngawi juga memiliki bangunan penjara untuk para tahanan.

Sulistiyono menceritakan, dulu ada ruang lapas khusus tergantung hukuman napi. Penjara khusus ada di bawah tangga. Penjara khusus berbentuk datar di bagian bawah dan lonjong atau berkubah di bagian atas.

“Lapas dibagi menjadi hukuman ringan, sedang dan berat. Kalau sejarah, napi dengan hukuman ringan bisa berdiri, duduk, kalau berat sekali harus tengkurap,” ujarnya.

Kotoran kelelawar 40 ton
Pada awal revitalisasi bangunan benteng Pendem Ngawi, terkumpul kotoran kelelawar sebanyak 40 ton. Begitu banyak yang telah diberikan secara cuma-cuma kepada masyarakat petani oleh Pemerintah Revitalisasi Benteng Pendem Ngawi.

Pohon opium besar

Baumrandu-raksasa-b.jpgDua pohon menempel di dinding benteng. Di ujung bangunan terdapat bastion, ruang pengatur suhu khusus. (FOTO: Miftakul/TIMES INDONESIA)

Sebuah pohon randu berukuran besar berdiri di depan bangunan benteng Pendem Ngawi. Keliling pohon randu diukur lebih besar dari keliling tangan 4 orang dewasa. Menurut Sulistiyono, pohon randu sudah ada sejak Benteng Pendem Ngawi dibangun. Artinya, pohon randu kini telah berusia ratusan tahun.

Selain pohon kapuk yang sangat besar, ada juga dua pohon yang menempel di dinding bangunan di belakang Benteng Pendem Ngawi. Kedua pohon itu cukup eksotis, dengan akar dekoratif merambat di dinding dan jendela.

“Dua pohon di belakang Benteng Pendem Ngawi masih dipertahankan karena memiliki sisi eksotik,” ujar Sulistiyono merujuk pada 7 Fakta Benteng Pendem Ngawi yang Jarang Diketahui Orang.

**) Ikuti berita terbaru KALI Indonesia di Berita Google

Klik tautan ini dan jangan lupa untuk mengikutinya.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button