237 tahun yang lalu Kelahiran Pangeran Diponegoro dari Yogyakarta Meninggal di Makassar - WisataHits
Yogyakarta

237 tahun yang lalu Kelahiran Pangeran Diponegoro dari Yogyakarta Meninggal di Makassar

TEMPO.CO, jakarta – Indonesia memiliki sejumlah nama pahlawan Indonesia yang berjuang untuk kemerdekaan dan mengusir penjajah dari tanah air. Salah satu pahlawan yang berjasa dalam kemerdekaan Indonesia adalah Pangeran Diponegoro.

Pangeran Diponegoro yang bernama asli Raden Mas Ontowiryo lahir pada 11 November 1785 di Yogyakarta. Ia adalah putra dari Sri Sultan Hamengku Buwono III. Ibunya adalah seorang Garwa Ampeyan (selir) bernama RA Mangkarawati yang berasal dari Pacitan.

Ketika beranjak dewasa, ayahnya meminta Pangeran Diponegoro untuk menjadi raja, namun ia menolak karena ibunya bukan istri Permaisuri, sehingga ia merasa tidak pantas menduduki jabatan tersebut.

Baca: Makam Cucu Pangeran Diponegoro di Batu Merah Ambon

Sang Diponegoro di penjara Fort Rotterdam Makassar

Sejak kecil Pangeran Diponegoro dikenal sebagai orang yang cerdas, rajin membaca dan ahli dalam bidang hukum Islam Jawa. Alih-alih urusan administrasi pengadilan, ia lebih tertarik pada urusan agama. Hal ini memungkinkan dia untuk bergaul dengan orang-orang.

Selain itu, ia tidak mau tinggal di keraton dan malah memilih Tegalrejo, dekat tempat tinggal nenek buyut putrinya, yaitu Gusti Kangjeng Ratu Tegalrejo, Permaisuri Sultan Hamengkubuwana I.

Disarikan dari ditsmp.kemdikbud.go.id, Pangeran Diponegoro merupakan salah satu pemain dalam Perang Jawa yang pecah pada tahun 1825–1830. Perang Jawa atau Perang Diponegoro menjadi salah satu perubahan besar di Indonesia pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Perang ini adalah salah satu pertempuran terbesar yang pernah disaksikan Belanda selama pendudukan mereka di Indonesia.

Perang Diponegoro terjadi karena pangeran tidak menyetujui campur tangan Belanda dalam urusan kerajaan. Selain itu, sejak tahun 1821, petani lokal menderita penyalahgunaan sewa tanah oleh warga negara Belanda, Inggris, Prancis, dan Jerman.

Pada tanggal 6 Mei 1823, Van der Capellen mengeluarkan dekrit yang menetapkan bahwa semua tanah yang disewa oleh orang Eropa dan Cina harus dikembalikan kepada pemiliknya paling lambat tanggal 31 Januari 1824. Namun, pemilik tanah berkewajiban untuk memberikan kompensasi kepada penyewa Eropa.

Berdasarkan hal tersebut, Pangeran Diponegoro memutuskan untuk melawan dengan menghapuskan pajak Puwasa agar para petani di Tegalrejo dapat membeli senjata dan makanan.

Kekecewaan Pangeran Diponegoro semakin memuncak ketika Patih Danureja, atas perintah Belanda, memasang tonggak untuk membangun rel kereta api melintasi makam leluhurnya. Berdasarkan hal tersebut, Pangeran Diponegoro bertekad untuk melawan Belanda dan menyatakan sikap perang.

Sebelum pecah perang pada tanggal 20 Juli 1825, keraton mengutus dua orang petinggi istana yang memimpin pasukan Jawa-Belanda untuk menangkap Pangeran Diponegoro dan Mangkubumi di Tegalrejo. Meski kediaman Diponegoro jatuh dan terbakar, sang pangeran dan hampir semua pengikutnya berhasil melarikan diri karena lebih mengenal medan di Tegalrejo.

Pada tahun 1827 Belanda menyerang Pangeran Diponegoro hingga pasukan Diponegoro ditumpas. Pada tahun 1829 kelompoknya ditangkap oleh Belanda dan menyerah. Akhirnya, pada tanggal 28 Maret 1830, di Magelang, Pangeran Diponegoro menyatakan siap menyerah dengan syarat sisa anggota pasukannya dibebaskan.

Kemudian Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Manado dan dipindahkan ke Makassar hingga meninggal dunia di Benteng Rotterdam pada tanggal 8 Januari 1855. Selama lima tahun Perang Diponegoro, 200.000 orang Jawa tewas. Sementara itu, hingga 8.000 tentara Belanda dan 7.000 tentara pribumi tewas di tangan Belanda.

Perang Diponegoro tidak hanya melawan Belanda, tetapi juga perang saudara antara abdi dalem yang memihak Diponegoro dan mereka yang anti Diponegoro, atau antek Belanda. Berakhirnya perang ini mengukuhkan dan membuktikan betapa kuatnya Belanda di pulau Jawa saat itu.

ANNISA FIRDAUSI

Baca Juga: Sebelum Nonton Film Mencuri Raden Saleh, Anda Tahu 2 Versi Lukisan Penangkapan Diponegoro

Ikuti berita terbaru Tempo di Google News, klik di sini.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button