2 Bangunan berarsitektur ala Jogja menjadi ikon dan pengungkit perekonomian desa - WisataHits
Yogyakarta

2 Bangunan berarsitektur ala Jogja menjadi ikon dan pengungkit perekonomian desa

JOGJA—Pemerintah Negara Perbaikan Rumah memberikan dana hibah khusus (BKK) kepada dua kecamatan untuk pembangunan gedung atau kawasan dengan arsitektur ala Jogja. Kawasan ini diharapkan dapat menarik wisatawan dan menjadi pengungkit ekonomi di sekitar desa.

Paniradya Pati Paniradya Kaistimewan DIY Aris Eko Nugroho menjelaskan bahwa bangunan berarsitektur gaya Jogja ini merupakan hasil kajian Dinas Kebudayaan DIY, yang kemudian diadopsi di dua tempat di wilayah Bantul, yaitu Kalurahan Pleret, Kapanewon Pleret dan Kalurahan Jagalan, Kapanewon Banguntapan. Di Pleret tahun 2022 telah memasuki tahun kedua pembangunan arsitektur ala Jogja berupa Gapura Pleret yang diresmikan beberapa waktu lalu.

“Kalau Gapura Pleret itu lahan milik pemda jadi bisa dioptimalkan bisa menarik perhatian, untungnya bisa menarik wisatawan untuk berkunjung,” ujarnya. selfie. Orang suka berfoto di tempat itu dan kemudian menghasilkan nilai ekonomi dari tempat berjualan,” kata Aris, Minggu (10/2/2022).

DIDUKUNG:

Pada pembukaan IKM di Umbulharjo, Dinas Perinkopukm Jogja berharap IKM naik peringkat

Dia mengatakan Gerbang Pleret dilengkapi dengan sejumlah bangunan yang bisa digunakan iklan Produk UMKM yang sedang berjalan. Bahkan, kawasan ini menjadi pusat pengembangan wisata budaya di kawasan Pleret. Karena di dalam gedung tersebut terdapat Pokdarwis yang mengelola kunjungan wisatawan di beberapa tempat.

“Pengunjung juga bisa melihat berbagai produk UMKM di Gerbang Pleret,” ujarnya.

Selain Pleret, arsitektur gaya Jogja saat ini juga diterapkan pada bangunan publik di Jagalan, Banguntapan dan Bantul. Pembangunan gedung baru dimulai pada 2022. Hingga awal Oktober 2022, proses pencairan dana untuk pembangunan di Jagalan sudah memasuki tahap akhir. Anggaran pembangunannya Rp 1,2 miliar.

Jagalan merupakan kawasan Bantul yang sangat dekat dengan Kotagede, Mataram Islam dan Gerbang Pleret. Dengan demikian, ada hubungan budaya dan menghubungkan sejarah masa lalu di dalamnya. Kotagede dan Pleret memiliki cerita penting dalam perjalanan Mataram Islam.

“Kalau lokasi lain dibangun? Itu sangat mungkin. Namun, saat ini kami sedang membangun dua lokasi ini yang kebetulan punya cerita dari Jogja,” katanya.

Aris mengatakan, bangunan berarsitektur Jogja di Jagalan yang mirip dengan Gerbang Pleret ini diharapkan bisa menjadi salah satu pengungkit ekonomi sekaligus ikon di kawasan tersebut. Salah satunya adalah konsep memajukan pembangunan ekonomi di daerah. Selain itu, bangunan tersebut harus menjadi ikon daerah, sehingga banyak dikunjungi sebagai pusat bisnis dan pariwisata.

“Bentuknya bisa UKM, bengkel Tapi yang terpenting potensi ekonomi di sekitar Jagalan bisa diperkuat dengan mendapat tempat yang dipromosikan oleh Pemda DIY melalui dana khusus,” ujarnya.

Program membangun dua lokasi ala Jogja ini merupakan bagian dari investasi. Jangan hanya membangun sebuah bangunan lalu menyelesaikannya, kemudian bisa digunakan oleh warga sekitar. Dan dapat memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar. (***)

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita

Source: jogjapolitan.harianjogja.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button