2.645 mahasiswa KKN Undip di 10 kabupaten di Jawa Tengah - WisataHits
Jawa Tengah

2.645 mahasiswa KKN Undip di 10 kabupaten di Jawa Tengah

2.645 mahasiswa KKN Undip di 10 kabupaten di Jawa Tengah

2.645 mahasiswa KKN Undip di 10 kabupaten di Jawa Tengah

KKN merupakan salah satu mata kuliah dengan tujuan utama memberikan pengalaman pengabdian.

Kamis, 05 Januari 2023 | 11:22 WIB – Didaktik
Penulis: Kudus. Penerbit: Fauzi

KUASAKATACOM, Semarang – Sebanyak 2645 mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Semarang melakukan KKN di 10 kabupaten di Jawa Tengah.

Ketua Pusat Layanan Kuliah Kerja Nyata (P2KKN) Kurniawan Teguh Martono mengatakan, jumlah mahasiswa yang keluar sebanyak 2.645 orang.

BERITA TERKAIT:
2.645 mahasiswa KKN Undip di 10 kabupaten di Jawa Tengah
Membuka pembekalan KKN, Rektor Unissula mengajak mahasiswa untuk mencari solusi dari permasalahan masyarakat
LKPP menyerukan peningkatan transaksi produk lokal di Kendal
Menko Polhukam Mahfud MD terus mendesak Indonesia untuk demokratisasi
Air cucian beras disulap menjadi pupuk organik oleh mahasiswa UNS Solo, begini caranya

Para siswa ini akan melakukan berbagai kegiatan termasuk program multidisiplin, program akademik, dan program sosial. KKN dimulai Selasa, 3 Januari 2023 selama 45 hari ke depan.

“Bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan di lokasi KKN selama 45 hari antara lain memberikan penyuluhan khususnya penyuluhan kesehatan terkait penanggulangan, pencegahan dan bahaya narkoba bagi keluarga dan masyarakat, percepatan penanggulangan stunting, pemetaan potensi desa seperti potensi wisata, UKM atau bencana alam dan kegiatan lain yang mendukung program SDG,” kata Teguh, Rabu (01/04/2023).

KKN Tim I berada di 10 kabupaten di Jawa Tengah antara lain Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Batang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Sragen dan Kabupaten Wonogiri. Untuk menuju lokasi KKN, mereka difasilitasi pihak universitas dengan menggunakan sekitar 198 mobil yang mengantarkan mereka ke desa tujuan.

“Program KKN dilaksanakan dengan prinsip co-creation, co-funding, flexibility, sustainability dan research-based community. Prinsip co-creation artinya kegiatan KKN didasarkan pada ide bersama antara universitas, pemerintah negara, mitra kerja dan masyarakat setempat Prinsip co-funding artinya pendanaan KKN ditanggung bersama oleh mahasiswa, perguruan tinggi, pemerintah daerah, mitra kerja dan masyarakat setempat Prinsip fleksibilitas artinya program keaktifan KKN dapat disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan pemerintah negara, mitra kerja, dan masyarakat. Asas keberlanjutan berarti program keaktifan KKN dapat diprogramkan di lokasi sesuai tujuan selama beberapa periode; dan terakhir asas non profit berbasis penelitian, yaitu Program kegiatan KKN au f dilakukan atas dasar penelitian,” jelasnya.

KKN, kata dia, merupakan salah satu mata kuliah yang tujuan utamanya memberikan pengalaman mahasiswa dalam pengabdian dan pemberdayaan masyarakat. Proses KKN memiliki ciri khas yang memadukan antara teori dan praktik, sehingga diperlukan landasan ideal yang secara filosofis memberikan gambaran dan pemahaman yang utuh tentang apa, bagaimana dan untuk apa KKN dilaksanakan.

“Penyelenggaraan KKN meliputi lima aspek fundamental dan mencerahkan secara filosofis yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yaitu mengintegrasikan pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi; pendekatan interdisipliner dan komprehensif; lintas industri; dimensi yang luas dan pragmatisme serta keterlibatan masyarakat yang aktif,” katanya.

Sementara itu, Rektor Undip Semarang Prof. Yos Johan Utama berpesan kepada mahasiswanya untuk berperilaku baik selama pelaksanaan KKN. Ia berharap mahasiswa tidak melakukan tindakan yang dapat menodai citra kampus.

“Laksanakan Kuliah Kerja Nyata ini sebagai bentuk ibadah, gerakkan ilmu yang didapat karena ilmu menjadi praktis, sebarkan cinta dimana-mana dan jaga keselamatan satu sama lain. Selalu jaga nama baik universitas, nikmati KKN dan manfaatkan untuk mendapatkan pengalaman baru dalam kepemimpinan , manajemen, koordinasi, bekerja dengan banyak ilmu dan inovasi,” ujar Prof. Yos

***

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button