1 Ayam Mati PMK, Ini Nomor Kebo Bule di Keraton Solo Saat Ini - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

1 Ayam Mati PMK, Ini Nomor Kebo Bule di Keraton Solo Saat Ini – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Kebo-Kaukasia di Alun-alun Selatan, Keraton Solo. (Dok. Solopos)

Solopos.com, SOLO – Seorang Kebo-Bule di Keraton Solo bernama Nyi Apon meninggal Kamis pagi (21/7/2022) setelah menderita penyakit mulut dan kuku (PMK). Selain Nyi Apon, ada tujuh ekor kerbau bule lainnya di Alun-Alun Keraton Kidul yang juga lemas karena penyakit yang sama.

Meninggalnya Nyi Apon membuat jumlah keturunan kerbau bule Kiai Slamet menjadi hanya 22. Hal itu diungkapkan adik kandung Paku Buwono (PB) XIII yang juga Ketua Lembaga Dewan Adat Keraton (LDA) Solo, GKR Wandansari, dikenal sebagai Gusti Moeng, dalam sebuah wawancara. solopos.com, Kamis malam.

Promo hotel paling direkomendasikan dekat pantai di Jepara, Yes d’Season Premiere

Gusti Moeng mengaku sangat berduka atas meninggalnya salah satu hewan ikonik Keraton Solo tersebut, karena Gusti Moeng tidak hanya penyayang binatang tapi juga mengaku dirinya yang memberi nama Nyi Apon. Nama itu diambil dari hari kelahirannya. Dulu, saat Sunday Pon lahir, saya sendiri yang memberi nama,” jelas Gusti Moeng.

Kerbau bule menjadi ikon dalam karnaval malam 1 Sura di Keraton Solo. Penampilannya ditunggu-tunggu oleh orang-orang yang ingin memberkati diri dari kotoran hewan yang dihasilkan selama karnaval.

Meninggalnya suku Kebo-Bule pada Kamis (21 Juli 2022) atau sekitar sembilan hari menjelang malam 1 surah meninggalkan tanda tanya dari sudut pandang ilmu gaib Jawa. Karena peristiwa di kastil sering dikaitkan secara simbolis.

Baca Juga: Terjangkit PMK, Kebo Bule Keraton Solo Tidak Bisa Dikunjungi Sementara

Namun, Gusti Moeng menolak berkomentar mengenai tanda atau simbol tersebut. Ia menyampaikan persepsi atau pandangan tersebut kepada masyarakat luas.

Karena dia tidak ingin terlihat sebagai peramal ketika dia memberikan pendapatnya tentang kematian Nyi Apon. “Candaki Dewe Mawon. Saya tidak didorong oleh seorang peramal,” katanya.

peringatan

Secara terpisah, Wakil Pemilik Sasana Wilapa Keraton Solo KP Dani Nur Adiningrat juga memilih menyikapi dengan bijak dan logis atas meninggalnya Bule Bule Nyi Apon tersebut. Menurutnya, kelahiran, garis hidup, dan kematian adalah ketetapan Tuhan.

Baca Juga: Kebo Bule Keraton Solo Meninggal Oleh PMK, Gusti Moeng: Wetengku Senep!

“Kelahiran, hidup dan mati adalah kepastian Tuhan. Jadi saya jawab, mungkin karena pandemi, mungkin karena cuaca, mungkin karena faktor usia juga. Tapi yang jelas itu mengingatkan kita semua,” ujarnya Solopos.comJumat (22.7.202).

Menurut Dani, kejadian ini merupakan peringatan bagi setiap orang untuk selalu berhati-hati dalam menjalani hidup. Manusia harus selalu menjaga kesehatannya, tidak hanya secara fisik, tetapi juga hati, pikiran dan jiwanya. Karena apa yang terjadi pada satu orang bisa terjadi pada orang lain.

“Sebagai manusia, kita juga harus menjaga kesehatan hati, pikiran, jiwa, dan tubuh kita. Ternyata apa yang ada pada diri manusia berdampak pada lingkungan. Jadi kita harus waspada, hati-hati dan memikirkan Tuhan,” katanya.

Baca Juga: Terkena PMK, Kebo Bule Ancam Absen di Karnaval Malam 1 Sura Keraton Solo

Dani percaya bahwa terkadang orang melupakan apa yang ada di dalam diri mereka, yang dapat berdampak negatif atau positif bagi lingkungan. Jadi orang bertindak sendiri. Ia mencontohkan meninggalnya Nyi Apon yang terjangkit PMK.

“Sekali lagi kita harus lebih pintar dari makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Agar lebih arif terhadap sesama makhluk Tuhan, baik manusia maupun seluruh makhluk hidup di dunia ini, termasuk makhluk yang tidak kasat mata,” jelasnya.

Source: www.solopos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button