Yuk, pelajari proses pengolahan kopi di Dusun Tompak - WisataHits
Jawa Tengah

Yuk, pelajari proses pengolahan kopi di Dusun Tompak

REPUBLIKA.CO.ID, HUNGARIAN – Penikmat kopi mungkin lebih familiar dengan biji kopi berkualitas tinggi dan keterampilan barista dalam menyajikan berbagai minuman kopi nikmat dengan cita rasa yang unik.

Namun bagaimana cara pengelolaan dan proses pembibitan agar buah kopi yang dipetik dari kebun bisa diolah menjadi biji kopi berkualitas tinggi dengan nilai ekonomi yang lebih besar, masih banyak yang belum mengetahuinya.

Kesempatan ini diraih dengan tawaran dari Kelompok Tani Ngudi Makmur, Dusun Tompak, Desa Genting, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah Perjalanan ke peternakan Wisata edukasi tentang pengolahan dan pengolahan kopi.

Di sini wisatawan tidak hanya bisa menikmati cita rasa kopi khas desa. Tapi juga belajar tentang bagaimana biji kopi ditanam, diproses, dan diproses untuk menghasilkan biji kopi berkualitas tinggi.

Selain itu, paket wisata edukasi ini juga menawarkan kesempatan untuk menikmati cita rasa kopi lokal di tengah suasana pedesaan yang masih sangat asri.

“Ini pengalaman yang menarik bagi saya. Karena saya lebih tahu bagaimana kopi diproses dari hulu ke hilir,” kata Aditya Pamungkas, 25, warga kota Semarang yang hadir Perjalanan ke peternakan.

Sebagai penikmat kopi, ia mengaku hanya pernah menikmati kopi siap saji di kafe atau kedai kopi premium dan tidak tahu bagaimana bijihnya diproses.

Bahkan cukup detail, seperti kopi ceri mana yang bisa dipetik, kemudian proses pasca panen yang ternyata cukup alami, Cuci setengah, cuci penuh yang ternyata cara pengolahannya berbeda. “Oh, ternyata biji kopi itu proses yang sangat panjang,” jelasnya.

Hal yang sama juga diakui oleh Arum Narurita (25), seorang peserta Perjalanan ke peternakan yang lain mengaku baru pertama kali mengikuti wisata edukasi pengolahan kopi dan cukup seru.

Karena mereka dapat belajar memetik buah kopi dengan benar, maka proses pasca panen dimulai dengan menyortir buah kopi dari kebun, memisahkan bijih dari buah kopi (pulping), mengeringkannya, membuang kulitnya, menyortirnya kembali, dan memanggangnya sampai mereka disajikan dalam secangkir kopi yang lezat.

Menurutnya, ini merupakan pengalaman yang sangat menarik bagaimana proses pengolahan kopi dari panen hingga menjadi minuman kopi siap minum. Perjalanan ke peternakan kali ini. “Agar kita lebih menghargai kopi, ternyata begitulah prosesnya,” imbuhnya.

Ia menambahkan, paket wisata atau paket wisata tidak hanya mengunjungi tempat-tempat populer atau populer saja, tetapi juga wisata edukasi di pedesaan mempelajari bagaimana kopi diolah menjadi hal yang menarik.

Supaya mereka sebagai penggemar kopi juga tahu caranya upaya dan perjuangan yang cukup panjang para petani kopi di Dusun Tompak untuk menanam dan mengolah hasil perkebunannya.

Selain itu, kelompok tani di dusun ini juga mampu menghasilkan biji kopi berkualitas tinggi. “Ini membuat pengalaman kopi lebih lengkap di sini karena Anda bisa belajar lebih banyak tentang proses pembuatan kopi,” lanjutnya.

Optimalkan potensi kopi

Ketua Kelompok Tani Ngudi Makmur Antep Rosit mengatakan, Dusun Tompak memiliki potensi besar untuk kopi rakyat karena hampir 100 persen warga memiliki tanaman kopi di kebun dan pekarangannya.

Bersama anggota rombongan, ia ingin mengoptimalkan potensi dusun ini sebagai objek wisata. Lebih khusus lagi, edukasi tentang pengolahan dan pengolahan kopi dengan mengoptimalkan partisipasi warga.

Harapannya dapat menambah nilai dalam menunjang kesejahteraan masyarakat Dusun Tompak. “Alhamdulillah, Warga juga sangat antusias dengan dukungan program kelompok tani kami,” jelasnya.

Pria yang akrab disapa Simon ini menambahkan, kunjungan yang ditawarkan memang dikemas dalam edukasi/pembelajaran tentang pengolahan kopi, mulai dari petik di kebun warga, hingga pengolahan kopi yang sudah dipanen, pengolahan dan penyajian hingga cangkir siap minum. kopi.

wisatawan atau peserta Perjalanan ke peternakan dipimpin oleh anggota kelompok tani untuk belajar cara memetik, mengolah, dan memanggang biji kopi yang baik. Selain itu, mereka juga diajari berbagai cara penyajian kopi yang siap dinikmati.

Penduduk desa membuka pintu lebar-lebar bagi siapa saja yang ingin belajar tentang pengolahan kopi. “Karena itu juga bagian dari upaya memperkenalkan produk desa yang berkualitas agar lebih dikenal masyarakat luas,” ujarnya.

Source: repjogja.republika.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button