Yayan Suherlan, peneliti UNS yang melihat potensi Girilayu - WisataHits
Jawa Tengah

Yayan Suherlan, peneliti UNS yang melihat potensi Girilayu

RADARSOLO.ID – Karanganyar juga memiliki potensi tie dye yang tak kalah indahnya dengan solo. Diproduksi secara turun temurun di Desa Girilayu, Kecamatan Matesih. Tantangannya adalah produksi Batik Girilayu tidak terlalu kuat. Itu meresahkan, Yayan Suherlan, peneliti di UNS.

SEPTIAN REFVINDA, Karanganyar, Radar Solo

Batik Girilayu identik dengan lingkar Pura Mangkunegaran. Keterampilan membatik warga setempat merupakan warisan dari nenek moyang yang pernah menjadi pembatik di era KGPAA Mangkunegoro I (Raden Mas Said atau Pangeran Samber Nyawa).

“Produk batik girilayu sangat menarik. Teknik tie-dye rapi, kualitas tie-dye halus. Pejabat Keraton Mangkunegaran sering memesannya sebagai pakaian untuk pernikahan dan pemakaman,” kata Yayan Suherlan yang juga ketua tim pengabdian masyarakat Girilayu.

Potensi Batik Girilayu juga didukung oleh kekayaan alam lanskap yang sejuk dan damai. Jika dikemas dengan apik tentunya menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk belajar dan membeli batik serta menikmati keindahan kawasan pegunungan di lereng Lawu.

Selama ini wisatawan datang ke Girilayu untuk berziarah ke Astana Giribangun, Astana Mangadeg dan Astana Girilayu. Keindahan Batik Girilayu memang belum banyak diketahui wisatawan lokal, nasional maupun mancanegara.

“Berbagai kegiatan dilakukan. Namun strategi pengelolaan, media promosi dan publikasi tidak dilakukan secara masif sehingga tidak bisa menarik perhatian wisatawan,” kata Yayan.

Melihat fenomena tersebut, Yayan dan tim peneliti di UNS mencoba mengembangkan potensi Batik Girilayu. Seperti, dengan pengembangan produk pengetahuan siapa yang akan membuat nilai untuk produk batik.

Mendukung identitas merek Desa Wisata Batik Girilayu, Penguatan SDM Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), kelompok sadar wisata dan strategi pemasaran melalui fotografi produk dan pemasaran yang baik on line.

“Ini sebagai bentuk dukungan seluruh elemen yang ada di Girilayu sebagai bentuk tanggung jawab akademik sebagai elemen pentahelix di sektor pariwisata,” pungkasnya. (*/w)

Source: radarsolo.jawapos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button