Wilujeng Wargi Bogor, Bima Arya Siapkan Tempat Penyembuhan Bali - WisataHits
Jawa Barat

Wilujeng Wargi Bogor, Bima Arya Siapkan Tempat Penyembuhan Bali

Wali Kota Bogor Bima Arya sukses dengan kampung bertema Mulyaharja dan menyiapkan tempat penyembuhan rasa Ubud Bali di Kabupaten Bogor Selatan. Dengan menggunakan model sawah bertingkat, kawasan Mulyaharja tetap asri, seperti kota Bali yang menjadi tujuan wisatawan lokal maupun mancanegara.

MOMEN Saat ini Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperumkim) Kota Bogor sedang menggarap proyek wisata baru dengan konsep “Ubud Bogor”. Rencananya, sawah dengan model terasering tepatnya di desa Ciharashas akan dijadikan Ubud Kota Bogor.

Kepala Disperumkim Kota Bogor Juniarti Estiningsih mengatakan, pihaknya sedang menggarap beberapa program. Termasuk merencanakan Ubud di Kota Bogor untuk mendukung destinasi wisata Kampung Tematik Ciharashas Mulyaharja atau yang dikenal dengan Agro Edukasi Wisata Organik.

“Di ujung selatan Kota Bogor sudah ada Kampung Tematik Ciharashas Mulyaharja. Kami akan membuat program sinergi lagi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) yang saat ini sedang direncanakan di Ubud, Kota Bogor,” katanya, Senin (19/9).

Dijelaskannya, di Ubud, Kota Bogor, terdapat paket-paket yang dipadukan menjadi sebuah konsep yang sinergis dengan kawasan hunian dan theme park di dalamnya. Seiring dengan program tersebut, pihaknya telah mengunjungi Ubud, Bali.

“Mengapa kita mengunjungi Bali? Kami ingin melihat apa sebenarnya Ubud dari dekat. Kemudian karakteristik kondisi di sana bisa dimasukkan ke dalam perencanaan atau konsep Kota Ubud, Bogor,” jelasnya.

Termasuk, lanjutnya, struktur masyarakat di sana, mengingat hal ini akan terkait dengan sinergi kawasan pemukiman dan perekonomian Ubud, Kota Bogor.

Tak hanya itu, rombongan juga melihat detail suasana Ubud saat senja dan malam hari.

Dalam konsep Kota Ubud Bogor, pihaknya juga akan memasukkan perencanaan taman tematik yang akan memiliki ciri khas tanaman dari kota Bogor.

“Ada dengan khasiat dari tanaman begonia. Misalnya di Kota Bogor, ciri khas talas. Nanti Anda bisa berkebun spesies Caladium. Jadi bisa disatukan di sana. Dan theme park ini tidak hanya menawarkan edukasi tetapi juga nilai ekonomi,” jelasnya.

Pihaknya juga akan mengambil alih komitmen masyarakat setempat agar bisa menata desanya seperti ini. Begitu juga keinginan berbagai produk lokal seperti pertanian menjadi komoditas yang banyak terdapat di Ubud, Kota Bogor.

“Kami juga ingin melihat bagaimana produk lokal bisa lebih banyak dijual nantinya. Jadi kami mengadopsi kondisi nyata di Ubud,” kata Esti.

Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya memperkirakan potensi alam di Bogor Selatan, khususnya di Mulyaharja, mirip dengan Ubud di Bali.

“Ketika saya pertama kali datang ke tempat ini beberapa tahun yang lalu, saya benar-benar jatuh cinta. Saya segera mengatakan surga yang tersisa. Bagus dan tidak banyak. Saya langsung merasa kalau digarap akan jadi tren,” kata Bima Arya.

Ia juga meriwayatkan bahwa Mulyaharja awalnya adalah desa wisata. Bima Arya mengatakan proses panjang itu berhasil diselesaikan berkat bantuan masyarakat setempat.

“Mulailah dengan proses yang cukup panjang dan tidak mudah. Dan satu hal yang membuat tempat ini berbeda adalah orang-orangnya yang sangat antusias dan kooperatif. Ini ibu kotanya,” kata Bima Arya.

Berbicara tentang potensi Desa Wisata Mulyaharja, Bima Arya mengatakan apa saja bisa ditemukan. Mulai dari kuliner, tempat wisata hingga keindahan alamnya.

“Di Bogor Selatan tidak hanya di titik ini saja (Desa Wisata Mulyaharja, red.). Tapi saat kami naik, akan ada beberapa poin yang luar biasa. Ada pass Mulyaharja, ada teras dan sebagainya,” jelasnya.

“Sekarang penting kita membenahi, memperluas, dan mengatur akses. Potensi Bogor Selatan menjadi Ubud-nya Bogor sangat besar,” lanjutnya.

Kepala Kawasan Perumahan dan Permukiman Muhammad Hutri menambahkan, Ubud City Bogor merupakan program kerjasama Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), dengan perencanaan awal dilakukan oleh Bappeda.

Dalam program tersebut, Hutri menjelaskan, Disperumkim merupakan bagian dari leading sector yang akan menciptakan infrastruktur terkait kawasan pemukiman. Untuk pariwisata ada Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) dan aksesibilitas jalan/parkir ada Kementerian Perhubungan (Dishub).

Belum lama ini ia mengaku pernah mengunjungi situs tersebut termasuk menerima sumbangan dari komunitas Ciharashas.

“Kami sebelumnya pernah ke Saung Eling untuk bertemu dengan Kompepar dan mendengarkan masukan warga. Ternyata komunitas orang di sana mendorong kami untuk berbuat lebih banyak. Dan Ciharashas membuktikan bahwa pola bottom-up sukses di sana,” katanya.

Berdasarkan hal tersebut, Hutri mengatakan program tersebut bertujuan untuk mengembangkan potensi yang ada. Seperti AEWO, Saung Eling dan Kampung Alpukat. Sementara itu, di antara tempat-tempat tersebut, kawasan Ubud Kota Bogor telah berkembang.

Disperumkim melihat potensi lebih lanjut dengan adanya sawah terasering yang secara geografis masih memungkinkan untuk ditanami padi dan sebagainya. Lalu Tracing Path yang bisa menjadi destinasi wisata alam bagi para wisatawan

mencari obatnya.

“Jadi pemerintah ada untuk mendukung atau menjawab kebutuhan yang ada. Tahun ini ada kegiatan kajian teknis, dan tahun depan kita usahakan penataan infrastruktur permukiman,” imbuh Hutri.

Secara terpisah, Kepala Bidang Keanekaragaman Hayati Irfan Zacky Faizal mengatakan taman bertema yang dikembangkan adalah tanaman talas dan bunga tulip asli Bogor.

“Rencana kami tidak hanya membuat taman bertema talas, tapi juga menanam bunga tulip Bogor yang ternyata dibawa ke Belanda dari Bogor,” pungkas Irfan. (ryn/feb/lari)

Source: www.metropolitan.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button