Khawatir terkena pelebaran jalan, puluhan pedagang mendatangi DPRD dan meminta bantuan Jokowi - WisataHits
Jawa Timur

Khawatir terkena pelebaran jalan, puluhan pedagang mendatangi DPRD dan meminta bantuan Jokowi

SURYA.CO.ID, GRESIK – Puluhan pedagang kecil yang tergabung dalam Paguyuban Bedak Manyar (PBM) berkumpul di Kantor DPRD Kabupaten Gresik Kamis (6/10/2022) mengkhawatirkan dampak Proyek Perluasan Tol Manyar. Para pedagang meminta bantuan DPRD untuk memindahkan mereka ke lokasi yang lebih layak.

Massa yang terdiri dari belasan orang itu meninggalkan kantor PBM di Jalan Raya Manyar, Kecamatan Manyar. Dengan menggunakan mobil pikap dan sepeda motor, mereka melaju ke Kantor DPRD Kabupaten Gresik di Jalan Wachid Hasyim.

Di depan gedung DPRD, para pengedar membentangkan spanduk dengan berbagai tuntutan. Beberapa spanduk bertuliskan: “Pak Jokowi bantu kami warga PBM, pawai evakuasi, Gresik tidak sejahtera!!!”.

“Kami tidak menentang pelebaran jalan, tetapi kami menentang pemindahan yang tidak pantas, kami ingin pindah ke food court asalkan orang yang membelinya mau makan beton cor karena pendapatan kami hanya menjual gorengan.”

Dalam perjalanan menuju kantor DPRD di Gresik, para pengedar sempat sedikit membuat kemacetan. Namun, jajaran Polres Gresik menjaga ketat salah satu jalur agar tidak macet total.

Di depan kantor DPRD Gresik, Ketua PBM Abdullah Syafi’i memberikan sambutan agar para pedagang tidak menentang proyek pelebaran Tol Manyar nasional. Selain itu, tidak ada anggota DPRD Kabupaten Manyar yang mendengar keluh kesah para pedagang.

“Maka tidak salah kita berdemonstrasi di sini agar pimpinan DPRD Gresik siap mendengarkan keluhan para pedagang,” kata Syafi’i yang juga mantan anggota DPRD Gresik ini.

Terakhir Ketua DPRD Gresik, Moch. Abdul Qodir, bersama Ketua Komite IV Muhammad dan anggota Komite IV, menerima perwakilan pengunjuk rasa. Arbitrase menegaskan ada 119 pedagang yang tidak menentang proyek pelebaran Tol Manyar.

Namun, pedagang hanya mau berjualan di tanah milik desa di pinggir jalan. Pasalnya, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jateng-Bali juga menyepakati pedagang bisa berjualan di dekat sungai.

Misalnya di Surabaya sudah ada sungai yang tertutup dan di Gresik juga ada yang tutup potas. “Kami membangun sendiri tanpa APBN dan APBD. Kami ingin melakukan wisata kuliner ke Desa Manyar Kompleks,” kata salah satu pedagang.

Sedangkan Ketua DPRD Gresik Moch. Abdul Qodir memastikan para pedagang tidak menentang proyek pelebaran jalan tersebut. Namun para pedagang ingin menempati tanah Desa Kas yang berada di pinggir jalan.

“Kami mendukung keinginan para pedagang tersebut, makanya kami ajukan ke Pemkab Gresik untuk dilakukan studi kelayakan guna memperjelas pesanan para pedagang tersebut,” kata Qodir yang juga ketua DPC PKB Gresik. ****

Source: surabaya.tribunnews.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button