Waspadai banjir dan tanah longsor hingga Maret - WisataHits
Jawa Timur

Waspadai banjir dan tanah longsor hingga Maret

Waspadai banjir dan tanah longsor hingga Maret

JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi basah. Kewaspadaan perlu ditingkatkan karena puncak musim hujan akan terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia pada awal Maret 2023.

“Kita masih dalam fase puncak musim hujan. Jadi kita masih perlu waspada terhadap bencana hidrometeorologi basah di akhir atau mungkin awal Maret, terutama banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem,” kata Abdul Muhari, Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana BNPB, Senin (30/10). 1). .

BNPB meminta peningkatan kewaspadaan di wilayah Jawa, Bali, NTB, dan NTT. Pasalnya, kawasan tersebut memiliki potensi curah hujan yang cukup tinggi, antara 150 hingga 300 milimeter. Untuk itu, BNPB berkoordinasi dengan pemerintah daerah agar BPBD, TNI dan Polri meningkatkan kesiapan, terutama kesiapan perlengkapan personel.

Demikian pula daerah dengan kategori curah hujan sedang 50 hingga 100 mm di Kalimantan Tengah dan Timur, serta daerah kecil di utara Kalimantan Selatan dan Papua. “Jadi fokus kita sebenarnya bisa Jawa, Nusa Tenggara, dan Kalteng di timur,” ujarnya.

Selain itu, BNPB mencatat 33 kejadian bencana dalam sepekan terakhir, yakni pada periode 23-29 Januari 2023. Jumlah ini meningkat dibandingkan peristiwa bencana minggu lalu. Muhari mengatakan, 33 kejadian tersebut masih didominasi bencana hidrometeorologi, yakni 16 banjir, 10 tanah longsor, 1 abrasi dan cuaca ekstrim serta 2 gempa bumi.

“Gempa terakhir yang disebabkan oleh ini terjadi di Pangalengan, di Bandungmemori Kita semua tahu bahwa gempa itu sangat dangkal, meski hanya berkekuatan 4 (magnitudo), cukup merusak hingga 40 rumah, meski kerusakannya tidak signifikan,” kata Muhari.

Dia melanjutkan, sebaran bencana hampir merata di seluruh Indonesia, kecuali Papua. Jika sepekan lalu bencana hanya terkonsentrasi di Aceh, sepekan ini penyebarannya cukup merata di seluruh Sumatera, mulai dari Sumatera Utara, Sumatera Barat hingga Bengkulu dan khususnya Jawa.

“Jawa pasti ada karena apa yang disebut bencana hidrometeorologi basah tidak lepas dari faktor populasi. Di mana populasi cukup tinggi, bencana hidrometeorologi basah mendominasi karena terbatasnya kemampuan saluran drainase primer, sekunder, dan tersier kita, biasanya dengan degradasi populasi,” katanya.

Untuk itu, BNPB mengimbau masyarakat tetap waspada, karena Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan potensi hujan Februari-Maret masih cukup tinggi. “Itu akan berlanjut lagi sampai akhir Februari atau awal Maret dan itu merata sehingga kita harus waspada dan benar-benar memperhatikan. Memperbarui Informasi dari BMKG,” ujarnya.

Sementara itu, bencana geologi terjadi dua kali, terakhir di Pangalengan, Bandung. Muhari mengingatkan, perhatian harus diberikan pada bencana geologi karena, berdasarkan peristiwa baru-baru ini, magnitudo kecil terbukti cukup merusak.

“Jadi meski sedang berada di puncak musim hujan, sekali lagi kita perlu mewaspadai potensi bencana geologi, apalagi melihat kembali ke rumah kita masing-masing,” ujarnya.

Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi yang mengancam seluruh wilayah Jawa Timur. Seruan ini terkait prakiraan BMKG Juanda yang menyebutkan potensi peningkatan kondisi cuaca ekstrem di Jawa Timur pada 27 Januari hingga 2 Februari 2023.

“Berdasarkan peringatan dini dari BMKG, kami mengimbau masyarakat untuk selalu mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana cuaca ekstrim dan bencana hidrometeorologi. Pemerintah kabupaten/kota juga didorong untuk menyiapkan langkah-langkah mitigasi yang diperlukan,” ujar Khofifah.

Ini masih akhir Februari atau awal Maret dan sudah malam jadi kita harus waspada.

Khofifah mengatakan, berdasarkan data BMKG, ada beberapa wilayah di Jatim yang diprakirakan mengalami cuaca ekstrem. Diantaranya adalah Surabaya, Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Gresik, Lamongan, Tuban, Jombang, Nganjuk, Kabupaten Madiun, Kota Madiun, Ngawi, Magetan, Trenggalek, Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kota Blitar, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Kabupaten Malang, Kota Malang dan Batu.

Kemudian Kabupaten Pasuruan, Kota Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kota Probolinggo, Lumajang, Jember, Bondowoso, Banyuwangi, Situbondo, Bangkalan, Pamekasan, Sampang, Sumenep, Sidoarjo, Bojonegoro, Ponorogo dan Pacitan. Masyarakat diminta untuk selalu berhati-hati dan selalu mengikuti informasi prakiraan cuaca terkini agar siap dengan baik.

Khofifah mengaku menyewa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim untuk memetakan titik rawan banjir dan longsor. Dia juga meminta BPBD Jatim untuk siaga setiap saat. Ia juga mengimbau petugas siaga bencana dari Kader Siaga Bencana (Tagana) untuk bersiap menghadapi cuaca ekstrem dan potensi bencana di wilayah Jawa Timur.

Berdasarkan analisis iklim yang dilakukan BMKG, terdapat pola tekanan rendah di Australia Barat yang menyebabkan terbentuknya konvergensi atau pertemuan angin di wilayah Jawa Timur. Ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan konvektif.

Situasi ini meningkatkan potensi gelombang La Nina, gelombang Rossby, dan gelombang Kelvin. Di wilayah Jawa Timur, fenomena cuaca ini dapat meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, angin puting beliung, hujan es, dan tanah longsor di dataran tinggi.

BMKG mengeluarkan peringatan dini potensi hujan di berbagai wilayah Indonesia selama sepekan ke depan. Perwakilan Badan Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) diperkirakan akan aktif kembali di wilayah barat Indonesia.

“Selain itu, monsun Asia saat ini masih cukup aktif dengan identifikasi arus khatulistiwa. Kemudian juga terjadi perlambatan angin dan tikungan angin di sekitar wilayah Indonesia,” kata Guswanto.

“).attr({ ketik: ‘text/javascript’, src: ‘ }).prependTo(“head”); if ($(“.instagram-media”).length > 0) $(“”).attr ({ type: ‘text/javascript’, src: ‘ }).prependTo(“head”); $(document).on(“click”, “.ajaxContent”, function
this.height = 640;
this.muted = true;
//console.log(this.videoHeight);
}

);
window.onload = function() {
var videos = document.getElementsByTagName(“video”),
fraction = 0.8;

function checkScroll() {
if (videos.length > 0) { untuk (var i = 0; i < videos.length; i++) { var video = videos[i]; var x = video.offsetLeft, y = video.offsetTop, w = video.offsetWidth, h = video.offsetHeight, r = x + w, b = y + h, visibleX, visibleY, visible; visibleX = Math.max(0, Math.min(w, window.pageXOffset + window.innerWidth - x, r - window.pageXOffset)); visibleY = Math.max(0, Math.min(h, window.pageYOffset + window.innerHeight - y, b - window.pageYOffset)); visible = visibleX * visibleY / (w * h); if (visible > pecahan) { video.play(); } else { video.pause(); } } } } window.addEventListener(‘scroll’, checkScroll, false); window.addEventListener(‘resize’, checkScroll, false); }; // window.fbAsyncInit = function() { // FB.init({ // appId: ‘700754587648257’, // xfbml: true, // Versi: ‘v14.0’ // }); // }; // (fungsi(d, s, id) { // var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0]; // jika (d.getElementById(id)) { // kembali; // } // js = d.createElement(s); // js.id = id; // js.src = ” // fjs.parentNode.insertBefore(js, fjs); // } // (dokumen, ‘script’, ‘facebook-jssdk’)); // $(“.share_it a,. bagikan-buka-perbaiki li”).on(“klik”, function() { // url = jendela.lokasi.href; // s = $(ini).parents(“div.block_quot”).anak-anak(” div.blog-post-actions”).anak-anak(“div.pull-left”).text().replace(/[^a-z0-9\s]/gi, ”).ganti(/[_\s]/g, ‘+’); // c = $(this).parents(“div.block_quot”).children(“div.quote-text”).text().replace(/[^a-z0-9\s]/gi, ”).ganti(/[_\s]/g, ‘+’); // konten = c + ” – ” + s; // jika ($(ini).anak-anak().hasClass(“fa-facebook”)) { // img = document.querySelector(“meta[property=’og:image’]”).getAttribute(“content”); // FB.ui({ // method: ‘share_open_graph’, // action_type: ‘og.shares’, // action_properties: JSON.stringify({ // objek: { / / ‘og:url’: url, // ‘og:judul’: “”, // ‘og:deskripsi’: c, // ‘og:og:gambar:lebar’: ‘610’, // ‘og :image:height’: ‘409’, // ‘og:image’: img // } // }) // }); // console.log(img); // } else if ($(this) .children().hasClass(“fa-twitter”)) { // window.open(” + konten + ” ” + url); // } else if ($(this).children().hasClass(“fa-whatsapp”)) { // window.open(” + content + ” ” + url + “?utm_source=whatsapp”); // } // kembalikan salah; // }); });

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button