Warung angkringan mulai menjamur di Mojokerto, cocok untuk pecinta kopi jalanan - WisataHits
Jawa Tengah

Warung angkringan mulai menjamur di Mojokerto, cocok untuk pecinta kopi jalanan

Klik TIMES.COM | MOJOKERTO – Dalam beberapa tahun terakhir, keberadaan perkebunan angkringan di lingkungan pemerintah kota/dinas Mojokerto semakin marak.

Bahkan, salah satu tujuan warga adalah untuk bersantai setelah bekerja atau beraktivitas sepanjang hari dengan minum kopi dengan pilihan sate yang berbeda dari sate ini.

Jumlah pengunjung yang relatif besar menjadi alasan utama berkembangnya beberapa pengusaha stan Angkringan.

Salah satunya terletak di kawasan Jalan Raya RA Basoeni, Kecamatan Sooko. Ada banyak Angkringan di sepanjang jalan ini pada malam hari. Pengunjungnya juga didominasi anak muda.

Angkringan umumnya menawarkan menu sederhana. Dimulai dengan nasi kucing, ini nasi dengan porsi kecil.

Kemudian ada pilihan sate yang berbeda, seperti Sate Telur dan Sate Krecek, Ceker Ayam, Tahu dan Tempe Bacem, Ketan Ketan dan lain-lain. Minuman yang tersedia biasanya wedang jahe, kopi, teh dan sebagainya.

Selain harganya yang murah, jam buka Angkringan yang berlangsung hingga lewat tengah malam, menjadikannya tempat pertemuan populer bagi orang Kalong. Tidak sedikit jemaah yang sengaja berkumpul pada malam hari.

Pergilah ke Jalan Raya Gajah Mada Mojosari, tepatnya di area Stadion Gajah Mada. Dari arah barat stadion hingga ketinggian sekitar 500 meter, jalan antar kota ini dipadati pedagang angkringan. Mereka menggunakan trotoar untuk memajang dagangannya.

Anda dapat melihat orang-orang muda nongkrong dan minum-minum. Salah satu pengunjung mengatakan nongkrong di Angkringan adalah tempat kuliner yang tidak membutuhkan banyak uang atau pengeluaran.

“Ya enaknya ngobrol sama teman-teman di Alun-Alun Lesehan. Harganya pun tidak mahal. Itu saja,” kata Yuli, salah satu penggemar stand Angkringan, Sabtu (17/9/2022).

Menurut Yuli, wisata kuliner yang sedang booming di Mojokerto saat ini bisa mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar. Banyak pengusaha angkringan yang membeli menunya dari warga sekitar.

“Misalnya sate pentol, sate sosis, dan sate usus. Mereka mengambilnya dari pengusaha di rumah. Bahkan parkir pun tidak tersedia, ini membantu perekonomian masyarakat sekitar,” ujarnya.

Perlu dicatat bahwa meskipun Angkringan dikenal sebagai wisata khas di kota “Gudeg” Yogyakarta dan Solo, warung angkringan atau warung Lesshan menjadi lebih dan lebih umum di Mojokerto.

Seiring dengan bertambahnya jumlah Angkringan, wisata kuliner lain yang mulai berkembang adalah kafe bergaya metropolitan yang terkadang dipadukan dengan tempat cuci mobil di lokasi bisnis. (QD/Lek).

Source: kliktimes.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button