Wakil Bupati Sleman menargetkan angka kemiskinan Sleman tahun ini bisa di bawah 7 persen - WisataHits
Yogyakarta

Wakil Bupati Sleman menargetkan angka kemiskinan Sleman tahun ini bisa di bawah 7 persen

Wakil Bupati Sleman menargetkan angka kemiskinan Sleman tahun ini bisa di bawah 7 persen

Laporan wartawan Jogja Tribune Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Pemerintah Kabupaten Sleman terus melakukan upaya pengentasan kemiskinan di Kabupaten Sleman. Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, menargetkan penurunan angka kemiskinan minimal 1 persen per tahun.

Danang mengatakan angka kemiskinan di Sleman akan turun hampir satu persen pada 2022, dari 8,64 persen menjadi 7,8 persen.

Untuk itu, ia menargetkan angka kemiskinan di Sleman di bawah 7 persen pada 2023.

Baca Juga: Data Kemiskinan Kota Yogyakarta: Nol Miskin Tapi Semakin Rentan Warga Miskin

“Kemiskinan di Sleman alhamdulillah sudah turun. Insya Allah kalau kemiskinan kita turunkan di bawah 7 persen (target 2023). Karena kemiskinan tidak bisa nol di manapun, tapi kita harus mengurangi target minimal 1 persen setiap tahunnya,” ujarnya, Selasa (24/1/2023).

Dia mengatakan, peningkatan pertumbuhan ekonomi di semua sektor pasca pandemi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Adanya industri yang berkembang di Sleman juga disebut dapat membantu mengurangi angka kemiskinan.

“Pertumbuhan ekonomi pasca pandemi terjadi di semua sektor. Tentu saja, pendapatan masyarakat juga ada di sana. Harapannya dengan adanya industri di Sleman, persentase kemiskinan bisa ditekan dengan menyerap tenaga kerja,” ujarnya.

Untuk mengatasi kemiskinan di Sleman, pihaknya melakukan pemetaan di setiap daerah.

Baca Juga: DIY Jadi Provinsi Termiskin Se-Jawa, Sekda DIY Beri Pernyataan

Karena faktor penyebab kemiskinan berbeda di setiap daerah.

Dengan pemetaan yang tepat, program yang ditawarkan lebih tepat sasaran dan efektif.

“Pemetaan terkait dengan kemiskinan di setiap daerah karena penyebab kemiskinan berbeda. Sehingga program dapat efektif dan tepat sasaran. Misalnya di Prambanan yang dulunya merupakan kawasan yang tidak bisa dikelola, kini Prambanan memiliki banyak objek wisata, yang berarti ekonomi membaik. Ada pabrik, tenaga kerja bisa terserap,” jelasnya.

“Kemudian sektor pertanian di sektor timur, sekarang masih kami pikirkan, kami pemetaan di masing-masing daerah,” imbuhnya. (Tribunejogja.com)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button