Untuk menjaga hutan alam, Perhutani Tulungagung menanam 2.000 pohon - WisataHits
Jawa Timur

Untuk menjaga hutan alam, Perhutani Tulungagung menanam 2.000 pohon

Minggu, 18 Desember 2022 – 18:58 WIB

Jawa Timur – Wisata alam milik Perhutani di kawasan Desa Tanen, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur masih terjaga kelestariannya secara alami. Cara melestarikan kealamian ini adalah dengan menanam 2.000 pohon dan membuat biopori melalui berbagai komunitas dan kelompok kepentingan.

Lukman Khakim salah satu panitia penanaman pohon yang juga ketua Desa Karangtaruna Desa Tanen menjelaskan, penghijauan yang terpenting adalah penyadaran bahwa keberadaan sumber air di kawasan hutan wisata alam sangat mempengaruhi keberadaan hutan. yang saat ini masih lestari adalah.

“Keberadaan masyarakat di Desa Tanen yang notabene mengelola lahan eksisting Perhutani juga memanfaatkan sumber air tersebut untuk kebutuhan sehari-hari,” kata Lukman Khakim saat dikonfirmasi, Minggu, 18 Desember 2022.

Jumlah penanaman pohon mulai dari pohon alpukat hingga pohon durian diperoleh dari berbagai instansi. Bibit diperoleh dari Dinas Kehutanan Cabang (CDK) Trenggalek yang wilayahnya sampai ke Tulungagung, PPLH Mangkubumi dan seterusnya.

Menurut pria yang bergerak di bidang peternakan dan pertanian ini, keberadaan hutan alam sangat berpengaruh terhadap keadaan ketidakstabilan tanah. Karena sebagai wilayah desa, Tanen mengalami pergerakan tanah karena ada masanya hutan gundul atau tanamannya kecil.

Tidak hanya itu pernah menyebabkan negara menjadi tidak stabil untuk jangka waktu tertentu karena penjarahan kayu. Namun ia bersyukur, kini hutan tersebut telah tumbuh. Dengan ini, tanah berkurang dalam hal pergerakan tanah.

“Beberapa warga melarikan diri karena ini dan kini telah kembali. Memang tidak layak huni, tapi yang terdampak tetap ingin tinggal di sana,” jelasnya.

Pria yang hobi berenang dan menyanyi ini berharap orang-orang di sekitarnya sadar akan kepedulian terhadap hutan. Di antaranya, otoritas terkait juga dapat lebih memperhatikan keberadaan manusia yang bersinggungan dengan alam.

Tak bisa dipungkiri, menurut Lukman, kondisi ekonomi terkadang menuntut masyarakat yang tinggal di sekitar hutan untuk melakukan tindakan yang tidak baik. Salah satunya adalah penjarahan kayu hutan karena kebutuhan ekonomi yang mendesak.

Karena itu, ia yakin memilih tanaman berupa durian dan alpukat agar masyarakat bisa merasakan manfaatnya di masa depan. Ada keunggulan baik berupa buah yang laku dijual maupun berupa areal hijau.

“Masyarakat bisa merasakan kondisi lingkungan aman dari bencana, kondisi air masih bagus. Dengan demikian kebutuhan masyarakat akan terpenuhi secara memadai dan terjamin kesejahteraannya,” jelasnya.

Pembicaraan aftercare pasca tanam, sesuai kesepakatan, yang mengambil bibit harus meninggalkan foto KTP. Hal ini sebagai bukti bahwa subjek data bersedia melakukan survei lanjutan di kemudian hari.

Selain itu, setelah 3 bulan penanaman, pohon diperiksa kembali kualitas tanaman dan pertumbuhan pohonnya. Apakah tanaman mengalami peningkatan atau kondisi yang memerlukan perlakuan khusus.

“Juga dalam kesepakatan yang menyertainya, berupa pesan-pesan untuk melestarikan tanaman tersebut agar nantinya bisa berbuah dan menghasilkan pendapatan,” pungkasnya.

Sekadar informasi, di kawasan Alam Kanung juga terdapat air terjun. Air terjunnya adalah Grojogan Sewu, namun banyak orang menyebutnya alam alami karena berada di dalam hutan alam.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button