Udjo Reborn, Semangat Saung Angklung Udjo bangkit dari pandemi
bandung –
Saung Angklung Udjo (SAU) kembali bangkit setelah dihantam pandemi. Momen kebangkitan ditandai dengan penampilan Udjo Reborn pada Sabtu 30 Juli 2022.
Bahkan, salah satu wisata edukasi terpenting di Jawa Barat ini cukup janggal di masa pandemi. Meskipun menjual tiket untuk pertunjukan virtual, ancaman penutupan SAU secara permanen telah menjadi topik hangat.
Dalam sambutannya, Ketua SAU Taufik Hidayat Udjo juga menjelaskan keterpurukan yang dialaminya selama pandemi. Sebelum pandemi, SAU menerima hampir 2.000 tamu dan menyelenggarakan lebih dari 3 pertunjukan sehari.
“Kami menerima hampir dua ribu orang sehari sebelum Covid. Tetapi selama Covid itu juga sulit untuk memiliki dua orang sehari. Jadi kami benar-benar harus berpuasa. Kami memikirkan bagaimana nasib teman-teman kami (karyawan SAU). ujar Taufik di Saung Angklung Udjo, Jalan Padasuka 118, Kec. Cibeunying Kidul, Kota Bandung pada Sabtu (30/7/2022).
Humas (Humas) Saung Angklung Udjo, Robby Murfi, 30, menjelaskan bahwa SAU disibukkan dengan laporan yang hampir ditutup. Namun, dalam dua bulan terakhir, permintaan pertunjukan di SAU semakin meningkat. Melalui pernyataan Udjo Reborn, Robby meyakini SAU siap memenuhi beragam kebutuhan budaya, pariwisata, dan seni Jabar.
“Kami ingin membuktikan bahwa Saung Angklung Udjo dapat bertahan dari pandemi dengan semangat dan dukungan dari berbagai kemitraan Saung Angklung Udjo, tidak jatuh terlalu rendah, tidak terlalu dekat,” kata Robby. detikJabar.
 Peluncuran Udjo Reborn, pertanda kebangkitan Saung Angklung Udjo. Foto: Cornelis Jonathan Sopamena |
Robby juga menjelaskan bahwa Udjo Reborn SAU dan beberapa produk baru telah dibentuk dan dikemas dengan baik untuk memenuhi kondisi pasar yang baru. Berbagai asosiasi, pariwisata dan ekosistem budaya telah dibentuk bekerjasama dengan pemerintah untuk menjaga program pendidikan budaya ala Saung Angklung Udjo.
Pertunjukan reguler yang selalu menjadi jiwa SAU kini diberi konsep baru. Salah satu hasil dari pembaharuan produk tersebut adalah Topeng Rusa. Produk ini menampilkan tarian dan dialog jenaka untuk membuat penonton tertawa.
Sejauh ini, SAU harus terus merundingkan harga tiket masuk (HTM) SAU ke depan. Dengan diluncurkannya program ini dan diskusi lainnya dengan berbagai pihak, SAU berharap adanya diskusi dari berbagai sisi ekosistem pariwisata Indonesia, khususnya Jawa Barat. Setelah musyawarah membuahkan hasil, SAU menetapkan HTM.
Siap untuk perubahan
Ternyata penurunan jumlah wisatawan selama pandemi bukan satu-satunya masalah yang dihadapi SAU. Selain kurangnya wisatawan, menurut Robby, terdapat kendala berupa perubahan perilaku konsumen yang semakin beralih ke penggunaan gadget.
“Kendala yang saya hadapi selain pandemi adalah perubahan perilaku. Untuk saluran media komunikasi dalam performance saat ini tidak hanya live (offline), tetapi juga dari channel youtube. Itu sikap kita yang perlu diubah kalau tidak mau mati,” ujarnya.
Ke depan, SAU juga telah menyiapkan teknologi untuk mendukung kegiatan hybrid. Salah satunya adalah dengan mengembangkan SAU di Metaverse. Salah satu yang coba sukses menarik perhatian SAU untuk pengembangan ini adalah RANS Entertainment karya Raffi Ahmad dan Nagita Slavina.
“Untuk hybrid akan kita kembangkan salah satunya dengan metaverse. Nanti akan dibuat culture corner di metaverse, jadi nanti ada Saung Angklung Udjo saat masuk metaverse di sana,” ujar pria berusia 30 tahun itu.
Sebagai penanggung jawab objek wisata dan edukasi tersebut, Robby juga menyampaikan pesan kepada warga Jabar tentang SAU dan pelestarian budaya alat musik angklung.
“Udjo selalu memposisikan diri dengan kreativitas kami untuk menghibur dan memberikan pendidikan. Yang bisa saya katakan adalah saya kutip dari Soekarno, negara yang tidak mengenal budayanya, seperti orang yang tidak tahu siapa dia,” pungkas Robby.
(lezat enak)
Source: www.detik.com
