Titik nol KM Kabupaten Sukabumi masih menjadi tanda tanya jelang HUT ke-152 - WisataHits
Jawa Barat

Titik nol KM Kabupaten Sukabumi masih menjadi tanda tanya jelang HUT ke-152

Sukabumi

Titik nol kilometer atau titik 0 kilometer biasanya menjadi penanda untuk menentukan jarak dari satu kota ke kota lainnya. Di Jawa Barat, banyak kota memiliki penanda ini dalam berbagai bentuk, baik dengan monumen atau tugu peringatan atau bahkan penanda lain yang mencirikan titik jarak.

Namun, kabupaten terbesar kedua di Pulau Jawa ini belum memiliki titik nol kilometer. Diketahui bahwa ibu kota Kabupaten Sukabumi terletak di Palabuhanratu.

Dimana pusat pemerintahan dan pelayanan pemerintahan berada di kota wisata. Namun sampai saat ini tidak ada yang tahu persis di mana titik nol kilometer itu.

Jika mengacu pada standar, titik nol kilometer berada di alun-alun atau lapangan besar di dekat fasilitas umum di pusat kota dan ditandai dengan tugu atau tugu peringatan, atau ada juga situs komersial. Lalu dimanakah titik nol Kabupaten Sukabumi yang akan memasuki usia 152 tahun?

“Eh iya, karena saya tinggal di Palabuhanratu kemudian beralih ke ibu kota kabupaten, saya tidak tahu di mana titik nol daerah ini. Kalau melihat pusat pemerintahan, mungkin di alun-alun dan di sekitar pendopo di tempat ini,” kata Adang Suhendi, warga Palabuhanratu, kepada detikJabar, Selasa (6/9/2022).

Di sekitar Alun-alun Palabuhanratu yang sudah disebutkan warga, sebenarnya terdapat pusat peribadatan, yaitu Masjid Raya Palabuhanratu, Alun-alun dan Setda. Ada gedung Pendopo tepat di seberang alun-alun.

“Saat ditarik, pendopo ini adalah kantor Kawedanan. Cabang administrasi pemerintahan bertanggung jawab atas beberapa kecamatan di bawah kabupaten pada zaman Hindia Belanda. Kalau agak maju (waktu), kantor sekretariat daerah juga RS Palabuhanratu,” kata Adang.

Masalah ketiadaan titik nol ini sudah ada sejak pemindahan ibu kota Kabupaten Sukabumi dari kawasan metropolitan Sukabumi ke Palabuhanratu pada tahun 2000-an.

Saat itu Pegawai Negeri Sipil (PNS) menduduki jabatan resmi di Palabuhanratu. Namun hingga saat ini, beberapa kantor bahkan Pemerintah Kabupaten Sukabumi memiliki bangunan pendopo di kawasan kota Sukabumi.

“Jadi perpindahan dari Sukabumi ke Palabuhanratu pada tahun 2002 ditandai dengan long march seorang pegawai dari Cikembang, Lapang Bojong ke Palabuhanratu. Ada masterplan pusat pemerintahan di Jalan Jajaway,” kata Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika Herdy Somantri. Selasa (9/6/2022) .

Penanda nol kilometer di kaki Gunung Jayanti

Herdy membenarkan bahwa tidak ada tanda titik nol di lokasi tersebut, namun sebuah prasasti Palabuhanratu berukuran besar dengan huruf kapital yang berdiri di kaki Gunung Jayanti merupakan bagian dari tanda titik nol untuk Kabupaten Sukabumi.

“Titik nol kita adalah pusat pemerintahan (perkantoran) yang saat ini sedang dibangun, ditandai dengan prasasti Palabuhanratu. Tidak ditulis dengan titik nol,” kata Herdy.

“Tapi kami akan coba usulkan, mungkin di depan area Lapangan Cangehgar karena akan dekat dengan kompleks kantor Pemkab Sukabumi ke depannya,” lanjutnya.

detikJabar Cek tulisan besar Palabuhanratu di sekitar Gunung Jayanti, Cangehgar. Ironisnya, karena berada di bawah bukit, tulisan yang seharusnya terlihat dari bawah kini terhalang pepohonan.

Di lokasi pembangunan Kompleks Kantor Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Anda juga bisa melihat beberapa tulisan raksasa Palabuhanratu yang diselimuti pepohonan yang rimbun.Di lokasi pembangunan Kompleks Perkantoran Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Anda juga dapat melihat beberapa tulisan Palabuhanratu yang sangat besar yang diselimuti pepohonan yang rimbun. Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar

Sebagai tanda nol, seharusnya aksara besar itu mudah dilihat kemegahannya dari sudut manapun, terutama bagi mereka yang berjalan menuju pusat kantor Pemkab Sukabumi.

“Sebenarnya rekomendasi relokasi (ibu kota kabupaten) itu sudah lama lewat peraturan negara. Jadi rekomendasi pindah itu sudah lama ada, baru terealisasi tahun 2000-an, saat bupatinya Pak Maman Sulaeman dan wakilnya Pak Ucok Haris Maulana Yusuf,” ujarnya.

(Ya ya)

Source: www.detik.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button